BELITUNG RAYABELITUNG RAYA

Just a moment...Just a moment...

Latar belakang: Perawat anak rentan terhadap stres terkait pekerjaan mereka. Hal ini terjadi karena mereka mengurus anak yang mengalami penyakit, tekanan emosi, dan psikologis, sehingga dapat menyebabkan risiko gejala negatif terkait dengan kepuasan kasih sayang, kebosanan, dan stres traumatis sekunder. Kepuasan kasih sayang, kebosanan, dan stres traumatis sekunder memiliki dampak tidak hanya bagi mereka, tetapi juga bagi kualitas perawatan. Tujuan: Untuk mengidentifikasi faktor-faktor terkait dengan kepuasan kasih sayang, kebosanan, dan stres traumatis sekunder pada perawat di unit perawatan anak. Metode: Studi ini adalah studi analitik deskriptif dengan desain cross-sectional. Sampel dalam studi ini adalah 107 perawat anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Indonesia. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling acak proporsional. Data dikumpulkan dari Februari-Maret 2017 menggunakan kuisioner profesional kualitas kehidupan ke-5. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square, Mann-Whitney, dan regresi ordinal. Hasil: 44,9% perawat memiliki kepuasan kasih sayang sedang, 52,3% perawat memiliki kebosanan sedang, dan 43% memiliki stres traumatis sekunder sedang. Unit kerja memiliki p <0,05 dan nilai β 0,945, menunjukkan bahwa unit kerja memiliki korelasi yang signifikan dengan stres traumatis sekunder. Usia, posisi kerja, jenis kelamin, status perkawinan, hubungan interpersonal dengan rekan dan atasan, kepuasan gaji, dan jam kerja rata-rata memiliki p >0,05, yang menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut tidak memiliki korelasi dengan kepuasan kasih sayang, kebosanan, dan stres traumatis sekunder. Kesimpulan: Unit kerja adalah satu-satunya faktor terkait dengan stres traumatis sekunder perawat di unit perawatan anak dan tidak ada faktor terkait dengan kepuasan kasih sayang dan kebosanan.

Studi ini menemukan bahwa mayoritas perawat di unit perawatan anak di RSUP Dr.Sardjito memiliki tingkat kepuasan kasih sayang, kebosanan, dan stres traumatis sekunder yang sedang.Unit kerja adalah satu-satunya faktor yang signifikan terkait dengan stres traumatis sekunder, sementara tidak ada faktor yang signifikan terkait dengan kepuasan kasih sayang dan kebosanan.Hasil ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja, terutama interaksi dengan pasien dan keluarga, mempengaruhi stres traumatis sekunder pada perawat.

Penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk mengevaluasi dampak intervensi psikososial pada perawat anak untuk mengurangi stres traumatis sekunder. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana hubungan interpersonal dengan rekan dan atasan dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kepuasan kasih sayang dan mengurangi kebosanan. Terakhir, penelitian dapat dilakukan untuk membandingkan tingkat stres traumatis sekunder antara perawat di unit perawatan anak dengan perawat di unit lain untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi stres tersebut secara lebih holistik. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang cara meningkatkan kualitas kehidupan profesional perawat anak dan mengurangi dampak negatif dari stres kerja.

Read online
File size505.22 KB
Pages8
Short Linkhttps://juris.id/p-1lB
DMCAReport

Related /

ads-block-test