UIN Ar-RaniryUIN Ar-Raniry

Jurnal Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum IslamJurnal Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam

Mengerik noda haid merupakan suatu bentuk perintah untuk membersihkan pakaian bagi perempuan yang terdapat pada hukum Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi hukum mengerik noda haid pada perempuan menurut pandangan ulama dan intelektual di Sulawesi Selatan dalam perspektif ilmu maāni-ḥadīṣ. Penelitian tersebut merupakan penelitian pustaka yang tergolong sebagai penelitian kualitatif dengan pendekatan ilmu maāni-ḥadīṣ. Data mengacu pada hadis-hadis yang menjelaskan tentang mengerik noda haid sebagaimana dimuat dalam kitab-kitab hadis. Wawancara dilakukan untuk menambah perspektif dari para ulama dan intelektual di Sulawesi Selatan. Hasil ini menunjukkan bahwa analisis hadis secara kontekstual memunculkan pemahaman bahwa adanya perintah untuk membersihkan pakaian yang terkena darah haid. Pembersihan darah haid tersebut dilakukan dengan cara mengerik bekas noda yang melekat pada kain. Menurut para ulama dan intelektual Sulawesi Selatan memahami secara kontekstual hadis yang berkaitan dengan mengerik noda haid tersebut mengindikasikan bahwa boleh menggunakan bahan-bahan pembersih, seperti detergen sebagai bentuk memaksimal upaya pembersihan noda atau darah haid yang melekat pada kain. Selanjutnya, jika noda tersebut tidak dapat dihilangkan, maka kain atau pakaian tersebut dapat digunakan untuk salat dan merupakan bentuk keringanan berkaitan dengan ibadah. Dalam konteks ilmu maāni-ḥadīṣ, pemahaman tekstual akan melahirkan karakter hukum yang kaku yang berpotensi mereduksi pesan universal hadis, sementara pendekatan yang kontekstual mampu menghadirkan nilai substantif yang tetap hidup di tengah masyarakat modern.

Hadis tentang mengerik noda haid mengandung perintah wajib membersihkan pakaian yang terkena darah haid, namun juga memberikan keringanan apabila noda tetap tersisa setelah upaya pembersihan maksimal.Ulama dan intelektual di Sulawesi Selatan menafsirkan hadis ini secara kontekstual, sehingga penggunaan bahan pembersih modern seperti deterjen dianggap sah sebagai upaya memaksimalkan kebersihan.Pendekatan tekstual yang kaku berpotensi mempersempit pesan universal hadis, sedangkan pendekatan kontekstual melalui maānī al-ḥadīth mempertahankan relevansi hukum Islam dalam konteks modern.

Penelitian lanjutan dapat mengkaji bagaimana penggunaan teknologi pencuci modern seperti mesin cuci dan deterjen berbasis enzim memengaruhi persepsi masyarakat Muslim terhadap kesucian pakaian setelah haid, dengan membandingkan pandangan ulama di berbagai wilayah Indonesia. Selain itu, penting untuk meneliti dampak psikologis dan sosial dari ketidakpastian dalam pembersihan noda haid terhadap partisipasi perempuan dalam ibadah, terutama di komunitas yang masih sangat mengutamakan bentuk fisik pembersihan. Terakhir, studi interdisipliner dapat dilakukan untuk menggabungkan perspektif hukum Islam, ilmu sanitasi, dan psikologi komunitas guna merumuskan panduan praktis berbasis bukti yang menjembatani antara ajaran agama dan kenyamanan hidup modern, sehingga perempuan tidak merasa bersalah atau takut beribadah hanya karena noda kecil yang tak terhapuskan meski sudah dibersihkan secara optimal.

  1. INDONESIAN HADITH SCHOLARS’ CONTRIBUTION TO THE ESTABLISHMENT OF HADITH AUTHORITY IN MALAY ARCHIPELAGO... jiis.uinsby.ac.id/index.php/JIIs/article/view/30818INDONESIAN HADITH SCHOLARSAo CONTRIBUTION TO THE ESTABLISHMENT OF HADITH AUTHORITY IN MALAY ARCHIPELAGO jiis uinsby ac index php JIIs article view 30818
  2. Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an dan Hadis. hadith sadaqah social empowerment research berkah tradition... doi.org/10.14421/qh.2022.2301-04Jurnal Studi Ilmu ilmu Al Quran dan Hadis hadith sadaqah social empowerment research berkah tradition doi 10 14421 qh 2022 2301 04
  3. FLEKSIBILITAS HUKUM FIQH DALAM MERESPONS PERUBAHAN ZAMAN | Jurnal Al-Nadhair. fiqh merespons perubahan... doi.org/10.61433/alnadhair.v1i01.7FLEKSIBILITAS HUKUM FIQH DALAM MERESPONS PERUBAHAN ZAMAN Jurnal Al Nadhair fiqh merespons perubahan doi 10 61433 alnadhair v1i01 7
  4. METODE IMAM ASY-SYAUKANI DALAM MENYUSUN KITAB NAILUL AUTAR SYARH MUNTAQAL-AKHBAR | Rizal | Studi Multidisipliner:... jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/multd/article/view/1113METODE IMAM ASY SYAUKANI DALAM MENYUSUN KITAB NAILUL AUTAR SYARH MUNTAQAL AKHBAR Rizal Studi Multidisipliner jurnal iain padangsidimpuan ac index php multd article view 1113
File size743.96 KB
Pages22
DMCAReportReport

ads-block-test