UINSATUUINSATU

Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu KeislamanEpistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman

Melalui Islam Observed: Religious Developments in Morocco and Indonesia pada tahun 1968, seorang antropolog Amerika Clifford Geertz (1926-2006) mengetengahkan perbandingan masyarakat Muslim dalam agenda riset. Sepengetahuan saya mengenai Islam di Indonesia, yang mengejutkan dalam pembahasan bukunya, Geertz sama sekali tidak mengulas secara dalam dimensi politik agama. Tentu bagi sarjana pengkaji Islam di Indonesia, hal tersebut lebih mengejutkan lagi sebab pada periode Geertz melakukan studi lapangannya di Jawa pada tahun 1953-1954, manifestasi Islam politik kerap muncul. Ia tidak saja mengamati manifestasi Islam politik tersebut, namun juga menuliskannya dalam bukunya The Religion of Java di tahun 1960. Artikel ini akan mengulas mengapa Geertz tidak memberi perhatian penting terhadap Islam politik dalam analisis studi budaya masyarakat Muslim and konsep Islam dan agama seperti apa yang dia gunakan dalam analisisnya.

Clifford Geertz, sebagai anak zaman 1950-1960-an, memandang agama sebagai kumpulan simbol yang pengaruhnya akan menurun di ranah publik akibat sekularisasi.Ia meremehkan potensi Islam politik meski menyaksikan manifestasinya selama penelitian lapangannya di Jawa.Studi sistematis tentang pandangan sarjana masa itu terhadap masa depan Islam dapat memberikan wawasan lebih dalam.

Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi bagaimana pandangan sarjana pada era 1950-1960-an tentang evolusi agama di dunia Muslim memengaruhi kajian antropologi saat ini, misalnya dengan melacak pengembangan konsep-konsep seperti santri dan abangan di Indonesia pasca-Geertz. Kajian mendalam tentang seberapa akurat ramalan sekularisasi Geertz dalam narasi sosial Muslim dapat menjadi fokus, terutama dalam menghubungkan pengalaman politik Islam di Asia Tenggara dengan jejak kolonial yang ditinggalkan. Penjelajahan intertekstualitas antara karya Geertz dan pemikir modern seperti Talal Asad bisa membuka pertanyaan baru tentang bagaimana representasi antropolog Barat membentuk pemahaman global terhadap Islam politik di era digital. Penelitian komparatif antar wilayah Muslim yang mempertimbangkan dimensi praktis agama, bukan hanya simbolnya, akan memperkaya analisis tentang dinamika keagamaan dalam konteks modernisasi dan konflik sosial. Hal ini penting untuk memahami mengapa potensi politik Islam sering kali dianggap perifer oleh para pengamat awal. Dengan mengintegrasikan data lapangan baru dan kritik kontemporer, kita dapat menciptakan kerangka analisis yang lebih inklusif untuk melihat bagaimana manifestasi agama politik berkembang dari masa lalu ke masa kini. Kajian semacam ini tidak hanya melengkapi keterbatasan kerja Geertz, tetapi juga memberikan alternatif bagi studi masa depan yang lebih holistik. Arah penelitian ini bisa dimulai dengan pertanyaan seperti, Apakah konsep agama sebagai sistem simbolik benar-benar membantu memahami peran Islam di politik global abad ke-21? Selain itu, eksplorasi tentang bagaimana manifestasi Islam politik yang diamati Geertz di Jawa 1950-an berkorelasi dengan kebangkitan gerakan serupa di negara-negara Timur Tengah saat ini dapat menjawab kesenjangan historis. Penelitian ini setidaknya minimal 150 kata untuk mendalam.

  1. #politik islam#politik islam
  2. #salafiyah islam politik#salafiyah islam politik
Read online
File size1.01 MB
Pages14
DMCAReport

Related /

ads-block-test