Publisher

SCADINDEPENDENTSCADINDEPENDENT

Journal Jurnal Ilmiah PeuradeunJurnal Ilmiah Peuradeun Abstract

Penelitian ini meneliti peran dan strategi ulama dalam komunikasi politik selama pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Mandailing Natal, Indonesia—daerah di mana otoritas agama memainkan peran sentral dalam membentuk perilaku politik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, memanfaatkan wawancara mendalam yang dipilih secara sengaja berdasarkan keterlibatan aktif mereka di lanskap politik lokal. Selain itu, pengamatan dan dokumentasi juga digunakan sebagai sumber data. Data dianalisis secara tematik menggunakan perangkat lunak NVivo 12 Plus. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ulama, sebagai tokoh agama yang terpercaya, menyampaikan pesan politik melalui forum agama tradisional seperti majelis taklim dan khutbah Jumat, serta melalui platform digital seperti WhatsApp dan Facebook. Pesan-pesan ini, yang berakar pada nilai-nilai Islam, menekankan integritas kepemimpinan, keadilan, dan tanggung jawab sipil. Strategi komunikasi ulama, yang mencampurkan otoritas agama dengan simbolisme budaya, secara signifikan memengaruhi persepsi dan partisipasi pemilih. Penelitian ini juga menyoroti risiko polarisasi sosial ketika ulama bertindak sebagai tokoh partisan. Penelitian ini berkontribusi pada literatur yang berkembang tentang agama dan politik dengan memberikan wawah tentang dimensi simbolik dan praktis komunikasi politik berbasis iman di konteks mayoritas Muslim. Hal ini juga menegaskan pentingnya batasan etis untuk memastikan bahwa kepemimpinan agama memperkuat keterlibatan demokratis daripada merusak kohesi sosial.

Conclusion

Penelitian ini menekankan peran signifikan ulama sebagai aktor berpengaruh dalam komunikasi politik selama Pilkada di Kabupaten Mandailing Natal.Dengan menggunakan teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead, temuan menunjukkan bahwa ulama membangun makna politik melalui simbol agama, naratif budaya, dan interaksi berkelanjutan dengan masyarakat, sehingga mendorong partisipasi demokratis berbasis nilai-nilai moral.Namun, risiko polarisasi muncul ketika ulama bertindak sebagai tokoh partisan, sehingga perlu kehati-hatian dalam menjaga netralitas untuk mendukung kohesi sosial.

Future Research

Berdasarkan temuan penelitian tentang peran ulama dalam komunikasi politik di Mandailing Natal, ada peluang besar untuk penelitian lanjutan yang lebih luas. Misalnya, bagaimana jika kita mengeksplorasi bagaimana tokoh agama wanita bisa ikut serta dalam membentuk opini politik di daerah lain di Indonesia, dengan mengajukan pertanyaan seperti apakah wanita ulama dapat mengurangi polarisasi gender dalam pemilu? Kemudian, kita bisa memperbaiki saran dari paper ini tentang eksplorasi fenomena serupa di konteks budaya berbeda, misalnya dengan arah studi bandingan antara Mandailing Natal dan daerah pesisir di Jawa, untuk melihat apakah strategi komunikasi ulama di lingkungan pesisir lebih difokuskan pada masalah ekonomi laut daripada integritas kepemimpinan. Akhirnya, sebagai pengembangan ide tentang peran kaum muda, penelitian baru bisa menggabungkan metode kualitatif dengan survei kuantitatif untuk bertanya apakah ulama dapat menggunakan media digital seperti TikTok untuk menarik generasi muda yang lebih akrab dengan konten singkat, sehingga meningkatkan partisipasi pemilih di kalangan remaja hingga 30 tahun. Dengan mempertimbangkan saran paper tentang keragaman geografis dan populasi muda, serta keterbatasan metode hanya kualitatif, ide penelitian ini akan membantu menetapkan bagaimana ulama dapat berperan lebih adaptif dalam demokrasi modern di Indonesia.

References

1. Leveraging Peer‐to‐Peer Connections to Increase Voter Participation in Local Elections... doi.org/10.1111/polp.12297Leveraging PeeryAAAatoyAAAaPeer Connections to Increase Voter Participation in Local Elections doi 10 1111 polp 12297
2. Full article: Reformasi Reversal: Structural Drivers of Democratic Decline In Jokowi’s Middle-Income... tandfonline.com/doi/full/10.1080/00074918.2023.2286020Full article Reformasi Reversal Structural Drivers of Democratic Decline In JokowiyAAAos Middle Income tandfonline doi full 10 1080 00074918 2023 2286020
3. One moment, please.... moment please wait request verified journal.contrariusactus.com/index.php/JSDERI/article/view/25One moment please moment please wait request verified journal contrariusactus index php JSDERI article view 25
4. One moment, please.... moment please wait request verified journal.scadindependent.org/index.php/jipeuradeun/article/view/1479One moment please moment please wait request verified journal scadindependent index php jipeuradeun article view 1479
5. The Democratic Anomaly in 2020 Regional Head Elections (PILKADA) with a Single Candidate in Semarang... journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpi/article/view/40403The Democratic Anomaly in 2020 Regional Head Elections PILKADA with a Single Candidate in Semarang journal unnes ac nju index php jpi article view 40403

Subjects

1. #quraoan muttaqin moh#quraoan muttaqin moh
2. #dimensi moral#dimensi moral

Metadata

File size	489.06 KB
Pages	28
Short Link	https://juris.id/p-bZ
Lookup Links	Google ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCA	Report