UPIUPI

Indonesian Journal of Science and TechnologyIndonesian Journal of Science and Technology

Kemampuan spasial merupakan keterampilan penting dalam pendidikan modern, setara dengan kemampuan bahasa dan komputasi. Namun, definisi dan kategorisasi kemampuan spasial masih belum jelas, sehingga memerlukan pengembangan lebih lanjut dalam praktik penilaian dan penelitian. Faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan spasial masih sedang dieksplorasi, dan penilaian di berbagai budaya dan latar belakang perlu penyempurnaan. Hasil menunjukkan korelasi signifikan antara kemampuan visualisasi spasial, jenis kelamin, dan jurusan, dengan pria dan jurusan STEM memperoleh skor lebih tinggi. Faktor lain, seperti pengalaman spasial sebelumnya siswa, tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. Temuan ini membantu mengidentifikasi dan mengevaluasi tingkat kemampuan visualisasi spasial siswa, membimbing desain kursus pemikiran spasial, dan mendukung pengajaran yang berbeda-bedakan. Penilaian ini juga berfungsi sebagai ukuran untuk melacak perubahan kemampuan visualisasi spasial siswa sebelum dan setelah kursus.

Studi ini mengevaluasi kemampuan visualisasi spasial mahasiswa Cina yang akan mengambil kursus 3D Modelling and Printing melalui survei demografis dan tes.Hasil menunjukkan tes efektif mengukur kemampuan dengan perbedaan signifikan berdasarkan jenis kelamin dan jurusan, namun tidak faktor lain.Skor pria lebih tinggi dari wanita, jurusan STEM lebih baik dari non-STEM, waktu tes pria lebih cepat, dengan korelasi positif antara skor dan waktu tes.

Sebagai langkah lanjutan dari penelitian ini, penting untuk mengembangkan sebuah studi yang mengeksplorasi peran motivasi dan IQ dalam memengaruhi kemampuan visualisasi spasial siswa di berbagai budaya, menggunakan survei yang lebih tepat dan tes tambahan seperti MRT untuk melihat sub-faktor kemampuan spasial secara mendalam. Studi kedua bisa fokus pada revisi format tes online dengan elemen interaktif 3D untuk mengurangi kebetulan jawaban, sambil mengukur perubahan kemampuan siswa sebelum dan sesudah intervensi kursus pemikiran spasial yang disesuaikan dengan jurusan STEM dan non-STEM. Ketiga, penelitian masa depan dapat menyelidiki hubungan antara pelatihan video game virtual reality sebagai latihan kemampuan spasial dalam pendidikan matematika dan teknik, dengan membandingkan hasil antara mahasiswa pria dan wanita di lingkungan yang lebih beragam secara geografis untuk mengatasi keterbatasan sampel saat ini. Dengan pendekatan ini, kita bisa memahami lebih baik bagaimana faktor eksternal seperti lingkungan kelas dan internal seperti gender berinteraksi, serta bagaimana pengembangan alat penilaian yang lebih akurat dapat mendukung pendidikan STEM secara inklusif. Saran ini berbasis pada temuan perbedaan gender yang signifikan dan ketidakberkorelasi faktorfaktor lain, sehingga mendorong inovasi pedagogi yang melibatkan teknologi untuk meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas belajar. Pada akhirnya, penelitian lanjutan ini akan membantu mengatasi bias budaya dalam tes spasial dan memperkuat integrasi tema SRK dalam kurikulum sekolah.

File size1.01 MB
Pages34
DMCAReportReport

ads-block-test