LAPANLAPAN

Jurnal Teknologi DirgantaraJurnal Teknologi Dirgantara

Mikrosatelit-SAR LAPAN merupakan satelit mikro pertama LAPAN yang sedang dikembangkan dan direncanakan membawa muatan Synthetic Aperture Radar (SAR). Berbeda dengan satelit optis yang telah dikembangkan, mikrosatelit-SAR LAPAN membutuhkan daya listrik yang lebih besar. Panel surya dibutuhkan untuk mengubah radiasi sinar matahari menjadi energi listrik yang digunakan oleh seluruh subsistem satelit sebagai energi untuk menjalankan fungsinya. Semakin besar luasan panel surya, semakin besar pula energi yang didapatkan. Sel surya harus berada pada suhu kerjanya, apabila terjadi panas yang berlebih maka akan mengalami penurunan efisiensi. Bila terjadi penurunan efisiensi pada solar cell, maka akan berdampak pada penurunan daya yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan desain termal pasif pada panel surya untuk menjaga suhu sesuai dengan suhu kerjanya. Perhitungan dilakukan terhadap suhu panel surya dengan berbagai nilai termo optik pada permukaan depan dan belakang menggunakan metoda analisis satu nodal. Berdasarkan hasil kalkulasi dari semua disain sistem kontrol termal pasif pada studi ini menunjukkan bahwa, Desain-5 dengan permukaan akhir menggunakan Chemglaze A276 white paint (α=0.24, ε=0.9) pada permukaan depan dan permukaan belakang panel surya yang dapat dibentangkan adalah desain kontrol termal yang lebih baik dari Desain-1, 2, 3, dan 4 sehingga dapat digunakan pada panel surya yang dapat dibentangkan mikrosatelit-SAR LAPAN.

Nilai termo-optikal permukaan dan parameter orbit sangat memengaruhi suhu panel surya, dengan Desain-5 menggunakan Chemglaze A276 white paint terbukti sebagai desain kontrol termal pasif paling optimal.Pada kondisi kasus panas terburuk, semua desain memenuhi batas suhu kerja, sementara pada kasus dingin terburuk, semua desain melebihi batas, meskipun Desain-1, 4, dan 5 menunjukkan hasil yang paling mendekati.Analisis menunjukkan bahwa suhu pada kasus panas sangat dipengaruhi oleh nilai absorptivitas dan emisivitas permukaan, sedangkan pada kasus dingin, nilai emisivitas permukaan belakang menjadi faktor dominan.

Penelitian berikutnya dapat difokuskan pada pengembangan sistem kontrol termal yang lebih canggih untuk mengatasi masalah signifikan, yaitu suhu panel surya yang jatuh di bawah batas aman pada kondisi dingin terburuk. Sebuah studi dapat menyelidiki efektivitas dari integrasi sistem kontrol termal pasif yang sudah ada dengan elemen aktif seperti pemanas kecil (heater) yang diatur secara otomatis untuk menjaga suhu panel agar tetap berada dalam kisaran kerja ideal selama periode eclipse tanpa mengonsumsi terlalu banyak daya. Di samping itu, untuk meningkatkan akurasi prediksi suhu, penelitian lanjutan sebaiknya membandingkan hasil dari metode satu nodal dengan pendekatan multi-nodal yang lebih detail untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang distribusi panas di seluruh panel, yang tidak dapat ditangkap oleh model sederhana. Penelitian ini juga membuka peluang untuk mengeksplorasi material atau lapisan permukaan baru yang memiliki rasio sifat termal jauh lebih unggul, guna mencapai desain kontrol termal pasif yang optimal tanpa perlu menambah kompleksitas sistem dengan komponen aktif.

Read online
File size4.01 MB
Pages12
DMCAReport

Related /

ads-block-test