UIN WALISONGOUIN WALISONGO

Psikohumaniora: Jurnal Penelitian PsikologiPsikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi

Pasangan yang telah menikah menemui berbagai tantangan dalam kehidupan pernikahan, dan perceraian menjadi salah satu ancaman jalan akhir suatu relasi. Resiliensi pasangan adalah proses pasangan mengelola tantangan pernikahan melalui perilaku positif dalam relasi (positive relationship behavior). Studi ini meneliti resiliensi pasangan dengan menyertakan perilaku negatif dalam relasi serta melakukan kajian terhadap efek interaksi di antara pasangan. Tiga ratus pasangan yang tinggal di Bali, Indonesia (usia pernikahan antara 1-10 tahun) menjadi partisipan dengan melaporkan perilaku positif dan negatif, dan luaran dari relasi pasangan (kepuasan pernikahan, kesejahteraan emosi, dan status kesehatan secara umum). Alat ukur dalam penelitian ini adalah Couple Resilience Inventory, Satisfaction with Married Life Scale, dan 36-item Short-Form Health Survey. Analisis kesesuaian model menunjukkan bahwa perilaku dalam relasi tidak memprediksi luaran tersebut, dan tidak ada efek interaksi antar pasangan. Akan tetapi, perilaku positif menunjukkan tingkat probabilitas yang lebih tinggi dalam memprediksikan kepuasan pernikahan khususnya pada istri (β = 0,271; β = 0,403; p < 0,001). Implikasi temuan ini adalah saran praktis bagi penelitian resiliensi pasangan di masa mendatang untuk menerapkan pendekatan longitudinal yang mengukur luaran dari resiliensi secara berulang.

Studi ini menyimpulkan bahwa resiliensi pasangan mengacu pada perilaku hubungan positif yang membantu pasangan mencapai hasil atau adaptasi positif.Perilaku ini secara khusus mengarah pada probabilitas yang lebih tinggi bagi pasangan untuk mencapai tingkat kepuasan pernikahan yang lebih tinggi, terutama pada istri atau perempuan.Namun, masalah krusial untuk pengembangan resiliensi pasangan di masa depan adalah mengamati dinamika pasangan dari waktu ke waktu.

Mengingat bahwa studi ini dilakukan di Bali dan menyoroti pentingnya perilaku positif pasangan dalam mencapai kepuasan pernikahan, penelitian selanjutnya dapat menggali lebih dalam peran konteks budaya lokal yang unik dalam membentuk resiliensi pasangan. Bagaimana nilai-nilai tradisional, praktik sosial, atau sistem dukungan komunal di masyarakat Bali secara spesifik memengaruhi cara pasangan menghadapi tantangan pernikahan dan mengembangkan perilaku relasional positif, terutama ketika menghadapi alasan lunak perceraian seperti yang disebutkan dalam pendahuluan? Ini bisa menjadi studi etnografi atau kualitatif yang mendalam. Selain itu, temuan bahwa perilaku negatif tidak memprediksi luaran resiliensi menimbulkan pertanyaan penting. Penelitian di masa depan dapat menyelidiki lebih lanjut mengenai *dinamika* perilaku negatif ini; apakah ketiadaan perilaku negatif yang menjadi kunci, atau justru kemampuan pasangan untuk secara efektif mengelola dan mengubah interaksi negatif menjadi peluang pertumbuhan yang membedakan pasangan yang resilien dari yang tidak? Hal ini bisa dieksplorasi melalui studi kasus longitudinal yang berfokus pada peristiwa stres spesifik dalam pernikahan. Terakhir, dengan adanya perbedaan signifikan dalam kekuatan prediksi perilaku positif terhadap kepuasan pernikahan istri dibandingkan suami, studi lanjutan dapat meneliti secara spesifik mekanisme di balik perbedaan gender ini. Pola komunikasi dyadic atau proses pembentukan makna bersama seperti apa yang khas pada pasangan di Indonesia, khususnya Bali, yang mungkin menjelaskan mengapa perilaku positif istri memiliki pengaruh yang lebih besar pada kepuasan pernikahan mereka, dan bagaimana hal ini secara kolektif berkontribusi pada resiliensi pernikahan secara keseluruhan?.

  1. 0. loading doi.org/10.1093/bjsw/bcl3430 loading doi 10 1093 bjsw bcl343
  2. Medicine. medicine journals.lww.com/md-journal/fulltext/2015/03020/coping_strategies_for_health_and_daily_life.5.aspxMedicine medicine journals lww md journal fulltext 2015 03020 coping strategies for health and daily life 5 aspx
  3. Validity of short form 36 (SF-36) Indonesian version on rheumatoid arthritis patients | JKKI : Jurnal... doi.org/10.20885/JKKI.Vol7.Iss3.art2Validity of short form 36 SF 36 Indonesian version on rheumatoid arthritis patients JKKI Jurnal doi 10 20885 JKKI Vol7 Iss3 art2
  1. #kepuasan pernikahan#kepuasan pernikahan
Read online
File size423.51 KB
Pages20
DMCAReport

Related /

ads-block-test