ALJAMIAHALJAMIAH

Al-Jami'ah: Journal of Islamic StudiesAl-Jami'ah: Journal of Islamic Studies

Artikel ini mendiskusikan tentang struktur epistemologi tafsir Fayḍ al-Raḥmān karya Ṣāliḥ Darat. Kitab tersebut merupakan satu-satu kitab tafsir berbahasa Jawa dengan corak tafsir sufi isyari. Namun demikian, selama ini belum ada riset-riset terdahulu yang mengkaji tentang isu epistemologi tafsirnya. Padahal, dengan mengkaji epistemologinya, kita akan memahami struktur fundamental pemikirannya. Dengan pendekatan historis-filosofis, artikel ini berargumen bahwa epistemologi tafsir Fayḍ al-Raḥmān mencerminkan epistemologi irfāni (illuminasi) dengan corak tafsir sufi isyari. Ketika menafsirkan al-Quran, Ṣāliḥ Darat tidak hanya menjelaskan dimensi makna zahir ayat, tetapi juga makna batinnya. Baginya, relasi keduanya tidak dapat dipisahkan, ibarat tubuh dan ruh. Sehingga, penafsiran al-Quran menjadi lebih hidup dan mendalam. Penafsiran yang ideal ialah manakala mampu menangkap kedua makna tersebut secara sinergis. Dengan corak tafsir sufi isyari, Ṣāliḥ Darat sebenarnya ingin mendamaikan konflik epistemik antara kaum fuqaha yang hanya berorietasi pada makna zahir dan kaum sufi yang hanya berorientasi pada makna batin. Di sisi lain, penggunaan tulisan Arab-Pegon dalam kitab tafsirnya merefleksikan peneguhan identitas kultural Jawa bahwa tafsir berbahasa Jawa memiliki otoritas yang sama dengan tafsir-tafsir yang berbahasa Arab. Hal ini juga merupakan strategi kebudayaan untuk melawan kolonialisme Belanda yang ketika itu menginstruksikan agar menggunakan tulisan laitin dalam birokrasi dan surat-menyurat.

Fayḍ al-Raḥmān karya Ṣāliḥ Darat merupakan tafsir yang menggabungkan makna tekstual dan esoteris Al-Quran, ditulis dalam aksara Arab-Pegon sebagai bentuk vernakularisasi dan perlawanan budaya terhadap kolonialisme.Epistemologi tafsir ini bersumber dari tradisi interpretasi Quran, hadis, serta pandangan ulama terdahulu, dengan menggunakan metode analitis yang memperhitungkan konteks wahyu, struktur linguistik, dan koherensi, lalu diakhiri dengan penjelasan makna isyari melalui qiyas irfāni.Interpretasi esoteris Fayḍ al-Raḥmān terbukti valid karena tidak bertentangan dengan makna tekstual atau syariah, melainkan justru menjembatani dimensi lahir dan batin Islam, selaras dengan pemikiran al-Ghazali.

Penelitian ini telah berhasil menguraikan struktur epistemologi Tafsir Fayḍ al-Raḥmān, namun masih banyak aspek lain yang menarik untuk dikaji lebih lanjut demi memperkaya pemahaman kita. Mengingat bahwa Fayḍ al-Raḥmān tergolong kurang populer dibandingkan tafsir Jawa lainnya seperti Tafsir Al-Ibrīz atau Tafsir Al-Hudā, akan sangat bermanfaat untuk melakukan studi komparatif mendalam. Penelitian dapat menyoroti perbedaan metodologi, corak penafsiran, dan relevansi sosial Fayḍ al-Raḥmān dengan tafsir-tafsir yang lebih dikenal tersebut, serta menganalisis faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi tingkat penerimaan masyarakat dan pesantren di masa lalu maupun kini. Selain itu, aspek linguistik dalam penggunaan aksara Arab-Pegon pada Fayḍ al-Raḥmān juga menawarkan potensi penelitian yang belum sepenuhnya tergali. Bagaimana interaksi antara bahasa Arab dan Jawa dalam penulisan pegon secara spesifik membentuk konstruksi makna dan mempengaruhi pemahaman pembaca Jawa, terutama dalam konteks penafsiran esoteris? Hal ini bisa menjadi pertanyaan penelitian baru yang mengeksplorasi semiotika budaya dan linguistik dalam tafsir tersebut. Lebih jauh lagi, meskipun disinggung bahwa Ṣāliḥ Darat memiliki pengaruh besar terhadap tokoh-tokoh pergerakan seperti Kiai Hasyim Asyari, Kiai Ahmad Dahlan, dan R.A. Kartini, belum ada kajian spesifik yang menguraikan secara detail bagaimana pemikiran atau interpretasi dari Fayḍ al-Raḥmān ini secara langsung membentuk atau memperkuat ide-ide mereka, baik dalam konteks nasionalisme maupun reformasi sosial. Oleh karena itu, penelitian di masa mendatang dapat menelusuri jejak-jejak pengaruh konkret tafsir ini dalam pemikiran tokoh-tokoh kunci tersebut, untuk melihat relevansi historis dan dampak transformatifnya secara lebih jelas.

  1. The Dutch Colonial Policy on Islam: Reading the Intellectual Journey of Snouck Hurgronje | Burhanudin... doi.org/10.14421/ajis.2014.521.25-58The Dutch Colonial Policy on Islam Reading the Intellectual Journey of Snouck Hurgronje Burhanudin doi 10 14421 ajis 2014 521 25 58
  2. The Epistemology of Javanese Qur’anic Exegesis: A Study of Ṣāliḥ Darat’s Fayḍ al-Raḥmān... aljamiah.or.id/index.php/AJIS/article/view/55205The Epistemology of Javanese QurAoanic Exegesis A Study of Aliu DaratAos Fays al RaumAn aljamiah index php AJIS article view 55205
  1. #chatbot tafsir al#chatbot tafsir al
  2. #tafsir al quran#tafsir al quran
Read online
File size704.28 KB
Pages34
DMCAReport

Related /

ads-block-test