ALJAMIAHALJAMIAH

Al-Jami'ah: Journal of Islamic StudiesAl-Jami'ah: Journal of Islamic Studies

Artikel ini membahas peminggiran figur Islam tradisional di Jawa yang dikenal dengan sebutan modin. Figur ini sebenarnya mempunyai potensi dan peluang besar untuk menandingi perkembangan kelompok Islam yang menyebarkan ideologi intoleran. Artikel ini ditulis berdasarkan riset lapangan di Desa Sidoluhur, Godean, Yogyakarta, dengan melakukan wawancara mendalam terhadap tujuh belas informan meliputi modin, perangkat desa, pengurus masjid, dan jamaah masjid. Penelitian ini menunjukkan bahwa modin mempunyai kontribusi penting dalam meredam ketegangan umat di tingkat dusun. Ia berperan dalam melestarikan praktik Islam lokal sekaligus menyaring ideologi intoleran dalam masyarakat. Adanya kontestasi di antara modin yang berasal dari kelompok yang berbeda perlu menjadi pertimbangan untuk memaksimalkan peran modin di masyarakat dalam menandingi ideologi intoleran yang diusung oleh kelompok Islam transnasional.

Keterlibatan modin sangat penting dalam menyaring pemahaman radikal dan intoleran yang disebarkan kelompok Islam transnasional, khususnya Salafi, mengingat kelompok-kelompok tersebut menargetkan praktik Islam lokal.Modin memiliki posisi sosial khusus, interaksi intens dengan komunitas, dan pemahaman mendalam tentang dinamika lokal, menjadikannya agen yang efektif dalam program deradikalisasi.Dengan mereinterpretasi makna tradisi Islam lokal, modin dapat membangun kesadaran di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk melestarikan identitas Islam lokal dan melindungi komunitas dari ideologi intoleran.

Penelitian ini menyoroti pentingnya peran modin dalam mempertahankan tradisi lokal dan menanggulangi ideologi intoleran, namun juga mengindikasikan adanya tantangan seperti masalah regenerasi dan kurangnya pemahaman generasi muda terhadap simbol-simbol dalam ritual. Oleh karena itu, penelitian lanjutan sangat dibutuhkan untuk mengeksplorasi strategi konkret dalam merevitalisasi peran modin di masyarakat modern. Pertama, perlu dikaji secara mendalam bagaimana program regenerasi modin dapat dirancang secara efektif, termasuk model pelatihan teologis dan sosial yang relevan untuk menarik generasi muda agar bersedia mengambil peran ini, serta bagaimana memastikan mereka memiliki kapabilitas untuk menafsirkan ulang tradisi secara kontekstual di tengah gempuran pemahaman puritan. Kedua, studi di masa depan dapat meneliti dampak reinterpretasi makna-makna simbolis dalam tradisi lokal terhadap peningkatan keterlibatan dan ketahanan generasi muda terhadap narasi intoleran; penelitian ini bisa mengidentifikasi metode komunikasi dan platform apa saja yang paling efektif dalam menyampaikan pesan-pesan moderasi tersebut. Ketiga, mengingat konteks lokalitas sangat memengaruhi dinamika keagamaan, riset komparatif lintas wilayah di Jawa atau bahkan Indonesia dapat dilakukan untuk memahami bagaimana peran modin dalam menghadapi tantangan intoleransi berbeda di berbagai daerah, serta mengidentifikasi faktor-faktor kontekstual yang memperkuat atau melemahkan efektivitas mereka. Ketiga arah penelitian ini diharapkan tidak hanya mengembangkan kajian akademik tentang figur modin, tetapi juga memberikan rekomendasi praktis bagi pemerintah dan lembaga keagamaan dalam memperkuat fondasi moderatisme Islam di tingkat akar rumput.

  1. Defending Traditions, Countering Intolerant Ideologies: Re-energizing the Role of Modin in Modern Java... aljamiah.or.id/index.php/AJIS/article/view/55202Defending Traditions Countering Intolerant Ideologies Re energizing the Role of Modin in Modern Java aljamiah index php AJIS article view 55202
  1. #intoleransi agama#intoleransi agama
File size597.25 KB
Pages28
DMCAReportReport

ads-block-test