HTPHTP

Jurnal kesehatan komunitas (Journal of community health)Jurnal kesehatan komunitas (Journal of community health)

Pendahuluan: Prevalensi DM terus meningkat, dengan 90-95% kasus merupakan DMT2 yang jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi. Sekitar 30-50% penderita DMT2 mengalami komplikasi, dengan proporsi kasus di RSUP Wahidin Sudirohusodo mencapai 49,7%. Tingginya komplikasi disebabkan oleh faktor yang tidak terkontrol, sehingga pengelolaan optimal menjadi kunci pencegahannya. Tujuan: Menganalisis faktor risiko kejadian komplikasi kronik pada pasien DMT2 di RSUP Wahidin Sudirohusodo. Metode: Analitik observasional dengan desain case control. Populasi penelitian adalah pasien DMT2 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, dengan 158 sampel (79 kasus dan 79 kontrol) yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara dan rekam medik, dianalisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil: Analisis statistik multivariat dengan regresi logistik berganda menunjukkan hasil signifikan untuk variabel usia (3,62), lama DM (4,83), kepatuhan pengobatan (3,26), kontrol gula darah (3,63) dan stres (6,82). Kesimpulan: Usia, lama DM, kepatuhan pengobatan, kontrol gula darah dan stres merupakan faktor risiko komplikasi kronik DMT2, dengan stres sebagai faktor paling berpengaruh. Sehingga, pasien DMT2 perlu mengelola stres, rutin kontrol gula darah dan mematuhi pengobatan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Kota Makassar, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor risiko komplikasi kronik yang signifikan berpengaruh, yakni.variabel usia, lama DM, kepatuhan pengobatan, kontrol gula darah, dan stres dengan variabel stres sebagai faktor risiko yang paling berpengaruh.Oleh karena itu, pasien DM tipe 2 perlu untuk melakukan manajemen stres yang baik, pemeriksaan kesehatan secara berkala, rutin cek gula darah, serta melakukan pengobatan dengan tepat dan teratur sesuai anjuran dokter, agar dapat mencegah dan meminimalisir timbulnya komplikasi penyakit yang lebih berat dan parah.

Penelitian ini menunjukkan bahwa stres menjadi faktor risiko paling dominan terhadap komplikasi kronik pada pasien DM tipe 2. Oleh karena itu, penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk mengeksplorasi lebih dalam bagaimana intervensi manajemen stres yang berbeda (misalnya, mindfulness, yoga, atau konseling) dapat dibandingkan efektivitasnya dalam mengurangi tingkat stres dan mencegah komplikasi pada pasien DM tipe 2. Selain itu, studi lebih lanjut dapat meneliti peran dukungan sosial dan lingkungan keluarga dalam memoderasi dampak stres terhadap kesehatan pasien DM tipe 2, serta menguji efektivitas program edukasi dan pendampingan keluarga dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan dan pengelolaan gula darah. Akhirnya, penelitian di masa depan dapat mempertimbangkan faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya yang mungkin mempengaruhi risiko komplikasi DM tipe 2, sehingga intervensi dapat disesuaikan untuk populasi yang lebih beragam.

  1. Risk Factors of Chronic Complication in Type 2 DM Patient at Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital, Makassar... doi.org/10.25311/keskom.Vol11.Iss2.2212Risk Factors of Chronic Complication in Type 2 DM Patient at Dr Wahidin Sudirohusodo Hospital Makassar doi 10 25311 keskom Vol11 Iss2 2212
  1. #faktor sosial budaya#faktor sosial budaya
  2. #risiko komplikasi#risiko komplikasi
File size575.53 KB
Pages10
DMCAReportReport

ads-block-test