UNSAPUNSAP
Repository FKIP UNSAPRepository FKIP UNSAPKemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, termasuk mengkomunikasikan ide matematika, diperlukan dalam menghadapi tantangan masa depan. Namun, secara umum kemampuan komunikasi matematika siswa masih rendah. Pendekatan metakognitif mendorong siswa untuk merefleksikan proses belajar mereka; refleksi individu atau interaksi dengan guru dan teman sekelas memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengkomunikasikan dan menjelaskan ide mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pendekatan metakognitif dan perannya dalam kemampuan komunikasi matematika siswa. Penelitian eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretest-posttest dilakukan pada 70 siswa kelas X SMA di Sumedang, Jawa Barat, selama semester pertama. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kategori pengetahuan matematika awal (MPK): tinggi, menengah, dan rendah. Instrumen yang digunakan berupa tes komunikasi matematika dan kuesioner sikap terhadap pembelajaran metakognitif. Data dianalisis menggunakan uji statistik kesamaan dua rata-rata. Penelitian menemukan bahwa pendekatan metakognitif lebih efektif meningkatkan hasil siswa menengah dibandingkan metode konvensional. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan MPK terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematika.
Secara keseluruhan, tidak ada perbedaan kemampuan komunikasi matematika antara siswa yang menerima pembelajaran metakognitif dan konvensional.Siswa dengan MPK menengah yang menerima pembelajaran metakognitif menunjukkan kemampuan komunikasi matematika lebih baik dibanding kelompok konvensional.Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan MPK terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa.
Penelitian lanjutan dapat menguji efektivitas pendekatan metakognitif pada tingkat pendidikan berbeda (misalnya, sekolah dasar vs. menengah) untuk menilai konsistensi dampaknya pada kelompok usia yang bervariasi. Kedua, perlu dikaji pula penggunaan alat metakognitif (seperti jurnal) yang dikombinasikan dengan teknologi pembelajaran digital untuk meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. Terakhir, penelitian tentang pelatihan guru dalam mengintegrasikan metakognisi ke dalam kurikulum dapat memberikan wawasan tentang peran faktor pendidik dalam keberhasilan penerapan pendekatan ini. Studi-studi tersebut akan melengkapi pemahaman tentang mekanisme optimal penerapan metakognisi di kelas dan potensinya untuk disesuaikan dengan berbagai konteks pendidikan.
| File size | 631.16 KB |
| Pages | 12 |
| DMCA | ReportReport |
Related /
UIDUID Penelitian ini menggunakan metode yuridis-normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara prosedural,Penelitian ini menggunakan metode yuridis-normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara prosedural,
RIVERSTUDIESRIVERSTUDIES Tantangan utama adalah penghalang regulasi (35%), dampak lingkungan (25%), dan persepsi publik (20%). Keuntungan yang dipercaya meliputi adaptasi terhadapTantangan utama adalah penghalang regulasi (35%), dampak lingkungan (25%), dan persepsi publik (20%). Keuntungan yang dipercaya meliputi adaptasi terhadap
UNTANUNTAN Untuk mengatasi masalah tersebut dilaksanakannya penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipeUntuk mengatasi masalah tersebut dilaksanakannya penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipe
UNTANUNTAN Penggunaan media Posteroid meningkatkan hasil belajar siswa dan keterlibatan mereka dalam pembelajaran. Nilai rata-rata meningkat signifikan dari 55,61Penggunaan media Posteroid meningkatkan hasil belajar siswa dan keterlibatan mereka dalam pembelajaran. Nilai rata-rata meningkat signifikan dari 55,61
Useful /
UNSAPUNSAP Berdasarkan penelitian ini, para guru sebaiknya membiasakan siswa menggunakan empat langkah pemecahan masalah, yaitu.memahami masalah, merencanakan penyelesaian,Berdasarkan penelitian ini, para guru sebaiknya membiasakan siswa menggunakan empat langkah pemecahan masalah, yaitu.memahami masalah, merencanakan penyelesaian,
UNTANUNTAN Pembelajaran penemuan terbimbing memberi dampak positif pada prestasi belajar, meningkatkan ketuntasan dari 65,22% pada siklus I menjadi 78,26% pada siklusPembelajaran penemuan terbimbing memberi dampak positif pada prestasi belajar, meningkatkan ketuntasan dari 65,22% pada siklus I menjadi 78,26% pada siklus
UNTANUNTAN Kedisiplinan guru yang baik meningkatkan kinerja melalui kepatuhan pada aturan, pengendalian diri, pelaksanaan tugas pokok, harmoni kerja, kreativitas,Kedisiplinan guru yang baik meningkatkan kinerja melalui kepatuhan pada aturan, pengendalian diri, pelaksanaan tugas pokok, harmoni kerja, kreativitas,
CERICCERIC Sebanyak 79,6% perawat pelaksana mempersepsikan kinerjanya baik dan 85% mempersepsikan budaya organisasinya baik. Perawat pelaksana yang berpersepsi baikSebanyak 79,6% perawat pelaksana mempersepsikan kinerjanya baik dan 85% mempersepsikan budaya organisasinya baik. Perawat pelaksana yang berpersepsi baik