CERICCERIC

Jurnal Keperawatan IndonesiaJurnal Keperawatan Indonesia

Peningkatan kasus penyakit kardiovaskular (PKV) baik pada kelompok penyakit jantung koroner atau Cerebrovascular Attack (CVA) perlu mendapat perhatian mengingat kecenderungan pergeseran usia serangan. Tindakan pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin. Penelitian deskriptif eksplorasi ini mengkaji kelompok risiko tinggi untuk dikategorikan derajat risikonya dengan Framingham Risk Score (FRS) 10 years. Kajian ini dilakukan pada 25 orang responden yang termasuk kelompok berisiko di Malang Raya. Terdapat 64% yang termasuk dalam kategori risiko sangat rendah, 20% risiko sedang, dan masing-masing 8% kategori risiko rendah dan tinggi mengalami serangan PKV dalam 10 tahun yang akan datang. Fakor risiko PKV hampir selalu melekat dengan gaya hidup masyarakat yang berlangsung lama, tidak disadari, dan sulit untuk diubah dan dikondisikan dengan belum terbiasanya istilah identifikasi kelompok risiko melalui FRS 10 Years. Penting dibentuk model kepemimpinan komunitas yang kuat di masyarakat untuk mengidentifikasi faktor risiko, bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk melakukan manajemen faktor risiko, sehingga prevalensi PKV dapat ditekan. Hal ini akan berimplikasi pada penghematan biaya hospitalisasi akibat PKV.

Framingham Risk Score 10 years dapat digunakan oleh kader untuk mendeteksi kelompok berisiko tinggi PKV.Sebagian responden (85%) berada pada kategori risiko tinggi yang diprediksi mengalami PKV dalam 10 tahun ke depan.Oleh karena itu, pengembangan model kepemimpinan komunitas yang melibatkan kader dan tenaga kesehatan sangat penting untuk melakukan identifikasi dan manajemen faktor risiko guna menurunkan prevalensi PKV serta mengurangi biaya rumah sakit.

Bagaimana efektivitas model kepemimpinan komunitas yang diintegrasikan dengan teknologi digital (misalnya aplikasi seluler) dalam meningkatkan kemampuan kader untuk melakukan penilaian Framingham Risk Score secara tepat waktu? Apakah intervensi pendidikan berbasis komunitas yang menargetkan perubahan perilaku makan (pengurangan konsumsi makanan bersantan dan gorengan) serta peningkatan aktivitas fisik dapat menurunkan skor risiko FRS pada populasi berisiko tinggi dalam periode satu tahun? Sejauh mana faktor genetik dan biomarker inflamasi (misalnya CRP) dapat meningkatkan akurasi prediksi PKV bila dikombinasikan dengan FRS 10 tahun pada kelompok usia muda di wilayah Malang? Bagaimana peran pelatihan berkelanjutan bagi kader kesehatan dalam mempertahankan kompetensi penilaian risiko dan implementasi strategi pencegahan, serta dampaknya terhadap penurunan prevalensi PKV dalam jangka panjang? Apa saja hambatan struktural dan kultural yang mempengaruhi adopsi model kepemimpinan komunitas di wilayah rural, dan bagaimana strategi kebijakan dapat mengatasi tantangan tersebut untuk memperluas cakupan program pencegahan PKV?.

  1. #manajemen risiko ti#manajemen risiko ti
  2. #faktor gaya hidup#faktor gaya hidup
File size278.76 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test