UNISAYOGYAUNISAYOGYA

JHeS (Journal of Health Studies)JHeS (Journal of Health Studies)

Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu asfiksia, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi. Persentase kematian neonatal pada BBLR pada tahun 2019 di Indonesia sebanyak 35,3%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor risiko ibu pada kejadian BBLR. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan retrospektif, sempel diambil dengan total sampling yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2017 sebanyak 75 bayi. Hasil penelitian menunjukkan faktor Ibu mayoritas ibu berumur 20-35 tahun sebanyak 60 orang (80%), dan ibu multigravida sebanyak 41 ibu (54,7%).

Mayoritas Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berdasarkan derajatnya masuk kategori BBLR dengan berat badan bayi 1500-2499 gram yaitu sebanyak 67 bayi (89,33%).Secara statistik di penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor risiko umur Ibu dan paritas.

Mengingat penelitian ini menemukan bahwa usia dan paritas ibu tidak selalu menjadi penyebab pasti BBLR, sangat penting untuk menggali lebih dalam faktor-faktor lain yang mungkin luput dari perhatian. Penelitian baru bisa memfokuskan pada bagaimana status gizi ibu, seperti kadar anemia atau kenaikan berat badan selama hamil, secara langsung memengaruhi berat bayi saat lahir, terutama pada ibu yang sebenarnya berada di usia ideal. Selain itu, untuk memahami dampak sesungguhnya, diperlukan sebuah studi yang mengikuti perkembangan bayi BBLR dari lahir hingga mereka dewasa, menjawab pertanyaan apakah intervensi gizi dan perawatan khusus dapat mencegah masalah kesehatan di kemudian hari seperti stunting atau penyakit jantung. Di sisi lain, para peneliti juga bisa mengevaluasi keberhasilan program-program yang sudah ada, seperti bantuan makanan untuk ibu hamil, dengan pertanyaan apakah program-program pemerintah ini benar-benar sampai kepada sasaran yang tepat secara signifikan menurunkan angka kejadian BBLR. Studi komparatif seperti ini bisa membandingkan keefektifan program di daerah pedesaan dengan daerah kota untuk melihat perbedaan hasilnya. Dengan cara ini, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dari sekadar data usia dan paritas, sehingga tujuannya adalah untuk menemukan akar masalah yang lebih spesifik. Akhirnya, penelitian semacam ini akan membantu mengubah fokus dari sekadar siapa yang berisiko menjadi mengapa risiko itu terjadi dan bagaimana cara mencegahnya secara praktis, sehingga intervensi kesehatan di masa depan bisa lebih tepat sasaran dan efektif.

  1. Paternal investment and low birth weight – The mediating role of parity | PLOS ONE. paternal investment... journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0210715Paternal investment and low birth weight Ae The mediating role of parity PLOS ONE paternal investment journals plos plosone article id 10 1371 journal pone 0210715
  2. Faktor Risiko Ibu Pada Bayi Berat Lahir Rendah | JHeS (Journal of Health Studies). faktor risiko bayi... doi.org/10.31101/jhes.1903Faktor Risiko Ibu Pada Bayi Berat Lahir Rendah JHeS Journal of Health Studies faktor risiko bayi doi 10 31101 jhes 1903
  3. Karakteristik Ibu Kaitannya Dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah | Jurnal Kebidanan dan Kesehatan... doi.org/10.37341/jkkt.v1i1.69Karakteristik Ibu Kaitannya Dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah Jurnal Kebidanan dan Kesehatan doi 10 37341 jkkt v1i1 69
  1. #faktor risiko#faktor risiko
  2. #tekanan darah#tekanan darah
Read online
File size353.23 KB
Pages6
Short Linkhttps://juris.id/p-1sg
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test