MANDIRACENDIKIAMANDIRACENDIKIA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira CendikiaJurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia

Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama dikenal pada manusia. Program yang bertujuan menuntaskan penyakit Tuberkulosis pada penderita yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan RI dalam upaya bidang promotif dilakukan dalam bentuk penyuluhan kesehatan kepada pasien Tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh edukasi tentang tuberculosis berbasis whatsapp group terhadap kepatuhan minum obat pada pasien tuberculosis. Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimental menggunakan pre – post test dalam satu kelompok. Data diambil di Poli TB Puskesmas Kendit kepada pasien pengobatan TBC sebanyak 46 responden secara total sampling. Pengolahan data meliputi editing, coding, scoring, dan tabulating. Kemudian dianalisis dengan uji spearman rank. Hasil analisa data didapatkan kepatuhan minum obat sebelum edukasi adalah kepatuhan sedang dan sesudah edukasi adalah kepatuhan tinggi sebanyak 20 responden (43,5%). Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh hasil uji spearman rank didapatkan p value sebesar 0.000. Nilai p value penelitian ini menunjukkan nilai p value < α (0,05) yang berarti dapat disimpulkan ada pengaruh edukasi tentang tuberculosis berbasis whatsapp group terhadap kepatuhan minum obat pada pasien tuberculosis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kendit Situbondo. Diharapkan petugas kesehatan dapat menjadikan edukasi sebagai dasar untuk meningkatkan kepatuhan minum obat TBC. Banyak macam metode edukasi yang dapat digunakan salah satunya dengan membuat grup WA. Cara ini dapat selalu disosialisasikan kepada masyarakat dan petugas kesehatan lainnya.

Hasil uji spearman rank didapatkan p value sebesar 0.Nilai p value penelitian ini menunjukkan nilai p value < α (0,05) yang berarti dapat disimpulkan ada pengaruh edukasi tentang tuberculosis berbasis whatsapp group terhadap kepatuhan minum obat pada pasien tuberculosis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kendit Situbondo.

Penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi berbasis grup WhatsApp bisa meningkatkan kepatuhan pasien TBC dalam minum obat, tapi untuk memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana metode ini bekerja di situasi lain, ada beberapa arah studi yang bisa dijelajahi lebih lanjut. Pertama, kita bisa melakukan penelitian yang membandingkan efektivitas edukasi grup WhatsApp dengan metode lain seperti video edukasi atau brosur, untuk melihat mana yang paling mudah diterima oleh pasien dari berbagai usia dan latar belakang pendidikan. Kedua, penelitian jangka panjang bisa dilakukan untuk mengamati apakah kepatuhan yang meningkat ini bertahan dalam waktu enam bulan atau satu tahun, dan bagaimana perubahan itu memengaruhi tingkat kesembuhan TBC secara keseluruhan. Ketiga, studi tentang dampak edukasi ini di wilayah pedesaan yang berbeda atau dengan pasien yang memiliki hambatan lain seperti akses internet terbatas, bisa membantu kita memahami apakah metode ini bisa disesuaikan untuk daerah-daerah lebih luas. Dengan menggabungkan faktor seperti motivasi keluarga, dukungan sosial dari grup, dan kombinasi dengan pengawasan langsung dari petugas kesehatan, penelitian lanjutan juga bisa menginvestigasi bagaimana unsur-unsur ini saling berinteraksi untuk membentuk kepatuhan yang lebih konsisten. Peneliti selanjutnya bisa fokus pada bagaimana frekuensi pesan edukasi memengaruhi pemahaman pasien, apakah pesan harian terlalu banyak atau pesan mingguan cukup, dan apakah ada efek kebosanan yang muncul dari waktu ke waktu. Selain itu, menambahkan aspek pengukuran tingkat kualitas hidup pasien sebelum dan sesudah intervensi edukasi, bisa memberikan gambaran lebih lengkap tentang manfaat metode ini di luar kepatuhan obat saja. Nah, untuk membuat penelitian ini lebih komprehensif, kita juga bisa melihat perbedaan respons berdasarkan jenis kelamin atau usia pasien, seperti apakah pria atau wanita lebih terpengaruh oleh edukasi grup WhatsApp, dan apakah kelompok usia tua membutuhkan pendekatan yang berbeda. Akhirnya, dengan menggunakan teknologi yang lebih maju seperti aplikasi kesehatan terintegrasi, studi bisa dieksplorasi untuk melihat apakah edukasi dua arah melalui vena seperti chatbot bisa lebih efektif daripada grup pasif saja. Semua ini bisa membantu kita mengembangkan strategi pencegahan TBC yang lebih baik dan efektif di masa depan.

  1. #sekolah sdn asemrowo#sekolah sdn asemrowo
Read online
File size314.92 KB
Pages8
Short Linkhttps://juris.id/p-1s3
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test