ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES

Acta Medica IndonesianaActa Medica Indonesiana

Latar belakang: inflamasi, stres oksidatif dan fibrosis memegang peran penting setelah terjadinya infark miokard akut (IMA). Biomarker inflamasi yang banyak dipelajari pada penyakit kardiovaskular adalah C-reactive protein. Ada bukti bahwa myeloperoksidase (MPO) dan galectin-3 (Gal-3) memegang peran penting pada sistem imun tubuh saat terjadi IMA. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pemberian terapi tambahan N-acetylcystein (NAC) secara oral 600 mg 3 kali sehari selama 3 hari terhadap sistem imun pasien IMA. Metode: penelitian eksperimental acak, tersamar tunggal dengan metoda pre- dan post-test. Dilakukan di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta, dari bulan Mei hingga Agustus 2018. Tiga puluh dua pasien IMA dengan elevasi segmen ST (STEMI) yang mendapat terapi fibrinolitik masuk penelitian: 17 pasien mendapat terapi standar ditambah NAC 600 mg per oral setiap 8 jam selama 3 hari dan 15 pasien mendapat terapi standar sebagai kontrol. Kadar high sensitivity C-reaktif protein (HsCRP), MPO, dan Galectin-3 dari kedua kelompok diperiksa saat masuk dan setelah 72 jam perawatan. Hasil: kadar HsCRP, MPO, dan Gal-3 pada kelompok NAC dan kontrol pada saat admisi tidak berbeda bermakna, sedangkan kadar antar kelompok pasca 72 jam pemberian NAC didapatkan perbedaan yang bermakna dengan nilai p untuk kadar HsCRP, MPO, dan Gal-3 sebesar 0,0001, 0,001, dan 0,017. Pada kelompok NAC saat admisi dan pasca 72 jam, didapatkan perbedaan kadar HsCRP, MPO, dan Gal-3 yang bermakna dengan nilai p secara berurutan 0,0001, 0,0001 dan 0,0001; sedangkan pada kelompok kontrol tidak didapatkan perbedaan ini. Terdapat perbedaan kadar HsCRP, MPO, dan Gal-3 yang bermakna antara kelompok NAC dan kelompok kontrol (nilai p secara berurutan adalah 0,011, 0,022 dan 0,014). Kesimpulan: pemberian terapi tambahan NAC 600 mg oral tiap 8 jam selama 72 jam dapat menurunkan kadar HsCRP, MPO, dan Gal-3 pada pasien IMA yang mendapatkan terapi fibrinolitik. Hasil penelitian ini akan memberikan pilihan terapi tambahan untuk pengelolaan pasien IMA yang lebih baik.

Suplementasi oral NAC dengan dosis 600 mg sebanyak 3 kali sehari selama 3 hari dapat menurunkan kadar HsCRP, MPO, dan Gal-3 pada pasien IMA yang menerima terapi fibrinolitik.Temuan studi ini memberikan opsi terapeutik untuk keberhasilan penatalaksanaan pasien dengan IMA.Penelitian ini membuka jalan bagi strategi pengelolaan pasien IMA yang lebih komprehensif.

Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengeksplorasi efektivitas kombinasi NAC dengan terapi lain dalam mengurangi peradangan dan kerusakan jantung setelah infark miokard akut. Studi tentang dosis dan durasi optimal pemberian NAC pada pasien dengan karakteristik berbeda, seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi komorbid, juga diperlukan. Selain itu, penting untuk meneliti mekanisme molekuler yang mendasari efek protektif NAC terhadap jantung, termasuk pengaruhnya pada jalur pensinyalan inflamasi dan fibrosis, sehingga dapat membuka peluang pengembangan terapi yang lebih tepat sasaran.

  1. #sistem imun#sistem imun
  2. #pasien infark miokard#pasien infark miokard
File size374.76 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test