MARANATHAMARANATHA

Journal of Medicine and HealthJournal of Medicine and Health

Testosteron adalah hormon yang berperan penting dalam merangsang perkembangan otot dan mengatur metabolisme lemak. Olahraga dapat memengaruhi kadar testosteron, namun pada perempuan umumnya mengalami peningkatan kadar testosteron yang lebih kecil setelah berolahraga dibandingkan laki-laki. Hal ini menyebabkan beberapa atlet perempuan menyalahgunakan testosteron, yang dapat menimbulkan risiko kesehatan dan mengubah fungsi fisiologis. Tinjauan sistematis ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh berbagai jenis latihan terhadap kadar testosteron pada atlet perempuan, serta memberikan wawasan mengenai pendekatan pelatihan yang optimal. Pencarian literatur dilakukan secara menyeluruh melalui PubMed, Google Scholar, Medline dan PEDro dengan kata kunci seperti Endurance Exercise, Resistance Exercise, dan Testosterone Levels in Female Athletes. Dari 45 studi yang disaring, enam memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan daya tahan dikaitkan dengan penurunan kadar testosteron, sementara latihan resistensi seperti angkat beban dan bench press meningkatkan produksi testosteron. Latihan resistensi dengan intensitas tinggi dapat menurunkan estrogen sambil meningkatkan testosteron, yang berpotensi meningkatkan kekuatan otot dan massa tubuh tanpa lemak pada atlet perempuan. Namun, kadar testosteron yang berlebihan dapat mengganggu fungsi menstruasi, meskipun memiliki efek positif terhadap kesehatan tulang. Temuan ini menunjukkan bahwa latihan resistensi dapat meningkatkan kadar testosteron pada atlet perempuan, sedangkan latihan daya tahan cenderung menurunkannya.

Temuan studi menunjukkan bahwa latihan daya tahan cenderung menurunkan kadar testosteron, kemungkinan karena overtraining dan sifat repetitifnya, sedangkan latihan resistensi, terutama intensitas tinggi, meningkatkan kadar testosteron melalui stimulasi perkembangan massa otot.Hasil ini menekankan pentingnya menyesuaikan program latihan untuk mengoptimalkan respons hormon dan kinerja atlet perempuan.Selanjutnya, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi protokol latihan optimal, termasuk dosis, intensitas, dan frekuensi, serta peran nutrisi dan faktor gaya hidup dalam memodulasi respons hormon terhadap olahraga.

Penelitian lanjutan dapat mengungkap bagaimana kombinasi tertentu dari latihan resistensi intensitas tinggi dan asupan nutrisi seperti protein atau lemak sehat memengaruhi peningkatan testosteron pada atlet perempuan, serta apakah pola ini berbeda di berbagai fase siklus menstruasi. Selain itu, perlu diteliti apakah durasi dan frekuensi latihan resistensi yang berbeda—misalnya, tiga kali seminggu selama 12 minggu dibandingkan lima kali seminggu selama 8 minggu—menghasilkan respons hormon yang lebih optimal tanpa mengganggu kesehatan reproduksi. Terakhir, penelitian ini juga bisa menggali bagaimana faktor usia dan tingkat kebugaran awal atlet memodulasi perubahan kadar testosteron setelah program latihan yang terstruktur, sehingga memberikan panduan personalisasi yang lebih akurat bagi pelatih dan atlet perempuan dalam merancang program latihan yang aman, efektif, dan berkelanjutan.

  1. Effects of Exercise Type on Testosterone Levels in Female Athletes: A Systematic Review | Journal of... journal.maranatha.edu/index.php/jmh/article/view/8474Effects of Exercise Type on Testosterone Levels in Female Athletes A Systematic Review Journal of journal maranatha edu index php jmh article view 8474
File size217.18 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test