ISI YogyakartaISI Yogyakarta

Resital: Jurnal Seni PertunjukanResital: Jurnal Seni Pertunjukan

Artikel ini mengkaji proses kreatif penciptaan musik film yang terinspirasi dari warisan budaya Bugis, secara khusus mengintegrasikan ayat-ayat pappaseng dalam film Kuru Sumange. Pappaseng merupakan transmisi lisan kebijaksanaan leluhur, bimbingan moral, dan wawasan filosofis yang mengandung nilai etis dan spiritual dalam budaya Bugis. Penelitian ini menekankan peran musik film sebagai media revitalisasi nilai-nilai tradisional di tengah tantangan modernisasi dan pelemahan tradisi lisan. Metode Practice-Based Research (PBR) digunakan, di mana proses komposisi musik menjadi metode pengumpulan dan interpretasi data. Ayat-ayat pappaseng diubah menjadi lirik yang disesuaikan dengan alur narasi dan suasana emosional film. Temuan menunjukkan bahwa: pertama, adegan film menjadi stimulus utama pembuatan musik yang memengaruhi instrumentasi, dinamika, dan pengembangan tema; kedua, dialog filosofis pappaseng diubah menjadi lirik yang menghubungkan tradisi lisan dengan ekspresi sinematik. Karyademonstrasikan potensi musik sebagai pendekatan budaya yang kontekstual dan emosional untuk pelestarian budaya.

Musik dalam Kuru Sumange berfungsi sebagai media fundamental transmisi nilai-nilai Bugis, terutama pappaseng, melebihi peran sebagai pendukung emosional.Adegan visual film menjadi dasar penciptaan musik yang berevolusi sesuai dinamika emosional setiap adegan.Dialog filosofis pappaseng diadaptasi menjadi lirik dengan instrumen tradisional seperti suling memperkuat identitas budaya lokal.

Penelitian selanjutnya dapat mengkaji bagaimana pengaruh pappaseng dalam berbagai film lokal selain Kuru Sumange untuk mengidentifikasi pola adaptasi budaya yang berbeda melalui musik. Pertanyaan penelitian yang dapat diajukan adalah Bagaimana variasi penggunaan elemen pappaseng dalam film-film lokal lain memengaruhi persepsi nilai-nilai tradisional pada audiens generasi muda? Studi perbandingan ini akan mengungkat efektivitas musik sebagai jembatan budaya di berbagai konteks naratif. Selain itu, perlu diteliti respons emosional audiens terhadap integrasi lirik pappaseng dan instrumen tradisional dalam musik film, dengan fokus pada Bagaimana audiens dari latar belakang budaya berbeda menafsirkan kode etis Bugis melalui媒介 musik kontemporer? Analisis resepsi ini memberikan wawasan kuantitatif tentang keberhasilan revitalisasi budaya. Arah studi ketiga adalah eksplorasi adaptasi pappaseng ke dalam bentuk seni kontemporernon-film seperti teater musikal atau animasi digital, meneliti Apakah transformasi pappaseng ke format seni interaktif dapat meningkatkan keterlibatan emosional generasi Z terhadap warisan lisan? Penelitian ini mengembangkan temuan mengenai musik sebagai media dengan memperluas mediums ekspresi budaya. Ketiga saran ini mengintegrasikan aspek komparatif, audiens, dan format inovatif yang belum dieksplorasi dalam penelitian asli.

  1. Classifying Emotions in Film Music—A Deep Learning Approach. classifying emotions film music deep... mdpi.com/2079-9292/10/23/2955Classifying Emotions in Film MusicAiA Deep Learning Approach classifying emotions film music deep mdpi 2079 9292 10 23 2955
  2. Work Ethic Values in Pappaseng and its Implications for Career Guidance in Schools | Syahril | JOMSIGN:... doi.org/10.17509/jomsign.v2i2.10827Work Ethic Values in Pappaseng and its Implications for Career Guidance in Schools Syahril JOMSIGN doi 10 17509 jomsign v2i2 10827
  3. Research on the Narrative Function of Musical Symbols in Youth Movies | Frontiers in Sustainable Development.... bcpublication.org/index.php/FSD/article/view/957Research on the Narrative Function of Musical Symbols in Youth Movies Frontiers in Sustainable Development bcpublication index php FSD article view 957
  1. #budaya generasi muda#budaya generasi muda
  2. #komposisi musik#komposisi musik
File size2.05 MB
Pages30
DMCAReportReport

ads-block-test