UNP KEDIRIUNP KEDIRI

EfektorEfektor

Masalah pada penelitian ini Dosen menerapkan model ceramah dan tugas, sehingga mahasiswa tidak memahami materi manusia dan lingkungannya. Dampaknya motivasi dan hasil belajar mahasiswa menurun. Mengatasi masalah tersebut, diterapkan Creative Problem Solving dan IDEAL Problem Solving yang berorientasi pada Experiential Learning. Subjek penelitian mahasiswa semester 1 PGSD. Sampelnya menggunakan teknik random sampling sejumlah 2 kelas. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen dengan teknik analisis ANOVA dua jalan dengan jalur 2x2. Data hasil belajar menggunakan tes analisis data menggunakan SPSS taraf signifikansi 5% sedangkan data motivasi belajar menggunakan angket dengan skala likert dengan interpretasi data 13-20: kategori movitasi tinggi dan 0-12: kategori motivasi rendah. Hasil pada penelitian yakni 1) P-value model 0,842 > 0,05, maka Ha diterima, artinya Ada Perbedaan hasil belajar mahasiswa yang mendapat perlakuan Creative Problem Solving berorientasi Experiential Learning dan IDEAL Problem Solving berorientasi Experiential Learning, 2) P-value motivasi 0,001 < 0,05, maka Ha ditolak artinya tidak ada perbedaan motivasi antara mahasiswa yang diberi perkuliahan model Creative Problem Solving berorientasi Experiential Learning dan IDEAL Problem Solving berorientasi Experiential Learning, 3) P-value interaksi model dengan motivasi 0,017 < 0,05, maka Ha ditolak artinya tidak terdapat interaksi antara model Creative Problem Solving berorientasi Experiential Learning dan IDEAL Problem Solving berorientasi Experiential Learning dengan motivasi belajar mahasiswa.

Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada hasil belajar mahasiswa, di mana model Ideal Problem Solving berorientasi Experiential Learning menghasilkan nilai rata‑rata tertinggi dibandingkan Creative Problem Solving.Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar antara kedua model, meskipun data deskriptif menunjukkan peningkatan motivasi pada Creative Problem Solving.Selain itu, tidak ditemukan interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar.

Penelitian selanjutnya dapat menyelidiki bagaimana perbedaan model Creative Problem Solving dan Ideal Problem Solving berorientasi Experiential Learning memengaruhi retensi jangka panjang serta kemampuan transfer pengetahuan mahasiswa pada mata kuliah lain. Selain itu, penelitian dapat mengevaluasi efektivitas penggabungan media digital interaktif, seperti simulasi berbasis komputer, dengan kedua model pembelajaran tersebut dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Selanjutnya, studi longitudinal dapat meneliti pengaruh variasi intensitas pengalaman langsung (level experiential) terhadap perkembangan keterampilan metakognitif mahasiswa dalam kedua model. Penelitian juga dapat mengkaji peran faktor kepribadian, misalnya tingkat openness atau self‑efficacy, sebagai variabel moderasi yang memengaruhi keberhasilan Creative Problem Solving dibanding Ideal Problem Solving. Akhirnya, eksperimen lintas disiplin dapat menguji aplikasi model-model ini pada konteks pembelajaran sains dan sosial untuk menilai keuniversalan efektivitasnya.

  1. Differences The Creative Problem Solving and Ideal Problem Solving Learning’s Models Oriented on... ojs.unpkediri.ac.id/index.php/efektor-e/article/view/25181Differences The Creative Problem Solving and Ideal Problem Solving LearningAos Models Oriented on ojs unpkediri ac index php efektor e article view 25181
  1. #model pembelajaran kooperatif#model pembelajaran kooperatif
  2. #model pembelajaran group investigation#model pembelajaran group investigation
File size330.64 KB
Pages10
DMCAReportReport

ads-block-test