RESEARCHSYNERGYPRESSRESEARCHSYNERGYPRESS

Advanced Journal of STEM EducationAdvanced Journal of STEM Education

Integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan sedang mengubah praktik pengajaran, terutama dalam perencanaan pelajaran. Di Filipina, guru kelas 4 mulai menjajaki alat AI untuk meningkatkan desain instruksional, mempersonalisasi pengalaman belajar, dan meningkatkan keterlibatan siswa. Namun, pergeseran teknologis ini menimbulkan kekhawatiran etis kritis, termasuk privasi data, bias algoritmik, dan kelayakan persiapan guru. Masalah-masalah ini sangat mendesak dalam konteks pendidikan yang beragam, di mana kesenjangan akses dan relevansi budaya harus diatasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja penggunaan AI secara etis dalam perencanaan pelajaran bagi guru kelas 4. Studi ini menyelidiki persepsi guru terhadap AI, mengidentifikasi manfaat dan tantangan yang dirasakan, serta mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip etika dapat ditanamkan dalam praktik pengajaran yang didukung AI. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran, menggabungkan data kualitatif dari wawancara dan diskusi kelompok fokus dengan analisis survei kuantitatif. Triangulasi memastikan pemahaman komprehensif tentang dimensi etis integrasi AI. Temuan utama menunjukkan bahwa meskipun guru optimis terhadap potensi AI dalam mendukung instruksi yang dipersonalisasi dan efisien, mereka mengungkapkan kekhawatiran tentang risiko bias, hilangnya koneksi manusia, dan pelatihan yang tidak memadai. Guru di wilayah perkotaan dan pedesaan menekankan kebutuhan akan alat AI yang responsif secara budaya yang mencerminkan kebutuhan perkembangan dan identitas pembelajar Filipina. Studi ini juga menyoroti permintaan kuat akan pengembangan profesional yang berfokus pada etika AI dan implementasi yang bertanggung jawab. Kerangka kerja yang dihasilkan menawarkan panduan praktis bagi pendidik, pembuat kebijakan, dan pengembang. Kerangka ini mempromosikan penggunaan AI yang inklusif, transparan, dan akuntabel dalam pendidikan, memastikan bahwa inovasi teknologis selaras dengan nilai-nilai berpusat pada manusia. Dengan menempatkan otoritas guru dan tata kelola etis sebagai prioritas, studi ini berkontribusi pada penciptaan sistem pendidikan yang siap masa depan, yang memanfaatkan AI secara bertanggung jawab sambil melindungi kesetaraan dan integritas dalam lingkungan belajar.

Integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan sedang mengubah praktik pengajaran, terutama dalam perencanaan pelajaran.Di Filipina, guru kelas 4 mulai menjajaki alat AI untuk meningkatkan desain instruksional, mempersonalisasi pengalaman belajar, dan meningkatkan keterlibatan siswa.Namun, pergeseran teknologis ini menimbulkan kekhawatiran etis kritis, termasuk privasi data, bias algoritmik, dan kelayakan persiapan guru.Masalah-masalah ini sangat mendesak dalam konteks pendidikan yang beragam, di mana kesenjangan akses dan relevansi budaya harus diatasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja penggunaan AI secara etis dalam perencanaan pelajaran bagi guru kelas 4.Studi ini menyelidiki persepsi guru terhadap AI, mengidentifikasi manfaat dan tantangan yang dirasakan, serta mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip etika dapat ditanamkan dalam praktik pengajaran yang didukung AI.Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran, menggabungkan data kualitatif dari wawancara dan diskusi kelompok fokus dengan analisis survei kuantitatif.Triangulasi memastikan pemahaman komprehensif tentang dimensi etis integrasi AI.Temuan utama menunjukkan bahwa meskipun guru optimis terhadap potensi AI dalam mendukung instruksi yang dipersonalisasi dan efisien, mereka mengungkapkan kekhawatiran tentang risiko bias, hilangnya koneksi manusia, dan pelatihan yang tidak memadai.Guru di wilayah perkotaan dan pedesaan menekankan kebutuhan akan alat AI yang responsif secara budaya yang mencerminkan kebutuhan perkembangan dan identitas pembelajar Filipina.Studi ini juga menyoroti permintaan kuat akan pengembangan profesional yang berfokus pada etika AI dan implementasi yang bertanggung jawab.Kerangka kerja yang dihasilkan menawarkan panduan praktis bagi pendidik, pembuat kebijakan, dan pengembang.Kerangka ini mempromosikan penggunaan AI yang inklusif, transparan, dan akuntabel dalam pendidikan, memastikan bahwa inovasi teknologis selaras dengan nilai-nilai berpusat pada manusia.Dengan menempatkan otoritas guru dan tata kelola etis sebagai prioritas, studi ini berkontribusi pada penciptaan sistem pendidikan yang siap masa depan, yang memanfaatkan AI secara bertanggung jawab sambil melindungi kesetaraan dan integritas dalam lingkungan belajar.Guru kelas 4 memandang AI sebagai alat berharga untuk perencanaan pelajaran dan pembelajaran personalisasi, namun tetap khawatir terhadap risiko privasi data, bias algoritmik, dan ketidaksetaraan akses.Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi bagaimana siswa kelas 4 memahami dan merespons penggunaan AI dalam pembelajaran mereka, apakah mereka menyadari adanya bias atau pelanggaran privasi dalam alat yang mereka pakai.Selain itu, studi baru bisa membandingkan pengalaman guru dari sekolah perkotaan dan pedesaan untuk melihat bagaimana perbedaan infrastruktur dan pelatihan memengaruhi kemampuan mereka mengimplementasikan AI secara etis.Terakhir, peneliti bisa mengembangkan dan menguji modul pelatihan guru yang menggabungkan simulasi kasus nyata tentang keputusan etis AI dalam perencanaan pelajaran, lalu mengukur seberapa besar modul ini meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri guru dalam menghadapi dilema etis.Dengan memasukkan suara siswa, memperdalam analisis konteks lokal, dan menciptakan alat pelatihan yang konkret, penelitian masa depan bisa lebih memperkuat kerangka etis AI agar benar-benar berjalan di lapangan, bukan hanya di atas kertas.Pengembangan profesional yang terarah, kebijakan nasional yang jelas, dan integrasi etika AI dalam pendidikan guru merupakan langkah praktis penting untuk mewujudkan integrasi AI yang bertanggung jawab, inklusif, dan berpusat pada manusia.Integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan sedang mengubah praktik pengajaran, terutama dalam perencanaan pelajaran.Di Filipina, guru kelas 4 mulai menjajaki alat AI untuk meningkatkan desain instruksional, mempersonalisasi pengalaman belajar, dan meningkatkan keterlibatan siswa.Namun, pergeseran teknologis ini menimbulkan kekhawatiran etis kritis, termasuk privasi data, bias algoritmik, dan kelayakan persiapan guru.Masalah-masalah ini sangat mendesak dalam konteks pendidikan yang beragam, di mana kesenjangan akses dan relevansi budaya harus diatasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja penggunaan AI secara etis dalam perencanaan pelajaran bagi guru kelas 4.Studi ini menyelidiki persepsi guru terhadap AI, mengidentifikasi manfaat dan tantangan yang dirasakan, serta mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip etika dapat ditanamkan dalam praktik pengajaran yang didukung AI.Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran, menggabungkan data kualitatif dari wawancara dan diskusi kelompok fokus dengan analisis survei kuantitatif.Triangulasi memastikan pemahaman komprehensif tentang dimensi etis integrasi AI.Temuan utama menunjukkan bahwa meskipun guru optimis terhadap potensi AI dalam mendukung instruksi yang dipersonalisasi dan efisien, mereka mengungkapkan kekhawatiran tentang risiko bias, hilangnya koneksi manusia, dan pelatihan yang tidak memadai.Guru di wilayah perkotaan dan pedesaan menekankan kebutuhan akan alat AI yang responsif secara budaya yang mencerminkan kebutuhan perkembangan dan identitas pembelajar Filipina.Studi ini juga menyoroti permintaan kuat akan pengembangan profesional yang berfokus pada etika AI dan implementasi yang bertanggung jawab.Kerangka kerja yang dihasilkan menawarkan panduan praktis bagi pendidik, pembuat kebijakan, dan pengembang.Kerangka ini mempromosikan penggunaan AI yang inklusif, transparan, dan akuntabel dalam pendidikan, memastikan bahwa inovasi teknologis selaras dengan nilai-nilai berpusat pada manusia.Dengan menempatkan otoritas guru dan tata kelola etis sebagai prioritas, studi ini berkontribusi pada penciptaan sistem pendidikan yang siap masa depan, yang memanfaatkan AI secara bertanggung jawab sambil melindungi kesetaraan dan integritas dalam lingkungan belajar.

Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi bagaimana siswa kelas 4 memahami dan merespons penggunaan AI dalam pembelajaran mereka, apakah mereka menyadari adanya bias atau pelanggaran privasi dalam alat yang mereka pakai. Selain itu, studi baru bisa membandingkan pengalaman guru dari sekolah perkotaan dan pedesaan untuk melihat bagaimana perbedaan infrastruktur dan pelatihan memengaruhi kemampuan mereka mengimplementasikan AI secara etis. Terakhir, peneliti bisa mengembangkan dan menguji modul pelatihan guru yang menggabungkan simulasi kasus nyata tentang keputusan etis AI dalam perencanaan pelajaran, lalu mengukur seberapa besar modul ini meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri guru dalam menghadapi dilema etis. Dengan memasukkan suara siswa, memperdalam analisis konteks lokal, dan menciptakan alat pelatihan yang konkret, penelitian masa depan bisa lebih memperkuat kerangka etis AI agar benar-benar berjalan di lapangan, bukan hanya di atas kertas.

  1. (PDF) Integrating Artificial Intelligence Across the Philippine Educational Continuum: Opportunities,... doi.org/10.13140/RG.2.2.15776.49926PDF Integrating Artificial Intelligence Across the Philippine Educational Continuum Opportunities doi 10 13140 RG 2 2 15776 49926
  2. How Many Interviews Are Enough? - Greg Guest, Arwen Bunce, Laura Johnson, 2006. interviews greg guest... journals.sagepub.com/doi/10.1177/1525822X05279903How Many Interviews Are Enough Greg Guest Arwen Bunce Laura Johnson 2006 interviews greg guest journals sagepub doi 10 1177 1525822X05279903
  3. ChatGPT In EFL Learning: Navigating the Impact of Technological Advancements on Educational Policy, Equity,... nstproceeding.com/index.php/nuscientech/article/view/1342ChatGPT In EFL Learning Navigating the Impact of Technological Advancements on Educational Policy Equity nstproceeding index php nuscientech article view 1342
  1. #persepsi guru#persepsi guru
File size1.16 MB
Pages17
DMCAReportReport

ads-block-test