UNUSAUNUSA
Journal | Universitas Nahdlatul Ulama SurabayaJournal | Universitas Nahdlatul Ulama SurabayaKristal violet dan safranin adalah pewarna dalam pewarnaan Gram yang bersifat karsinogenik. Diperlukan bahan alternatif yang aman untuk meminimalkan penggunaan sifat karsinogenik. Kulit ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) menjadi kandidat sumber pewarna alternatif karena kandungan pigmen antosianinnya yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan ekstrak kulit ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) sebagai alternatif gentian violet dalam pewarnaan Gram bakteri. Ekstrak yang diperoleh dari kulit ubi jalar ungu diteliti dengan variasi konsentrasi 50%, 60%, dan 75% selama 1, 3, dan 5 menit sebagai pengganti gentian violet pada Bacillus sp. Parameter yang diamati berdasarkan kejelasan lapang pandang, kebersihan kaca objek, kontras, bentuk bakteri, dan warna bakteri. Setiap konsentrasi ekstrak dibandingkan dengan kelompok kontrol menggunakan gentian violet. Hasil menunjukkan pewarnaan optimum pada konsentrasi 50% selama 5 menit, konsentrasi 60% selama 5 menit, dan konsentrasi 75% selama 3 dan 5 menit. Penelitian ini menunjukkan potensi ekstrak kulit Ipomoea batatas L. sebagai agen pewarna alternatif.
Ekstrak kulit ubi jalar ungu dapat digunakan sebagai pewarna alternatif dalam pewarnaan Gram bakteri, meskipun belum sepenuhnya menggantikan gentian violet.Konsentrasi dan waktu pewarnaan optimal bervariasi tergantung pada formulasi ekstrak.Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan efektivitas pewarnaan, termasuk penggunaan konsentrasi 100% dan waktu pewarnaan 5 menit.
Penelitian lanjutan dapat menguji efektivitas ekstrak kulit ubi jalar ungu pada berbagai jenis bakteri Gram positif dan negatif untuk membandingkan hasil pewarnaan. Eksplorasi metode ekstraksi lain selain MAE dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan stabilitas pigmen antosianin. Perlu juga dikembangkan penelitian tentang modifikasi formulasi ekstrak dengan penambahan zat pengikat atau stabilizer untuk meningkatkan penetrasi pewarna ke dinding sel bakteri.
| File size | 431.54 KB |
| Pages | 9 |
| DMCA | ReportReport |
Related /
UNUSAUNUSA Penelitian ini membandingkan penundaan 2 jam dan 3 jam dalam pengujian natrium (Na), kalium (K), dan klorin (Cl). Metode yang digunakan adalah analisisPenelitian ini membandingkan penundaan 2 jam dan 3 jam dalam pengujian natrium (Na), kalium (K), dan klorin (Cl). Metode yang digunakan adalah analisis
UNUSAUNUSA Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai bahan baku pembuatan kertas dengan metode organosolv. Kulit pisang mengandung selulosaPenelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai bahan baku pembuatan kertas dengan metode organosolv. Kulit pisang mengandung selulosa
UNUSAUNUSA Kulit pisang memiliki kandungan selulosa 63,8%, lignin 9,4%, dan ekstraktif 4,2%, sehingga potensial sebagai bahan baku pulp. Kulit pisang dapat dimanfaatkanKulit pisang memiliki kandungan selulosa 63,8%, lignin 9,4%, dan ekstraktif 4,2%, sehingga potensial sebagai bahan baku pulp. Kulit pisang dapat dimanfaatkan
UNUSAUNUSA Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja campuran aspal yang diperkuat dengan limbah plastik kemasan minuman (polyethylene terephthalate/PET)Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja campuran aspal yang diperkuat dengan limbah plastik kemasan minuman (polyethylene terephthalate/PET)
Useful /
UNYUNY Untuk meningkatkan pelafalan, guru perlu memberikan latihan berulang, koreksi kesalahan, dan pendekatan pembelajaran yang menekankan aspek fonetik sejakUntuk meningkatkan pelafalan, guru perlu memberikan latihan berulang, koreksi kesalahan, dan pendekatan pembelajaran yang menekankan aspek fonetik sejak
UNDIKSHAUNDIKSHA Tidak ditemukan perbedaan signifikan pada rasio keuangan CR, DER, TATO, ROA, dan ROE sebelum dan sesudah akuisisi. Akuisisi yang dilakukan oleh perusahaanTidak ditemukan perbedaan signifikan pada rasio keuangan CR, DER, TATO, ROA, dan ROE sebelum dan sesudah akuisisi. Akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan
UNUSAUNUSA Lalat (Musca domestica) merupakan vektor penyakit yang dapat menularkan kepada manusia. Umumnya, lalat dikendalikan dengan menggunakan insektisida kimia.Lalat (Musca domestica) merupakan vektor penyakit yang dapat menularkan kepada manusia. Umumnya, lalat dikendalikan dengan menggunakan insektisida kimia.
UNUSAUNUSA Sampel yang diuji berupa ekstrak etanol petai Cina dan lidah buaya pada konsentrasi 25, 50, 75, dan 100 g/mL, serta kontrol positif (kloramfenikol) danSampel yang diuji berupa ekstrak etanol petai Cina dan lidah buaya pada konsentrasi 25, 50, 75, dan 100 g/mL, serta kontrol positif (kloramfenikol) dan