KKPKKP

Ikan betta berukuran besar (raksasa) memiliki nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan betta berukuran normal, dan over ekspresi gen hormon pertumbuhan dapat menghasilkan ikan raksasa. Sebagai langkah awal produksi betta transgenik raksasa, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh konsentrasi DNA plasmid yang memberikan tingkat penetasan dan kelangsungan hidup larva betta lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan konstruksi gen pCcBA-PhGH yang mengandung gen hormon pertumbuhan ikan lele Siam (PhGH) yang dikontrol oleh promotor β-actin ikan mas. Betta imbellis dipijahkan secara alami, dan embrio dikumpulkan 1-2 menit setelah waktu pemijahan. Seratus embrio direndam dalam 2 mL transfectan X-treme gene yang mengandung vektor ekspresi CcBA-PhGH (50 µg/mL), pada suhu kamar selama sekitar 30 menit. Perlakuan dalam penelitian ini adalah perbandingan transfectant : DNA plasmid yang berbeda, yaitu: A (0,75 µL : 0,25 µL); B (0,75 µL : 0,50 µL); C (0,75 µL : 0,75 µL), D sebagai kontrol 1 (tanpa transfectant, 0,25 µL DNA); E sebagai kontrol 2 (0,75 µL transfectant, tanpa DNA), dan F sebagai kontrol 3 (tanpa transfectant dan tanpa DNA). Setiap perlakuan diulang tiga kali. Embrio yang ditransfeksi ditetaskan dalam wadah (volume 1 L). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penetasan (HR) dan tingkat kelangsungan hidup larva (SR) (pada 4 hari setelah menetas) pada perlakuan A sama dengan kontrol, tetapi sedikit lebih tinggi dari perlakuan B dan C. Analisis PCR dengan template DNA menunjukkan bahwa gen PhGH ditemukan pada embrio dan larva (sampel gabungan) perlakuan A, B, dan C. Lebih lanjut, analisis RT-PCR menunjukkan adanya ekspresi mRNA PhGH pada sampel gabungan embrio dan larva. Oleh karena itu, transfeksi embrio dengan campuran 0,75 µL transfectant dan 0,25 µL vektor ekspresi gen dapat digunakan untuk menghasilkan betta transgenik.

Tingkat penetasan dan kelangsungan hidup larva tertinggi diperoleh menggunakan X-treme Gene 0,75 µL dan DNA plasmid 0,25 µL (konsentrasi 50 µg/mL).Selain itu, promotor β-actin dapat mengatur ekspresi mRNA gen PhGH pada B.Oleh karena itu, transfectant X-treme Gene dan promotor β-actin ikan mas dapat digunakan untuk menciptakan B.

Penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk mengevaluasi efek dari rasio transfectant terhadap ekspresi gen dalam jangka panjang serta memastikan bahwa gen yang ditransfer dapat diwariskan secara stabil ke generasi berikutnya. Apakah metode transfeksi ini juga efektif untuk jenis ikan hias lain yang memiliki ukuran telur kecil selain betta? Selain itu, perlu diteliti lebih lanjut bagaimana pengaruh lingkungan, seperti suhu dan kualitas air, terhadap efisiensi transfeksi dan pertumbuhan larva betta transgenik. Penelitian mengenai karakteristik morfologi dan fisiologi ikan betta transgenik hasil perlakuan dengan berbagai konsentrasi DNA perlu dilakukan untuk memahami dampak dari over ekspresi hormon pertumbuhan terhadap kesehatan dan kualitas ikan. Studi lanjutan juga sebaiknya mencakup pengembangan marker genetik yang lebih spesifik agar proses identifikasi individu transgenik menjadi lebih akurat dan efisien.

  1. #ikan lele#ikan lele
  2. #hormon pertumbuhan#hormon pertumbuhan
File size339.56 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test