IAIN PONOROGOIAIN PONOROGO

Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran IslamAl-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam

Upaya penegakan syariat Islam dengan mengganti dasar negara merupakan catatan sejarah panjang berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fenomena tersebut memunculkan fragmentasi sosial yang mengarah pada terjadinya disintegrasi rakyat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Artikel ini menganalisis progresifitas dialektika komunitas alumni dan santri Pesantren Lirboyo dalam merespon proses demokrasi di atas dengan memperkenalkan fikih kebangsaan, terutama pasca maraknya ideologi salafisme. Secara khusus, tulisan ini diarahkan pada pilihan fikih kebangsaan dalam membangun logika kontra paradigma puritanisme yang memposisikan subjektivitas manusia sebatas mengimplementasikan perintah Tuhan. Tujuannya menemukan pola eksplorasi makna teks normatif yang dikontruksi sedemikian rupa dalam mempromosikan tujuan-tujuan sosial dan humanis nilai-nilai agama. Selain itu, juga diungkap strategi sosial dalam merepesentasikan fikih kebangsaan ke ruang publik. Pendekatan kualitatif dipilih sebagai teknik menemukan beberpa aspek penting berkenaan dengan strategi dan pola eksplorasi teks. Agar pola dan eksplorasi teks lebih detail maka dilakukan wawancara pada beberapa santri senior yang menginisiasi wacana fikih kebangsaan kemudian dilanjutkan pada beberapa pengasuh. Temuan penelitian menunjukkan bahwa fikih kebangsaan muncul sebagai hasil dialektika dinamis dengan fenomena kewarganegaraan di tingkat lokal maupun global yang berusaha mengunci kecenderungan kelompok tertentu dalam memunculkan dalil dan pemahaman keagamaan monolitik.

Pembangunan fikih kebangsaan dipicu oleh kemunculan ideologi salafisme dan gerakan Islam transnasional yang berupaya menegakkan syariat Islam sebagai sistem tata kelola negara di Indonesia.Sebagai suatu wacana tandingan terhadap ideologi khilafah, fikih kebangsaan bertujuan mengharmoniskan fragmentasi ideologis dengan realitas politik nasional melalui penafsiran nilai-nilai Islam berdasarkan maqashid al syariah dan ushul al khamsah.Pada akhirnya, fikih kebangsaan menanamkan semangat kebersamaan dan kesadaran kolektif akan realitas Indonesia sebagai entitas nasional yang plural, yang menjadikan etika inklusif dan supremasi rakyat sebagai bagian integral dari pengalaman berbangsa dan bernegara.

Penelitian ini membuka peluang untuk kajian lebih lanjut yang lebih mendalam. Pertanyaan penelitian yang menarik untuk diangkat adalah, bagaimana perbandingan model pengembangan dan diseminasi fikih kebangsaan antara Pesantren Lirboyo dengan pesantren-pesantren tradisional besar lainnya di Indonesia dalam menghadapi tantangan ideologi transnasional, sehingga dapat diketahui keunikan dan keunggulan masing-masing pendekatan. Selain itu, diperlukan penelitian yang mengukur dampak konkret dari implementasi fikih kebangsaan ini, terutama untuk menjawab pertanyaan sejauh mana efektivitas kurikulum dan jaringan alumni dalam memoderasi pandangan keagamaan santri dan masyarakat luas terhadap isu khilafah dan radikalisme, baik dalam skala lokal maupun nasional. Arah studi selanjutnya juga bisa fokus pada transformasi digital dengan meneliti bagaimana strategi adaptasi dan kontestasi wacana fikih kebangsaan di ruang daring, terutama di media sosial, dalam menghadapi narasi-narasi radikalisme yang beredar secara massif di kalangan pemuda. Ketiga arah penelitian ini akan memperkaya pemahaman kita tentang peran pesantren sebagai benteng negara di era modern.

  1. #prophetic education surah#prophetic education surah
Read online
File size504.15 KB
Pages18
Short Linkhttps://juris.id/p-1xd
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test