OJSSTIKESBANYUWANGIOJSSTIKESBANYUWANGI

Nursing Information JournalNursing Information Journal

Pendahuluan: Bencana merupakan peristiwa yang berlangsung secara tiba-tiba serta membawa kerusakan besar atau kehilangan. Triage merupakan elemen penting dari perawatan medis modern seperti yang diperlukan untuk menetapkan sumber daya yang relatif langka untuk kebutuhan medis terbatas/ mendesak. Tugas tersebut menjadi penting di mana ada ketidak seimbangan waktu atau lokasi antara kebutuhan medis pasien dan sumber daya yang tersedia. Metode: Penulisan makalah ini menggunakan metode study literature. Artikel berasal dari data base publikasi pada PUBMED dan pencarian manual pada Google Scholar dalam waktu 10 tahun terakhir pada 2 halaman pertama. Kriteria inklusi adalah artikel lengkap yang membaha SALT dan atau START Triage. Artikel dengan kesamaan judul dan Abstrack dieksklusikan dari review lanjut. Analisa menggunakan pendekatan PICOT untuk memperoleh hasil dan membandingkan hasil antar literatur. Hasil: Beberapa jenis triage tampak memiliki potensi yang menjanjikan. Modified SALT (mSALT) mampu menurunkan 22% tingkat kelsalahan dari perawat saat ,elakukan triage. (Modified SALT /mSALT ) dengan rata-rata lama triage 4 dan 5 detik lebih pendek per pasien. Triase SALT tampaknya sedikit lebih akurat, lebih konsisten, dan memiliki tingkat kesalahan triase di bawah dan di atas yang lebih rendah dibandingkan START. Tampaknya baik sistem triase SALT maupun START tidak lebih unggul dari yang lain. Sistem triase START lebih sederhana dan lebih cepat dibandingkan sistem triase SALT, sistem triase SALT lebih akurat dan konsisten. Akurasi merupakan faktor paling penting untuk dipertimbangkan saat menentukan triase mana sistem yang akan digunakan, namun kemungkinan adanya faktor lain yang harus dipertimbangkan, seperti: biaya penerapan, kegunaan, waktu untuk melakukan triase pada satu pasien, dan jumlah populasi pasien yang berbeda dan kondisi yang dapat digunakan. Kesimpulan: Tidak tampak superioritas satu macam triage dalam penggunaannya di lapangan. Hampir seluruh literatur menyatakan bahwa mayoritas triage mampu berperan secara tepat dan akurat , namun perlu pengembangan untuk menyertakan karakteristik local untuk menghasilkan skala triage yang lebih relevan.

Tidak tampak superioritas satu macam triage dalam penggunaannya di lapangan.Hampir seluruh literatur menyatakan bahwa mayoritas triage mampu berperan secara tepat dan akurat , namun perlu pengembangan untuk menyertakan karakteristik local untuk menghasilkan skala triage yang lebih relevan.

Mengingat tidak adanya superioritas tunggal dari sistem triase yang ada, penelitian lanjutan sebaiknya memfokuskan pada pengembangan model triase yang mempertimbangkan karakteristik lokal secara mendalam. Ini bisa meliputi faktor budaya, jenis bencana yang dominan di suatu wilayah, ketersediaan sumber daya medis, serta infrastruktur transportasi di daerah tersebut. Sebuah studi komparatif dapat dirancang untuk mengevaluasi bagaimana adaptasi sistem triase yang ada (misalnya SALT atau START) dengan konteks lokal dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam penanganan korban massal. Selain itu, perlu dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai metode pelatihan petugas penolong, baik tenaga medis profesional maupun relawan, untuk mencapai tingkat kecepatan, akurasi, dan konsistensi yang optimal dalam situasi bencana. Pertanyaan penelitian dapat diajukan mengenai efektivitas kombinasi pelatihan konvensional dengan teknologi simulasi canggih seperti realitas virtual atau augmented reality dalam meningkatkan retensi pengetahuan dan keterampilan triase jangka panjang, terutama dalam kondisi tekanan tinggi. Membangun simulasi berskala besar dengan pengumpulan data real-time, seperti tanda vital, dapat memberikan wawasan lebih mengenai kinerja sistem triase dalam kondisi nyata. Terakhir, penting untuk melampaui metrik akurasi semata dalam mengevaluasi sistem triase. Studi masa depan dapat melakukan analisis multikriteria yang mempertimbangkan aspek praktis seperti biaya implementasi, kemudahan penggunaan oleh berbagai tingkat responden, dan waktu yang diperlukan untuk melakukan triase per pasien. Analisis semacam ini akan membantu pembuat kebijakan dan pengelola bencana dalam memilih atau merancang sistem triase yang paling relevan dan berkelanjutan, memastikan alokasi sumber daya yang optimal dan meminimalkan over-triage maupun under-triage yang berpotensi membahayakan nyawa korban.

  1. The SALT and START Triage System for Classifying Patient Acuity Level: A Systematic Review | Purwadi... doi.org/10.14710/nmjn.v11i3.37008The SALT and START Triage System for Classifying Patient Acuity Level A Systematic Review Purwadi doi 10 14710 nmjn v11i3 37008
  2. START Triage Sebagai Istrumen Penanganan Korban dalam Setting Bencana | Nursing Information Journal.... doi.org/10.54832/nij.v3i2.689START Triage Sebagai Istrumen Penanganan Korban dalam Setting Bencana Nursing Information Journal doi 10 54832 nij v3i2 689
Read online
File size509.18 KB
Pages10
Short Linkhttps://juris.id/p-1ws
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test