RCRSRCRS
Societas Dei: Jurnal Agama dan MasyarakatSocietas Dei: Jurnal Agama dan MasyarakatKoreksi persaudaraan adalah sebuah usaha yang tak akan pernah berkesudahan dalam hidup. Dalam keragaman masyarakat, koreksi persaudaraan mesti menjadi penyokong untuk menggapai tujuan hidup bersama sebagaimana dicita-citakan dalam ideal St. Agustinus. Dengan realitas keragaman, koreksi persaudaraan diharapkan menjadi salah satu fondasi kuat di samping tantangan-tantangan yang ada seperti perbedaan interpretasi, komunikasi dan keengganan mengoreksi. Meskipun sulit namun penting untuk diaktualisasikan karena berguna untuk membangun kebersamaan dan membawa metanoia. Koreksi persaudaraan menjadi nasihat yang diberikan sesama untuk membantu mereka pada jalan kesucian. Itu menjadi sarana perkembangan spiritual untuk membantu kita mengenal kekurangan (cela) yang mungkin tersembunyi oleh karena keterbatasan dan cinta diri (egois). Koreksi persaudaraan merupakan prasyarat untuk memampukan kita mengatasi semua kekurangan dengan bantuan Allah dan memperbaharui hidup kita.
Koreksi persaudaraan merupakan keharusan yang relevan untuk mengembangkan hidup bersama, meskipun pelaksanaannya seringkali tidak ideal karena tantangan seperti perbedaan interpretasi, komunikasi yang kurang efektif, dan keengganan mengoreksi.Praksis koreksi persaudaraan belum berjalan efektif, dianggap ancaman keharmonisan, dan belum maksimal diterapkan dalam komunitas Kristiani, padahal ia berakar pada prinsip kasih dan ketulusan demi keselamatan.Agar efektif, koreksi persaudaraan memerlukan keterbukaan interpretasi, menghindari pembiaran kesalahan, serta pemilihan waktu dan pemahaman masalah yang tepat, sehingga dapat mewujudkan hidup bersama yang harmonis dan sehati sejiwa.
Meninjau esensi koreksi persaudaraan yang sarat nilai kasih dan potensi transformatif, terdapat beberapa arah penelitian lanjutan yang menarik untuk dieksplorasi lebih jauh demi memperkaya pemahaman serta penerapannya di masa kini. Pertama, sebuah studi mendalam dapat meneliti efektivitas penerapan prinsip koreksi persaudaraan ala St. Agustinus dalam konteks komunitas yang sangat heterogen dan sekuler, bukan hanya terbatas pada lingkungan religius. Hal ini penting untuk memahami bagaimana nilai-nilai universal dari ajaran Agustinus tentang kasih dan tanggung jawab sosial dapat dijembatani dan diaktualisasikan dalam masyarakat modern yang plural, di mana perbedaan interpretasi dan keengganan mengoreksi sering menjadi kendala. Pertanyaan yang muncul adalah: strategi adaptasi apa yang paling berhasil dalam menerapkan koreksi persaudaraan di luar komunitas Kristiani, dan bagaimana respons budaya yang berbeda terhadap praktik ini? Kedua, mengingat tantangan komunikasi yang sering menghambat penerimaan koreksi, penelitian bisa berfokus pada pengembangan dan evaluasi model komunikasi spesifik yang dirancang untuk menyampaikan teguran persaudaraan secara efektif. Studi ini dapat mengidentifikasi faktor-faktor linguistik, non-verbal, dan psikologis yang berkontribusi pada penerimaan atau penolakan koreksi, serta dampak pelatihan komunikasi terhadap peningkatan keberhasilan koreksi persaudaraan. Bagaimana komunikasi empatik dapat mengurangi keengganan mengoreksi dan perbedaan interpretasi menjadi fokus utama? Ketiga, investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran dinamika kelompok, terutama keberadaan peer group, dalam membentuk sikap terhadap koreksi persaudaraan. Penelitian ini dapat menganalisis bagaimana norma-norma internal kelompok memengaruhi praktik koreksi, dan bagaimana kepemimpinan formal maupun informal dapat dimanfaatkan untuk mendorong budaya keterbukaan dan tanggung jawab kolektif dalam menerima maupun memberikan koreksi. Apakah intervensi tingkat kelompok dapat mengubah resistensi individual terhadap koreksi persaudaraan? Dengan demikian, penelitian-penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi praktis untuk menjadikan koreksi persaudaraan lebih relevan dan efektif dalam membangun hidup bersama yang harmonis dan otentik.
| File size | 506.85 KB |
| Pages | 22 |
| Short Link | https://juris.id/p-1uK |
| Lookup Links | Google ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu |
| DMCA | Report |
Related /
IC MESIC MES Pemahaman tekstual terhadap teks wahyu dan overgeneralisasi terhadap tindakan menjadi dasar dari vonis kafir yang keliru. Vonis kafir tidak sah jika pelakuPemahaman tekstual terhadap teks wahyu dan overgeneralisasi terhadap tindakan menjadi dasar dari vonis kafir yang keliru. Vonis kafir tidak sah jika pelaku
RCRSRCRS Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, penting untuk mempraktekan hukum kasih agar tercipta keharmonisan hidup di tengah kemajemukan. Hukum kasih harusDalam masyarakat Indonesia yang majemuk, penting untuk mempraktekan hukum kasih agar tercipta keharmonisan hidup di tengah kemajemukan. Hukum kasih harus
RCRSRCRS Kebijakan-kebijakan tersebut dalam pelaksanaannya memicu kontroversi di masyarakat, distorsi ekonomi, bahkan berdimensi politik yang berpotensi menghambatKebijakan-kebijakan tersebut dalam pelaksanaannya memicu kontroversi di masyarakat, distorsi ekonomi, bahkan berdimensi politik yang berpotensi menghambat
JOURNALWIDYAKARYAJOURNALWIDYAKARYA Secara ekonomi, pupuk organik menekan ketergantungan warga terhadap pupuk kimia. Meski terdapat kendala seperti keterbatasan ruang dan lamanya waktu pengomposan,Secara ekonomi, pupuk organik menekan ketergantungan warga terhadap pupuk kimia. Meski terdapat kendala seperti keterbatasan ruang dan lamanya waktu pengomposan,
JOURNALWIDYAKARYAJOURNALWIDYAKARYA Metode yang digunakan untuk pembuatan katalog adalah mendampingi mitra dalam mengumpulkan desain batik, membuat narasi, serta menyusun katalog. Untuk memperluasMetode yang digunakan untuk pembuatan katalog adalah mendampingi mitra dalam mengumpulkan desain batik, membuat narasi, serta menyusun katalog. Untuk memperluas
STKIP PESSELSTKIP PESSEL Konsep belajar mandiri sesuai dengan filosofi pendidikan progresivisme. Keduanya menekankan nilai-nilai kemandirian dan kebebasan, serta menghadirkan perspektifKonsep belajar mandiri sesuai dengan filosofi pendidikan progresivisme. Keduanya menekankan nilai-nilai kemandirian dan kebebasan, serta menghadirkan perspektif
DCCDCC Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan siswa dalam pemahaman mendengarkan di kelas X ULP 2 SMK N 4 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakanTujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan siswa dalam pemahaman mendengarkan di kelas X ULP 2 SMK N 4 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan
STPSAHIDSURAKARTASTPSAHIDSURAKARTA Berdasarkan hasil analisis dan skoring potensi pengembangan geowisata pada objek Watu Kapal, objek tersebut memiliki skor 63,5%. Nilai tersebut menunjukkanBerdasarkan hasil analisis dan skoring potensi pengembangan geowisata pada objek Watu Kapal, objek tersebut memiliki skor 63,5%. Nilai tersebut menunjukkan
Useful /
EKASAKTIEKASAKTI Penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan bahwa penerapan berbagai media pembelajaran pada pembelajaran bentuk-bentuk geometri dapat meningkatkan kualitasPenelitian tindakan kelas ini menyimpulkan bahwa penerapan berbagai media pembelajaran pada pembelajaran bentuk-bentuk geometri dapat meningkatkan kualitas
EKASAKTIEKASAKTI Perhatian anak dapat ditingkatkan melalui metode bercerita dengan media boneka tangan dengan langkah-langkah kondisikan anak, perkenalkan boneka, bercerita,Perhatian anak dapat ditingkatkan melalui metode bercerita dengan media boneka tangan dengan langkah-langkah kondisikan anak, perkenalkan boneka, bercerita,
MARQCHAINSTITUTEMARQCHAINSTITUTE Alat ini bekerja dengan menggunakan dua rangkaian yang terdapat pada mikrokontroler AT89S52 sebagai pengontrol RFID Starter Kit. Komunikasi menggunakanAlat ini bekerja dengan menggunakan dua rangkaian yang terdapat pada mikrokontroler AT89S52 sebagai pengontrol RFID Starter Kit. Komunikasi menggunakan
STPSAHIDSURAKARTASTPSAHIDSURAKARTA Pengembangan pariwisata memerlukan partisipasi masyarakat yang signifikan. Partisipasi tersebut tidak dapat muncul begitu saja, melainkan harus didasariPengembangan pariwisata memerlukan partisipasi masyarakat yang signifikan. Partisipasi tersebut tidak dapat muncul begitu saja, melainkan harus didasari