MARANATHAMARANATHA

Journal of Medicine and HealthJournal of Medicine and Health

Doksorubisin masih menjadi agen antikanker yang sering digunakan meskipun memberikan efek samping terhadap organ nontarget. Strategi pembatasan dosis digunakan untuk menurunkan insidensi kardiotoksisitas. Andrografolida memiliki berbagai efek terapi seperti antioksidan dan anti-inflamasi. Studi ini bertujuan untuk melihat efek kardioprotektif andrografolida secara oral terhadap laktat dehidrogenase (LDH), kreatin kinase-MB (CK-MB), dan berat jantung relatif pada tikus yang diinduksi doksorubisin. Enam belas ekor tikus Sprague Dawley jantan diacak menjadi empat kelompok: yang menerima saline i.p dan pembawa secara oral (Normal), doksorubisin 16 mg/kgBB i.p dan pembawa secara oral (Dox), doksorubisin 16 mg/kgBB i.p andrografolida 30 mg/kgBB secara oral (Dox And30), doksorubisin 16 mg/kgBB i.p andrografolida 60 mg/kgBB secara oral (Dox And60). Darah diambil melalui tusuk jantung dan organ jantung ditimbang setelah empat minggu pemberian. Total LDH dan CK-MB diukur secara spektrofotometri. Kadar LDH dan CK-MB meningkat secara signifikan dan tanda-tanda toksisitas akut pada kelompok Dox dibandingkan kelompok Normal. Pemberian bersama andrografolida pada 30 mg/kgBB dan 60 mg/kgBB mengurangi tanda-tanda toksisitas dan secara signifikan menurunkan kadar LDH dan CK-MB dibandingkan kelompok Dox (P<0.05 dan P<0.01). Namun, berat badan dan berat jantung relatif tidak berbeda secara signifikan pada semua kelompok setelah pemberian andrografolida. Simpulan, andrografolida menurunkan kadar LDH dan CK-MB, sehingga memiliki potensi protektif mengurangi efek toksik doksorubisin.

namun, berat badan dan berat jantung relatif tidak berbeda secara signifikan pada semua kelompok.Administrasi oral andrografolida dengan dosis 30 mg/kgBB dan 60 mg/kgBB menurunkan tingkat LDH dan CK-MB pada tikus yang diinduksi doxorubisin.

Penelitian selanjutnya dapat mempelajari secara mendalam mekanisme molekuler perlindungan kardioprotektif andrografolida dengan memfokuskan pada jalur sinyal NF‑κB serta ekspresi gen terkait pada sel kardiomiosit tikus, menggunakan sampel yang lebih besar untuk meningkatkan keandalan data. Selain itu, studi dosis‑respon dan keamanan jangka panjang administrasi oral andrografolida bersama doxorubisin dapat dievaluasi pada model hewan yang lebih beragam, termasuk tikus betina dan dengan variasi umur, untuk melihat pengaruh gender dan usia terhadap efek terapetik. Selanjutnya, uji klinis terkontrol secara randomisasi pada pasien kanker yang menerima doxorubisin dapat dilakukan untuk menilai efektivitas suplementasi andrografolida dalam mengurangi biomarker kardial seperti LDH dan CK‑MB serta meningkatkan fungsi jantung secara klinis. Penelitian ini juga dapat menyertakan penilaian kualitas hidup pasien melalui kuesioner standar, sehingga manfaat klinis tambahan dapat diidentifikasi secara komprehensif. Pendekatan multi‑metode, menggabungkan analisis biokimia, histologi, dan pencitraan ekokardiografi, akan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang potensi andrografolida sebagai agen kardioprotektif. Dengan mengatasi keterbatasan ukuran sampel dan memperluas spektrum populasi penelitian, hasil yang diperoleh diharapkan dapat memperkuat dasar ilmiah untuk penggunaan andrografolida dalam terapi kombinasi pada pasien kanker.

  1. . endobj procset text imageb imagec imagei annots mediabox contents group tabs ffu4p doi.org/10.52403/ijrr.20210704endobj procset text imageb imagec imagei annots mediabox contents group tabs ffu4p doi 10 52403 ijrr 20210704
File size257.77 KB
Pages10
DMCAReportReport

ads-block-test