UNPANDUNPAND

Arsitektur Universitas Pandanaran JurnalArsitektur Universitas Pandanaran Jurnal

Semarang merupakan kota yang sering menjadi tempat wisata bagi wisatawan. Semarang menunjukkan bahwa wilayahnya merupakan lokasi yang kaya budaya dan menjunjung tinggi pluralisme. Terlepas dari keragaman agama, warga Semarang memiliki sikap yang mendorong mereka untuk hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat. Destinasi wisata religi yang menjadi ciri khas Kota Semarang selalu menarik dikunjungi karena reputasinya yang memiliki aspek religi beragam. Semarang juga menampilkan struktur berkualitas tinggi dari masa kolonial yang mencerminkan sejarah Eropa. Keberagaman tersebut menjadikan kota Semarang berpotensi untuk semakin menarik wisatawan dengan membangun destinasi wisata yang memunculkan identitas kota Semarang sebagai kota yang menjunjung tinggi pluralitas, maka dari itu akan dirancang kawasan wisata religi multi agama di Semarang. Agar kedepannya, Semarang menjadi wadah dan pusat peradaban kehidupan pluralitas, serta menjadi contoh kerukunan ummat beragama. Perancangan tersebut menggunakan pendekatan arsitektur neo vernakular, bertujuan agar perancangan tersebut tak lepas dari identitas kota Semarang sebagai kota yang kaya akan kultur dan budaya. Gambaran perancangan kawasan tersebut adalah menyajikan kawasan yang didalamnya terdapat beberapa bangunan yang fungsinya berbeda, perancangan ini berfokus terhadap 6 bangunan ibadah ummat beragama, meliputi Masjid, Gereja, Capel, Pura, Vihara, dan Klenteng. Terdapat bangunan lain yang berfungsi sebagai aspek penunjang maupun sebagai daya tarik pengunjung.

Untuk dapat merancang dan sebuah kawasan wisata religi multi agama, seorang arsitek dapat mempertimbangkan beberapa aspek dalam pengerjaannya, beberapa aspek tersebut meliputi.Analisa terhadap tapak, yang didalamnya terdapat kesimpulan data berupa potensi tapak, kendala tapak, solusi yang diberikan terhadap kendala yang ada pada tapak.Mendapatkan data mengenai program ruang, dimana program akan menyajikan beberapa data yaitu berupa analisa aktivitas yang akan terjadi pada kawasan, pengguna kawasan, kemudian kebutuhan ruang yang ada pada sebuah kawasan, dan besaran ruang dari masing masing bangunan yang ada pada kawasan.Tata kawasan, dimana seorang arsitek harus benar benar memperhatikan fungsi dari dari massing masing bangunan pada kawasan yang akan dirancang.Yang pada perencanaan kali ini arsitek harus dapat memperhatikan tata letak dari area yang berfungsi untuk kegiatan ibadah dan juga area yang berfungsi untuk kegiatan penunjang maupun aktifitas diluar kegiatan peribadatan lainya.

Penelitian lanjutan bisa mengeksplorasi dampak sosial-ekonomi kawasan wisata religi multi agama terhadap komunitas lokal, khususnya dalam hal pengelolaan destinasi yang inklusif dan berkelanjutan. Studi banding antara konsep neo-vernacular di Semarang dengan kawasan serupa di kota lain di Indonesia dapat memberikan wawasan tentang adaptasi lokal dalam arsitektur pluralistik. Penelitian juga perlu mempelajari efektivitas desain kawasan dalam mempromosikan dialog antar agama, termasuk bagaimana ruang fisik memengaruhi persepsi umat beragama terhadap pluralitas.

Read online
File size1.42 MB
Pages22
Short Linkhttps://juris.id/p-1sQ
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test