UKIUKI

DIGICATIONDIGICATION

Berdasarkan hasil penelitian, perubahan sosial di dunia fotografi di Lumajang tidak hanya terjadi pada para tukang foto atau pelaku bisnis fotografi, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat dalam hal kebutuhan akan fotografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan sosial masyarakat Lumajang di dunia fotografi pada periode 1990-an hingga 2011, menelusuri latar belakang munculnya komunitas fotografi, serta menganalisis pengaktualisasian perubahan sosial tersebut melalui teori John Lewis Gillin & John Philip Gillin. Metode yang digunakan adalah metode sejarah, yang mencakup heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan signifikan mulai terlihat pada 1990-an dengan maraknya tren foto keluarga saat Idul Fitri, mencapai puncaknya pada awal 2000-an hingga 2011 dengan munculnya komunitas fotografi, seminar-seminar fotografi, serta adopsi ponsel berkamera sebagai bagian dari kemajuan teknologi.

Perubahan sosial di dunia fotografi di Lumajang dimulai dengan munculnya Hwa Fong Studio sebagai cikal bakal fotografi di daerah tersebut dan berkembang pesat dari 1990-an hingga 2011.Perubahan ini dipicu oleh faktor-faktor teoritis Gillin & Gillin, yaitu perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, dan penemuan baru seperti kamera digital dan ponsel berkamera.Puncak perubahan terlihat pada munculnya komunitas fotografi seperti CPL dan Insta Lumajang, serta peralihan dari pemotretan studio ke pemotretan sehari-hari menggunakan ponsel, yang mengubah cara masyarakat mengabadikan momen dan memaknai fotografi sebagai bagian dari identitas dan ekspresi sosial.

Peneliti selanjutnya dapat menyelidiki bagaimana para fotografer lokal di Lumajang pada tahun 1950–1990an mempertahankan atau mengubah teknik pemotretan mereka seiring masuknya kamera analog dan perubahan gaya hidup masyarakat, serta apa saja tantangan yang mereka hadapi dalam transisi dari bisnis fotografi tradisional ke bentuk yang lebih profesional. Selain itu, penting untuk meneliti bagaimana komunitas fotografi seperti CPL dan Insta Lumajang yang sudah tidak aktif lagi bisa dipelajari sebagai model keberlanjutan sosial, dengan menggali alasan mengapa generasi muda tidak melanjutkan keanggotaannya dan apa yang bisa dipelajari dari kegagalan ini untuk membangun komunitas kreatif yang lebih tahan lama di daerah lain. Terakhir, peneliti dapat mengeksplorasi dampak psikologis dan budaya dari peralihan dari fotografi berbasis kamera DSLR ke fotografi ponsel, khususnya dalam hubungannya dengan perubahan nilai estetika, keaslian kenangan, dan hubungan antara individu dan dokumentasi visual di kalangan masyarakat Lumajang, sehingga memahami bagaimana teknologi mengubah cara manusia mengingat dan memaknai masa lalu.

  1. Open Journal Systems. open journal systems skip main content navigation menu site footer jurnal stkip... doi.org/10.31540/sdg.v1i2.251Open Journal Systems open journal systems skip main content navigation menu site footer jurnal stkip doi 10 31540 sdg v1i2 251
  2. ANALISIS PENGARUH KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI, PENGHARGAAN DAN KEBUTUHAN SOSIAL TERHADAP PENGEMBANGAN... doi.org/10.37676/ekombis.v9i1.1169ANALISIS PENGARUH KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PENGHARGAAN DAN KEBUTUHAN SOSIAL TERHADAP PENGEMBANGAN doi 10 37676 ekombis v9i1 1169
File size287.17 KB
Pages22
DMCAReportReport

ads-block-test