ISDIKKIERAHAISDIKKIERAHA

Langua: Journal of Linguistics, Literature, and Language EducationLangua: Journal of Linguistics, Literature, and Language Education

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1) Menggambarkan bentuk bahasa kasar (maki-maki) yang digunakan oleh remaja di Desa Duma, Kecamatan Galela Barat; 2) Mengetahui konteks penggunaan bahasa kasar (maki-maki) yang sering digunakan oleh remaja di Desa Duma, Kecamatan Galela Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Melalui metode kualitatif deskriptif ini, peneliti akan menggambarkan penggunaan bahasa kasar oleh remaja di Desa Duma, Kecamatan Galela Barat. Lokasi penelitian digunakan oleh peneliti untuk observasi yaitu di Desa Duma, Kecamatan Galela Barat. Peneliti melakukan penelitian di Desa Duma dengan pertimbangan bahwa peneliti merupakan bagian dari komunitas Duma sehingga akan memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 2 (dua) bulan, mulai dari Mei hingga Juli 2020. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk melakukan analisis data, peneliti menggunakan teknik kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian membuktikan bahwa: 1) Bentuk bahasa kasar (maki-maki) yang digunakan oleh remaja di Desa Duma, Kecamatan Galela Barat, terdapat dua bentuk, yaitu maki-maki yang digunakan berdasarkan bentuk satuan kata yang digunakan oleh remaja Duma dalam satuan kata yang lebih kecil dan tidak dapat diuraikan lagi. Selain itu, terdapat maki-maki yang digunakan oleh remaja dalam bentuk frasa yang tidak melebihi batas elemen fungsi gramatikal. Frasa maki-maki dimaksudkan terdiri dari dua kata yang membentuk kesatuan makna sehingga tidak dapat dipisahkan. 2) Konteks penggunaan bahasa kasar (maki-maki) yang sering digunakan oleh remaja di Desa Duma, Kecamatan Galela Barat, adalah bentuk ledakan emosional saat marah, menggoda teman, bercanda, mengagumi, dan menghina sesama remaja. Konteks penggunaan maki-maki oleh remaja di Duma bersifat baik sadar (disengaja) maupun tidak sadar (tidak disengaja).

Terdapat dua bentuk bahasa kasar yang digunakan remaja di Desa Duma, yaitu dalam bentuk satuan kata dan frasa yang tidak melebihi batas fungsi gramatikal, dengan makna yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.Konteks penggunaan bahasa kasar tersebut terutama muncul sebagai ekspresi emosional saat marah, menggoda, bercanda, mengagumi, atau menghina sesama remaja.Penggunaan bahasa kasar dilakukan secara sadar maupun tidak sadar, dan sering kali berfungsi sebagai alat ikatan sosial meskipun bersifat kasar.

Penelitian selanjutnya dapat mengkaji bagaimana perubahan makna dan penggunaan bahasa kasar di kalangan remaja Duma seiring dengan perkembangan teknologi dan media sosial, misalnya apakah kata-kata seperti bajingan atau cuki mai yang awalnya hanya digunakan secara lisan kini mulai muncul dalam chat atau komentar daring, dan bagaimana konteksnya berubah. Selain itu, penting untuk meneliti perbedaan penggunaan bahasa kasar antara remaja laki-laki dan perempuan di desa yang sama, bukan hanya dari segi frekuensi, tetapi juga dari segi fungsi sosialnya—apakah perempuan lebih sering menggunakannya sebagai bentuk keakraban, sementara laki-laki sebagai bentuk dominasi. Terakhir, studi lanjutan bisa menyelidiki bagaimana lingkungan keluarga dan pendidikan formal memengaruhi kesadaran remaja terhadap dampak sosial dari bahasa kasar, apakah mereka benar-benar menyadari bahwa kata-kata seperti lonte atau kambing bisa menyakiti, atau justru mereka menganggapnya sebagai bagian alami dari identitas kelompok mereka yang tidak perlu diubah.

  1. #teknik analisis data#teknik analisis data
  2. #analisis data model#analisis data model
Read online
File size577.2 KB
Pages10
DMCAReport

Related /

ads-block-test