STAIALANWARSTAIALANWAR

AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur'anAL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur'an

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna zawj dalam al-Qur‟an. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis digunakan untuk menganalisis kata zawj dalam al-Qur‟an. Makna dasar zawj di dalam al-Qur‟an variatif. Di dalam al-Qur‟an dengan berbagai derivasi, kata zawj berjumlah 21 yang termuat dalam 72 ayat dari 43 surah dan disebutkan dalam 81 kali. Peneliti menggunakan analisa semantik al-Qur‟an Toshihiko Izutsu yang berusaha menyikap pandangan dunia al-Qu‟ran (weltanschauung) melalui analisis terhadap kosakata dan istilah kunci dalam al-Quran. Penelitian ini menyimpulkan bahwa makna dasar kata zawj adalah sesuatu yang bukan tunggal atau sesuatu yang memiliki padanan. Zawj bisa diartikan sebagai: suami seperti dalam surat al-Mujādalah [58]:1; istri dalam surat al-Baqarah [2]:35; pasangan yaitu Allah menciptakan semua makhluk berpasang-pasangan (az-Dzariyat [51]:49); hewan yaitu pasangan jantan dan betina (al-An‟ām [6]:143); tumbuhan (asy-Syu‟arā [367]:7); dan golongan (al-Wāqi‟ah [56]:7). Pada periode pra Qur‟anik, kata zawj memiliki makna permadani. Pada periode Qur‟anik terbagi menjadi dua, yaitu Makkah dan Madinah. Periode Makkah memiliki makna yang erat dengan tanda kebesaran Allah dan kenikmatan yang Allah berikan. Periode Madinah terkait tentang hukum-hukum keberpasangan. Pada masa pasca Qur‟anik kata zawj menggambarkan tentang kesetaraan gender, bahwa laki-laki dan perempuan merupakan komponen yang sama tanpa dibedakan, sehingga bisa tercapai keberlangsungan hidup yang harmonis dalam keberpasangan.

Kata zawj dalam Al-Quran memiliki 21 derivasi dalam 72 ayat dari 43 surat dengan makna dasar sesuatu yang bukan tunggal atau memiliki padanan.suami, istri, pasangan, hewan, tumbuhan, dan golongan, serta lima sinonim dan dua antonim.Analisis diakronik menunjukkan pergeseran makna dari permadani (pra-Quranik) menjadi tanda kebesaran Allah (Makkiyah), hukum keberpasangan (Madaniyah), hingga konsep kesetaraan gender (pasca-Quranik).

Mengapa analisis semantik komparatif antara kata zawj dan istilah kunci lain seperti nafs atau qurin dalam Al-Quran dapat mengungkap keterkaitan konseptual lebih dalam tentang pandangan dunia keberpasangan? Bagaimana implementasi makna relasional zawj dalam konteks hukum Islam klasik mempengaruhi interpretasi keadilan gender dalam diskursus kontemporer? Dalam hal metodologi, apakah pengembangan model komputasi semantik berbasis korpus Al-Quran dapat memetakan evolusi makna zawj secara sinkronik-diakronik secara otomatis ketiga periode? Penelitian lanjutan juga dapat mengeksplorasi implikasi praktis dari makna zawj sebagai pasangan holistik dalam konseling perkawinan Islam modern.

  1. #evolusi makna zawj#evolusi makna zawj
Read online
File size820.38 KB
Pages26
DMCAReport

Related /

ads-block-test