HTPHTP

Jurnal kesehatan komunitas (Journal of community health)Jurnal kesehatan komunitas (Journal of community health)

Perilaku berisiko pada pengemudi adalah tindakan tidak aman dalam berkendara di jalan raya dalam kondisi normal yang dapat menimbulkan kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain. Salah satu penyebab utamanya adalah pelaksanaan dan pengawasan yang belum optimal, serta perilaku masyarakat industri dan masyarakat umum yang masih kurang baik. Kecelakaan kerja terjadi sebanyak 88% akibat perilaku tidak aman. Kasus kecelakaan pada pengemudi mobil sampah erat kaitannya dengan perilaku pengemudi itu sendiri, seperti berhenti tidak pada tempatnya, tidak menyalakan lampu hazard, parkir sembarangan, dan mengemudi secara agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, pendidikan, pelatihan, SOP, dan pengawasan terhadap perilaku berisiko pada pengemudi mobil sampah. Jenis penelitian adalah observasional analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 122 pengemudi mobil sampah. Pengolahan data dilakukan melalui editing, coding, entry, cleaning, dan tabulasi. Analisis data menggunakan uji univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan sebab akibat dengan perilaku berisiko adalah pelatihan (p=0,004) dan pengawasan (p=0,017). Variabel perancu adalah SOP dan sikap, sedangkan pendidikan tidak berhubungan. Kesimpulannya, terdapat hubungan sebab akibat antara pelatihan dan pengawasan dengan perilaku berisiko pada pengemudi mobil sampah.

Terdapat hubungan sebab akibat antara pelatihan dan pengawasan dengan perilaku berisiko pada pengemudi mobil sampah.Pengemudi yang tidak mendapatkan pelatihan cenderung memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan tindakan tidak aman.Kurangnya pengawasan juga memperbesar kemungkinan terjadinya perilaku berisiko di jalan raya.

Pertama, perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas pelatihan keselamatan berkendara berbasis simulasi daring terhadap perubahan perilaku pengemudi mobil sampah dalam jangka panjang, mengingat keterbatasan pelatihan tatap muka yang hanya dilakukan secara berkala. Kedua, perlu dikaji bagaimana sistem pengawasan berbasis teknologi canggih seperti kamera dashboard dan aplikasi pelacakan real-time memengaruhi frekuensi dan jenis perilaku berisiko, terutama di area yang tidak terjangkau oleh pengawas langsung. Ketiga, penting untuk mengeksplorasi pengaruh intervensi psikososial seperti pelatihan manajemen stres dan kelelahan kerja terhadap peningkatan kesadaran keselamatan berkendara, mengingat banyak pengemudi yang bekerja dalam kondisi lelah dan tekanan waktu. Ketiga saran ini melengkapi temuan studi bahwa pelatihan dan pengawasan sangat berpengaruh, namun tidak sepenuhnya mengubah sikap negatif dan kebiasaan berisiko yang sudah mengakar. Dengan pendekatan baru yang lebih teknologis dan psikologis, diharapkan dapat tercipta model intervensi yang lebih holistik dan berkelanjutan. Studi lanjutan juga perlu menguji integrasi antara pelatihan, pengawasan digital, dan pendekatan kesejahteraan mental sebagai satu kesatuan sistem. Penelitian semacam ini penting untuk memvalidasi apakah kombinasi intervensi lebih efektif dibanding tindakan terpisah. Selain itu, perlunya data longitudinal untuk menilai keberlanjutan perubahan perilaku setelah intervensi diberikan. Fokus pada aspek sikap dan faktor manusia lainnya juga perlu diperdalam, karena dalam penelitian ini sikap menjadi variabel perancu. Dengan begitu, kebijakan keselamatan kerja dapat dirancang lebih tepat sasaran dan efektif dalam mengurangi risiko kecelakaan kerja di kalangan pengemudi mobil sampah.

  1. #mobil sampah#mobil sampah
  2. #perilaku risiko#perilaku risiko
Read online
File size556.16 KB
Pages4
Short Linkhttps://juris.id/p-XQ
DMCAReport

Related /

ads-block-test