ESDMESDM

Indonesian Journal on GeoscienceIndonesian Journal on Geoscience

Anjungan karbonat Resen dapat menjadi analog yang berguna bagi anjungan fosil dan terumbu, dan memungkinkan peralatan kuantitatif dapat memprediksi distribusi fasies, volume reservoar, dan kualitas reservoar. Data dari analog modern ini akan sangat meningkatkan kemampuan kita dalam merekonstruksikan model reservoar yang terkalibrasi dan dapat diandalkan untuk lapangan fosil karbonat, seperti anjungan karbonat Miosen di Provinsi Luconia Tengah, Sarawak. Dalam studi ini, peta fasies karbonat dan data reservoar kuantitatif dihasilkan dengan menggunakan teknik inderaan jauh. Citra satelit atas anjungan karbonat di timur Sabah telah diperoleh dan diproses untuk menghasilkan peta fasies. Dalam upaya untuk membuat peta fasies yang dapat diandalkan, komposisi sedimen dan distribusi ukuran butirnya yang membentuk fasies individu harus diketahui untuk menentukan kelas yang telah diidentifikasi pada peta fasies awal. Percontoh yang didapatkan dari anjungan Gaya dan Selekan dianalisis dan hasil analisis ukuran butir didapatkan.

Analisis ukuran butir karbonat pada anjungan Selekan dan Gaya menunjukkan bahwa ukuran butir meningkat menuju terumbu (zona pabrik karbonat) dan menurun menjauhinya, dengan zona berenergi tinggi didominasi fragmen kasar dan zona tenang mengandung fragmen halus.Klasifikasi fasies berbasis penginderaan jauh (unsupervised classification) terbukti berguna dalam pemilihan titik sampling namun tidak sepenuhnya sesuai dengan klasifikasi berdasarkan analisis komponen dan ukuran butir.Oleh karena itu, integrasi antara metode klasifikasi citra satelit dan hasil analisis lapangan diperlukan untuk menghasilkan peta fasies yang lebih akurat.

Sebagai arah penelitian lanjutan, pertama-tama dapat dilakukan pengembangan metode supervised classification yang memadukan data multispektral dan hiperspektral dari citra satelit dengan parameter analisis butir lapangan (komposisi, ukuran, bentuk), sehingga peta fasies karbonat di anjungan dapat dihasilkan dengan akurasi lebih tinggi dan diuji pula pada analog anjungan karbonat Miosen di Sarawak untuk kalibrasi model. Kedua, studi dapat memanfaatkan teknologi drone bawah laut dan fotogrametri resolusi tinggi untuk memetakan morfologi dasar laut dan variasi granulometri pada zona reef flat, back-reef, dan lagoon, sehingga dapat dikembangkan model tiga dimensi yang memperkirakan volume reservoir serta heterogenitas fasies. Ketiga, perlu dilakukan pemantauan temporal menggunakan citra multi-temporal sebelum dan sesudah peristiwa cuaca ekstrem, pasang surut besar, atau siklus musiman, untuk mengkuantifikasi dampak dinamika arus dan badai terhadap distribusi sedimen karbonat di platform. Dengan cara ini, penelitian lanjutan juga akan membuka peluang pemodelan numerik kondisi hidrodinamika yang mengontrol transportasi sedimen, sehingga dapat menyempurnakan perkiraan distribusi fasies reservoir dan parameter properti porositas-permeabilitas. Kontinuitas pengumpulan data lapangan pada berbagai musim dan kondisi cuaca juga penting untuk menguji kestabilan metode dan reproducibility hasil klasifikasi.

File size2.6 MB
Pages13
DMCAReportReport

ads-block-test