HTPHTP

Jurnal kesehatan komunitas (Journal of community health)Jurnal kesehatan komunitas (Journal of community health)

Gangguan kulit merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi, terutama pada masyarakat yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi rendah seperti pemukiman lahan basah. Data Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2023 menunjukkan penyakit kulit menempati peringkat ketujuh dengan 21.271 kasus, sementara di Kecamatan Kertapati prevalensi skabies dan pioderma pada anak sekolah dasar mencapai lebih dari 60%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor lingkungan permukiman—termasuk kepadatan hunian, kondisi fisik rumah, pengelolaan sampah, kualitas fisik air, dan kerawanan banjir—dengan kejadian gangguan kulit di Kecamatan Kertapati, Kota Palembang. Penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan teknik pengambilan sampel purposive sampling terhadap 106 responden yang tinggal di Kelurahan Kemas Rindo dan Ogan Baru. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa jenis dinding (p=0.032) dan jenis lantai (p=0.037) berhubungan signifikan dengan kejadian gangguan kulit. Analisis multivariat menunjukkan jenis lantai sebagai faktor dominan (p=0.007; Exp(B)=4.718), disusul jenis plafon (p=0.010; Exp(B)=0.262). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan permukiman, khususnya jenis lantai dan plafon rumah, berkontribusi terhadap risiko gangguan kulit. Diperlukan upaya perbaikan kualitas hunian untuk menurunkan kejadian gangguan kulit di wilayah lahan basah.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan permukiman, khususnya jenis lantai dan plafon rumah, berkontribusi terhadap risiko gangguan kulit.Diperlukan upaya perbaikan kualitas hunian untuk menurunkan kejadian gangguan kulit di wilayah lahan basah.

Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi pengaruh kebersihan pribadi terhadap kejadian gangguan kulit di permukiman lahan basah, karena faktor ini mungkin memengaruhi risiko infeksi. Selain itu, studi dapat mengevaluasi efektivitas program sanitasi yang diterapkan di daerah tersebut untuk mengurangi penyebaran penyakit kulit. Selanjutnya, penelitian dapat fokus pada identifikasi patogen spesifik yang terkait dengan gangguan kulit di lingkungan lahan basah, untuk memahami mekanisme infeksi lebih dalam. Penelitian ini dapat memberikan dasar untuk pengembangan intervensi yang lebih tepat sasaran. Selain itu, perlu dilakukan penelitian longitudinal untuk memantau perubahan kejadian gangguan kulit seiring dengan perbaikan kondisi lingkungan. Studi juga dapat membandingkan efektivitas berbagai metode pengelolaan sampah dalam mencegah penyakit kulit. Terakhir, penelitian dapat mengeksplorasi hubungan antara kelembaban lingkungan dan jenis mikroorganisme yang menyebabkan gangguan kulit, untuk mendukung pencegahan yang lebih efektif.

  1. Influence of housing characteristics on bacterial and fungal communities in homes of asthmatic children... doi.org/10.1111/ina.12205Influence of housing characteristics on bacterial and fungal communities in homes of asthmatic children doi 10 1111 ina 12205
  2. Determinan Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Penyakit Kulit (Scabies) di Pondok Pesantren Modern... doi.org/10.14710/jkli.23.2.153-161Determinan Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Penyakit Kulit Scabies di Pondok Pesantren Modern doi 10 14710 jkli 23 2 153 161
File size583.54 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test