BIRCU JOURNALBIRCU JOURNAL

Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal)Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal)

Media dalam konteks demokratis berfungsi untuk memberi informasi, mendidik, dan menghibur publik umum. Media disebut sebagai Pihak Keempat negara dengan fungsi pengawasan atas aktivitas Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Meskipun kembali ke pemerintahan demokratis pada 1999, Nigeria mengalami peningkatan tantangan keamanan, mulai dari kerusuhan berbasis Syariah tahun 1999, kerusuhan Sagamu tahun 2000, kerusuhan Jos tahun 2008, hingga penjarahan gadis Chibok oleh pasukan Boko Haram tahun 2014 hingga pertumpahan darah Kaduna dengan TNI pada 2015. Hingga kini, mayoritas lebih dari 200 siswi sekolah menengah atas yang diculik di Chibok masih dalam penahanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti sejauh mana media Nigeria memainkan peran agenda setting melalui laporan media yang memenuhi kriteria objektivitas, kebenaran, dan keseimbangan. Penelitian ini menggunakan metode analisis konten terhadap laporan media tentang tantangan keamanan dan menemukan bahwa faktor-faktor seperti kepemilikan media, gaji rendah bagi praktisi media, korupsi, agama, dan etnis cenderung memengaruhi laporan media sehingga menurunkan kualitas dan kepatuhan terhadap etika. Hal ini mengakibatkan publik yang cerdas memperlakukan laporan tersebut dengan sedikit atau tanpa kepercayaan.

Hasil analisis konten memperlihatkan kebutuhan mendesak untuk memperkuat keterampilan pelaporan investigasi dan etika media agar menciptakan laporan yang kredibel, objektif, serta mendukung keamanan dan pembangunan nasional.Pengelola media dan lembaga keamanan harus bersamar sebagai mitra, memberikan akses tanpa hambatan dan melaksanakan kebijakan Informasi Bebas (FOI) guna meningkatkan transparansi.Investasi teknologi komunikasi dan pelatihan terus-menerus juga diperlukan agar pelaku media dapat membangun kepercayaan publik terhadap liputan konflik di seluruh latar belakang sosial, agama, dan politik.

Berulang kali, penelitian ini menunjukkan bahwa kepentingan etis dan kepemilikan media fu​dihkan. Pertama, perlu dilakukan survei kuantitatif tentang tingkat kepercayaan publik terhadap berbagai outlet media di setiap zona geografis Nigeria, guna memetakan perbedaan persepsi yang selama ini tidak diukur. Kedua, eksperimen intervensi pelatihan jurnalistik etis dapat diimplementasikan pada jurnalis di media regional, kemudian dianalisis dampaknya terhadap kualitas laporan kritik terhadap konflik. Ketiga, studi komparatif lintas negara antara Nigeria dan negara-negara Afrika lainnya dapat mengevaluasi mekanisme kebijakan Informasi Bebas (FOI) untuk menilai seberapa efektif kebijakan tersebut mendukung liputan keamanan yang bertanggung jawab. Keempat, analisis algoritma media sosial dan peranannya dalam menyebarluaskan cerita konflik dapat memberikan pemahaman tentang pengaruh digital terhadap persepsi publik. Kelima, peneliti dapat memfokuskan pada bagaimana peran lembaga keamanan dapat memfasilitasi pelaporan independen melalui kerjasama publik‑pribadi. Dengan pendekatan ini, penelitian dapat menghasilkan rekomendasi praktis yang dapat langsung diterapkan oleh regulator dan lembaga media.

File size935.22 KB
Pages11
DMCAReportReport

ads-block-test