ISI YogyakartaISI Yogyakarta

Resital: Jurnal Seni PertunjukanResital: Jurnal Seni Pertunjukan

Menurut kepercayaan masyarakat Batak Toba kematian bukan sebuah totalitas tetapi sebuah perpisahan parsial. Ada kepercayaan bahwa kematian tidak pernah memisahkan manusia secara total, hal ini terungkap lewat ritual yang dilakukan saat anggota keluarga meninggal, konteks kematian dalam masyarakat Batak Toba adalah adat istiadat mereka. Salah satu ritual adat kematian adalah kebiasaan mangandungi jenazah. Mangandung adalah salah satu ritual kematian yang berasal dari kata andung yang artinya ratap. Kebiasaan mangandungi pada masyarakat Batak Toba berkembang menjadi kesenian yang dikenal dengan tradisi nyanyian andung. Tradisi mangandung dianggap sebagai bagian dari adat dan tergolong penting sebagai bentuk ekspresi kesedihan dengan kata kata dan irama tertentu. Penelitian ini menggunakan metode etnografi.

Masyarakat Batak Toba memandang kematian secara unik melalui ritual adat, yang melahirkan tradisi nyanyian andung sebagai ekspresi kesedihan dan kepedulian keluarga terhadap jenazah.Kemampuan mangandung bukanlah hasil pelajaran formal, melainkan terbentuk secara spontan dari pengalaman personal kehilangan dan kondisi budaya, di mana syair yang dilantunkan menceritakan kembali kehidupan si mendiang.Seiring waktu, andung telah berkembang menjadi sebuah bentuk kesenian yang mencirikan budaya Batak Toba, meskipun perkembangan zaman telah membuat lirik dan pelaksanaannya menjadi lebih bersifat tentatif dan tidak terikat pada aturan yang kaku.

Penelitian ini telah membuka banyak jalan untuk kajian lebih lanjut mengenai tradisi andung yang terus berubah. Sebuah penelitian baru bisa fokus pada dampak modernisasi terhadap perubahan nilai dalam syair andung, misalnya dengan membandingkan lirik generasi tua dan muda untuk melihat apakah pengaruh media digital dan pendidikan formal telah mengurangi penggunaan bahasa khas dan estetika sastra lama. Selain itu, kajian selanjutnya dapat meneliti bagaimana fungsi dan makna ritual andung beradaptasi ketika dipentaskan di luar konteks kematian, seperti pada festival budaya atau acara seni. Penelitian ini bisa menggali apakah pergeseran ini memicu komersialisasi yang mengurangi kesakralan atau justru menjadi strategi pelestarian yang efektif bagi generasi muda. Ide penelitian ketiga adalah membandingkan persepsi dan gaya mangandung antara pelaku pria dan wanita di tengah struktur sosial yang patriarki. Penelitian ini dapat mengungkap apakah ada perbedaan signifikan dalam topik, emosi yang diekspresikan, dan penerimaan masyarakat terhadap andung yang dinyanyikan oleh laki-laki, yang selama ini didominasi oleh perempuan. Kajian ini akan memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang dinamika gender dalam praktik ritual ini.

  1. #batak toba#batak toba
File size709.15 KB
Pages9
DMCAReportReport

ads-block-test