UNPUNP

TeknomekanikTeknomekanik

Dalam penelitian ini, dilakukan upaya untuk menyelidiki kinerja perpindahan panas pada radiator mobil empat roda menggunakan sistem pendingin baru. Untuk mendukung penelitian ini, analisis bibliometrik juga ditambahkan untuk menunjukkan pentingnya studi ini. Dalam eksperimen, nanopartikel kapur barus (ukuran 511 nm) dengan berbagai konsentrasi (yakni 2, 4, 6, dan 8%) dicampur dengan air deionisasi (DW) untuk membuat cairan pendingin. Eksperimen dilakukan pada berbagai proses konveksi panas (yaitu 0,5; 1,45; dan 3,7 m/s). Parameter kinerja perpindahan panas yang signifikan, seperti bilangan Reynolds (Re), bilangan Nusselt (Nu), koefisien perpindahan panas keseluruhan (U), dan laju perpindahan panas (Q), dianalisis. Hasil Fourier Transform Infrared menunjukkan keberadaan gugus fungsi penting dalam sistem pendingin. Nanopartikel kapur barus yang tersebar dalam air deionisasi stabil selama lebih dari 8 jam. Pada suhu 70 °C, cairan pendingin baru (2% nanopartikel kapur barus dalam air deionisasi) menunjukkan nilai Re, Nu, U, dan Q yang lebih baik dibandingkan dengan air deionisasi murni atau konsentrasi nanopartikel lainnya (misalnya 4, 6, dan 8%). Persentase tinggi nanopartikel kapur barus dalam air menghambat aliran fluida, sehingga menurunkan kinerja perpindahan panas secara keseluruhan. Akhirnya, nanopartikel kapur barus (2%) yang murah, mudah diperoleh, dan ramah lingkungan disarankan sebagai pilihan yang lebih baik menggantikan nanopartikel logam dan non-logam yang mahal sebagai aditif dalam sistem pendingin.

Penambahan nanopartikel kapur barus dalam air deionisasi mampu meningkatkan kinerja perpindahan panas pada radiator otomotif dengan stabilitas campuran lebih dari 8 jam.Konsentrasi 2% nanopartikel kapur barus menghasilkan kinerja terbaik ditinjau dari bilangan Reynolds, bilangan Nusselt, koefisien perpindahan panas keseluruhan, dan laju perpindahan panas dibandingkan konsentrasi lainnya.Nanopartikel kapur barus yang ramah lingkungan, murah, dan terbarukan menjadi alternatif menjanjikan pengganti nanopartikel logam yang mahal dan tidak terbiodegradasi.

Pertama, perlu diteliti apakah penggunaan ekstrak alami lainnya sebagai pendorong stabilitas suspensi nanopartikel kapur barus dapat memperpanjang masa stabil campuran dalam jangka waktu lebih lama tanpa surfaktan sintetis. Kedua, penting untuk menguji kinerja sistem pendingin ini pada kondisi nyata mesin beroperasi dalam siklus dinamis, bukan hanya pada kondisi statis laboratorium, untuk mengevaluasi efektivitasnya dalam fluktuasi suhu dan tekanan sebenarnya. Ketiga, perlu dikembangkan studi jangka panjang tentang dampak korosi dan kerak pada komponen radiator logam akibat penggunaan nanopartikel organik ini, agar keamanan dan keandalan sistem dapat dipastikan selama masa pakai kendaraan. Ide-ide ini melengkapi temuan penelitian sebelumnya yang menyoroti pentingnya stabilitas dan biodegradabilitas, serta menjawab keterbatasan terkait potensi sedimen dan kondisi operasional nyata yang belum dieksplorasi. Dengan memahami interaksi antara nanopartikel alami dan bahan konstruksi radiator, penelitian lanjutan dapat merancang cairan pendingin yang tidak hanya efisien namun juga aman dan berkelanjutan. Pendekatan ini penting untuk mendorong adopsi teknologi ramah lingkungan di industri otomotif tanpa mengorbankan kinerja mesin. Fokus pada ekstrak tumbuhan alami dan kondisi operasional yang realistis akan membuka jalan bagi inovasi dalam sistem termal kendaraan.

  1. The Concise Latest Report on the Advantages and Disadvantages of Pure Biodiesel (B100) on Engine Performance:... ejournal.upi.edu/index.php/ijost/article/view/38430The Concise Latest Report on the Advantages and Disadvantages of Pure Biodiesel B100 on Engine Performance ejournal upi edu index php ijost article view 38430
File size939.67 KB
Pages20
DMCAReportReport

ads-block-test