USDUSD

0

Papua kaya akan warisan budaya: ratusan bahasa daerah, suku, cerita rakyat, dan tradisi unik lainnya. Namun, warisan ini tidak lagi dikenali oleh generasi muda. Modernisasi, teknologi, dan kedatangan penduduk baru diduga menjadi latar belakangnya. Sebagai ibu kota provinsi, Jayapura merupakan wilayah yang paling terpengaruh oleh perubahan tersebut. Sebagai upaya untuk memperkenalkan kembali dan melestarikan warisan budaya leluhur, integrasi budaya dalam pembelajaran Bahasa Inggris dianggap penting. Dari tujuh suku yang tinggal di Jayapura, Sentani dipilih sebagai prioritas utama. Makalah ini membahas materi pembelajaran Bahasa Inggris dengan mengintegrasikan budaya Sentani. Cerita rakyat dipilih sebagai materi pembelajaran untuk siswa Sekolah Dasar, malo untuk siswa Sekolah Menengah Pertama, dan prosedur pembuatan kayi/ifa untuk siswa Sekolah Menengah Atas. Integrasi ini diharapkan agar generasi muda dapat belajar Bahasa Inggris sekaligus mengenali salah satu warisan budaya Papua. Mereka dapat memiliki akar budaya yang kuat dan menghargai budaya orang lain.

Integrasi budaya dalam pembelajaran Bahasa Inggris di Jayapura memungkinkan siswa tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga termotivasi untuk memahami budaya Sentani, melestarikan warisan lokal, dan membangun identitas diri.Keterlibatan seniman, orang tua, tokoh adat, dan sesepuh dalam proses pembelajaran membuat kegiatan menjadi menarik, memperkaya kesadaran budaya, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama dalam pendidikan.Meskipun perubahan karakter tidak terjadi secara instan, integrasi budaya secara perlahan dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas budaya dan motivasi untuk melestarikannya bagi generasi mendatang.

Pertama, perlu dikaji lebih lanjut bagaimana integrasi budaya dari suku-suku lain di Jayapura—seperti Tobati, Enggros, atau Nafri—dapat dikembangkan sebagai materi pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat sekolah menengah, agar pelestarian budaya tidak terbatas pada satu suku saja. Kedua, penting untuk meneliti pengaruh jangka panjang dari pendekatan pembelajaran berbasis budaya ini terhadap identitas siswa, motivasi belajar, dan kemampuan berbahasa Inggris, melalui studi longitudinal yang melibatkan sekolah-sekolah di berbagai wilayah pesisir dan pedalaman Papua. Ketiga, perlu dikembangkan kerangka metodologis yang sistematis untuk melibatkan tokoh adat dan komunitas lokal dalam desain kurikulum sekolah, sehingga pembelajaran Bahasa Inggris tidak hanya kontekstual, tetapi juga menjadi bagian dari proses revitalisasi budaya yang berkelanjutan. Penelitian-penelitian ini akan memperluas cakupan pelestarian budaya, memperkuat dasar empiris pendekatan pembelajaran yang ada, dan memastikan keterlibatan komunitas dalam pendidikan berbasis budaya.

  1. Infusing Culture in English Learning: An Attempt to Preserve Cultural Heritages in Jayapura Municipality,... e-journal.usd.ac.id/index.php/LLT/article/view/506Infusing Culture in English Learning An Attempt to Preserve Cultural Heritages in Jayapura Municipality e journal usd ac index php LLT article view 506
  1. #bahasa inggris mahasiswa#bahasa inggris mahasiswa
  2. #buku pelajaran bahasa inggris#buku pelajaran bahasa inggris
File size758.7 KB
Pages9
DMCAReportReport

ads-block-test