OJSOJS

Jurnal Pendidikan MultidisiplinerJurnal Pendidikan Multidisipliner

Penelitian ini mengenai . Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada materi statistika sebanyak 69,44% peserta didik tidak lulus KKM yang ditentukan yaitu 70. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model problem based learning pada materi statistika serta mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi statistika. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menerapkan model Kemmis dan Mc.Taggart dalam dua siklus. Penelitian ini menggunakan instrumen tes untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh peserta didik . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model problem based learning berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi statistika. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebanyak 55,55% sedangkan nilai presentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus II sebesar 88,88%. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Model Problem Based Learning.

Penerapan model problem based learning berhasil meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi statistika.Pembelajaran dalam dua siklus menunjukkan peningkatan ketuntasan klasikal dari 55,55% pada siklus I menjadi 88,88% pada siklus II.Hasil ini menekankan pentingnya pendekatan PBL dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah siswa.

Berdasarkan penelitian ini yang menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui model problem based learning pada materi statistika, ada beberapa arah penelitian lanjutan yang dapat dikembangkan. Pertama, bagaimana jika model pembelajaran ini diterapkan pada materi matematika lainnya seperti aljabar atau geometri, apakah bisa memberikan dampak serupa dalam meningkatkan kreativitas siswa saat menyelesaikan masalah sehari-hari? Kedua, apakah efektivitas problem based learning bisa bertambah jika dikombinasikan dengan teknologi digital, seperti aplikasi mobile untuk simulasi masalah dunia nyata, sehingga siswa lebih mudah mengakses dan memahami konsep matematika yang rumit? Ketiga, studi lebih lanjut bisa mengeksplorasi apakah pendekatan ini bekerja sama baiknya di sekolah-sekolah dengan latar belakang siswa yang beragam, misalnya di daerah perkotaan versus pedalaman, untuk melihat pengaruh lingkungan sosial terhadap hasil pembelajaran. Dengan mengembangkan penelitian ini, kita dapat mencari cara agar siswa bukan hanya menghafal rumus matematika, tetapi benar-benar menggunakannya untuk memecahkan tantangan hidup yang nyata, sehingga pendidikan matematika menjadi lebih menarik dan bermanfaat. Jika penelitian diperluas ke materi lain, hasilnya bisa membantu guru menemukan metode yang cocok untuk setiap topik, termasuk yang lebih abstrak. Penggunaan teknologi juga bisa membuat pembelajaran lebih interaktif, seperti siswa bekerja sama dalam kelompok virtual untuk menganalisis data statistik dari berita terkini. Adapun studi tentang perbedaan latar belakang siswa dapat mengungkap faktor-faktor tambahan yang memengaruhi keberhasilan metode ini, seperti akses internet atau dukungan keluarga. Secara keseluruhan, penelitian lanjutan semacam ini akan membantu menyempurnakan cara mengajar matematika agar lebih sesuai dengan kebutuhan siswa masa kini dan masa depan.

  1. #problem based learning#problem based learning
  2. #model problem based#model problem based
File size353.25 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test