STKIP SINGKAWANGSTKIP SINGKAWANG

JETL (Journal of Education, Teaching and Learning)JETL (Journal of Education, Teaching and Learning)

Kinerja guru memainkan peran penting dalam menentukan kualitas pendidikan. Namun, banyak sekolah masih menghadapi tantangan terkait produktivitas guru yang kurang optimal, yang dapat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan budaya dalam lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan mengkaji kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap kinerja guru. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional, mengumpulkan data melalui 80 kuesioner terstruktur yang mengukur variabel kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan kinerja guru. Analisis data meliputi statistik deskriptif, korelasi Pearson, dan regresi berganda. Hasil menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah masing‑masing berhubungan positif kuat dengan kinerja guru (koefisien korelasi 0,684 dan 0,701). Analisis regresi mengindikasikan kedua variabel tersebut secara bersama‑sama memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja guru dengan nilai R² sebesar 0,581, dimana budaya sekolah menunjukkan pengaruh sedikit lebih tinggi dibanding kepemimpinan. Kesimpulannya, peningkatan praktik kepemimpinan dan penguatan budaya sekolah secara simultan dapat secara signifikan meningkatkan motivasi dan kinerja guru.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah secara signifikan berkontribusi terhadap kinerja guru, dengan budaya sekolah memiliki pengaruh yang sedikit lebih kuat.Praktik kepemimpinan yang efektif bersama dengan budaya sekolah yang positif dan kolaboratif penting untuk meningkatkan motivasi, komitmen, serta kinerja kerja guru.Hasil tersebut menekankan pentingnya strategi manajemen sekolah terintegrasi yang memperkuat kapasitas kepemimpinan sekaligus menumbuhkan budaya sekolah yang sehat dan memberdayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi bagaimana motivasi guru memediasi hubungan antara budaya sekolah dan kinerja guru, sehingga dapat mengidentifikasi peran motivasi sebagai faktor penguat atau penghambat dalam konteks budaya yang positif. Selain itu, penting untuk menyelidiki dampak beban kerja guru terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja, dengan menguji apakah beban kerja yang tinggi mengurangi manfaat kepemimpinan yang kuat. Selanjutnya, studi longitudinal yang melibatkan program pengembangan profesional dapat menilai interaksi antara pelatihan kepemimpinan, budaya sekolah, dan perkembangan kompetensi guru di berbagai jenis sekolah, baik negeri maupun swasta, serta mengkaji peran konteks budaya regional dalam memoderasi efek tersebut untuk memahami kontribusi berkelanjutan terhadap peningkatan kinerja. Penelitian ini juga sebaiknya memperluas sampel melampaui 80 responden dan mengadopsi metode campuran (mixed‑methods), termasuk analisis jaringan sosial, untuk memperoleh wawasan kualitatif yang mendalam tentang persepsi guru terhadap kepemimpinan dan budaya. Dengan demikian, tiga jalur penelitian tersebut akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kinerja guru dan membantu merumuskan kebijakan manajemen sekolah yang lebih efektif.

File size232.34 KB
Pages6
DMCAReportReport

ads-block-test