IAIN PONOROGOIAIN PONOROGO

Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran IslamAl-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam

This study aims to analyze the role of Sufistic multicultural dawah in shaping the moderate character of the millennial Muslim generation during the challenges of the digital era. Using a qualitative research method based on literature studies, this study explores the Sufistic dawah approach that emphasizes the value of spirituality and appreciation for diversity. Data is collected from relevant academic literature and analyzed systematically to identify dawahs challenges in the era of information technology globalization. The results of the study show that Sufistic multicultural dawah can provide strategic solutions in dealing with the issue of intolerance and radicalism through internalizing the values of moderation, social harmony, and local wisdom. This finding emphasizes the importance of Sufistic dawah in building a generation of Ull Albab who not only understand moderate Islamic values but are also able to contribute to the harmony of a multicultural society. Future research recommendations include the development of a multicultural dawah model based on the participation of the millennial generation, as well as the evaluation of the effectiveness of the Sufistic approach in the context of a multicultural society. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dakwah multikultural sufistik dalam membentuk karakter moderat generasi Muslim milenial di tengah tantangan era digital. Menggunakan metode penelitian kualitatif berbasis studi pustaka, penelitian ini mengeksplorasi pendekatan dakwah sufistik yang menekankan nilai spiritualitas dan penghargaan terhadap keberagaman. Data dikumpulkan dari literatur akademik yang relevan dan dianalisis secara sistematis untuk mengidentifikasi tantangan dakwah di era globalisasi teknologi informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dakwah multikultural sufistik mampu memberikan solusi strategis dalam menghadapi isu intoleransi dan radikalisme melalui internalisasi nilai moderasi, harmoni sosial, dan kearifan lokal. Temuan ini menegaskan pentingnya dakwah sufistik dalam membangun generasi ulil albab yang tidak hanya memahami nilai-nilai Islam moderat, tetapi juga mampu berkontribusi pada keharmonisan masyarakat yang multikultural. Rekomendasi penelitian ke depan meliputi pengembangan model dakwah multikultural berbasis partisipasi generasi milenial, serta evaluasi efektivitas pendekatan sufistik dalam konteks masyarakat multikultural.

The main findings in this study show that Sufistic dawah, which emphasizes spirituality and morality, has strategic potential to build moderate character among millennials.This generation is often trapped in the flow of information that is not always positive, so it requires a more relevant, humanist, and inclusive approach to dawah.This research confirms that multicultural Sufistic dawah is an effective framework for facing the challenges of the digital era.

Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengembangkan model dakwah multikultural yang melibatkan partisipasi aktif generasi milenial, tidak hanya sebagai penerima pesan, tetapi juga sebagai agen perubahan. Selain itu, perlu ada studi evaluatif mengenai efektivitas pendekatan sufistik dalam membangun karakter moderat di kalangan generasi milenial, dengan mempertimbangkan konteks sosial dan budaya yang berbeda. Mengingat pentingnya media digital dalam kehidupan generasi milenial, penelitian mendatang dapat fokus pada strategi dakwah sufistik yang efektif melalui platform media sosial dan teknologi informasi lainnya, termasuk bagaimana mengatasi disinformasi dan radikalisme di ruang digital. Pengembangan model ini harus didasarkan pada pemahaman mendalam tentang psikologi dan kebutuhan spiritual generasi milenial, sehingga pesan-pesan dakwah dapat diterima dan diinternalisasi dengan baik. Studi komparatif juga dapat dilakukan dengan membandingkan pendekatan dakwah sufistik di berbagai negara dengan konteks multikultural yang berbeda, untuk mengidentifikasi praktik-praktik terbaik dan pelajaran yang dapat diterapkan secara global.

  1. Remaja Millenial dan Media Sosial: Media Sosial Sebagai Media Informasi Pendidikan Bagi Remaja Millenial... doi.org/10.35316/jpii.v2i2.76Remaja Millenial dan Media Sosial Media Sosial Sebagai Media Informasi Pendidikan Bagi Remaja Millenial doi 10 35316 jpii v2i2 76
  2. Modern Era Da’wah Problems Perspective Surat Taha: 44 | Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan... doi.org/10.32939/ishlah.v5i1.224Modern Era DaAowah Problems Perspective Surat Taha 44 Ishlah Jurnal Ilmu Ushuluddin Adab dan doi 10 32939 ishlah v5i1 224
  3. PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MILENIAL | Conciencia. pendidikan islam era milenial conciencia main navigation... doi.org/10.19109/conciencia.v18i1.2436PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MILENIAL Conciencia pendidikan islam era milenial conciencia main navigation doi 10 19109 conciencia v18i1 2436
  4. SIKAP ASOSIAL PADA REMAJA ERA MILLENIAL | Zhafira | SOSIETAS. sikap asosial remaja era millenial zhafira... doi.org/10.17509/sosietas.v8i2.14591SIKAP ASOSIAL PADA REMAJA ERA MILLENIAL Zhafira SOSIETAS sikap asosial remaja era millenial zhafira doi 10 17509 sosietas v8i2 14591
Read online
File size525.38 KB
Pages22
Short Linkhttps://juris.id/p-1xe
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test