UNILAUNILA

Jurnal Sylva LestariJurnal Sylva Lestari

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik pengeringan, menyusun skedul pengeringan, dan hubungannya dengan letak aksial sampel pada batang, ketebalan papan, berat jenis, dan persentase kayu teras. Penelitian ini menggunakan cemara gunung (Casuarina junghuhniana Miq.) sebagai sampel dengan 6 ulangan dan 2 faktor yaitu letak aksial (pangkal, tengah, dan ujung) dan ketebalan papan (2 cm, 3 cm, dan 4 cm). Penyusunan skedul pengeringan mengikuti Metode Terazawa, dimana sampel dikeringkan pada suhu 100°C selama 72 jam. Skedul yang tepat kemudian diterapkan dan dievaluasi. Penelitian ini memperoleh 11 variasi skedul pengeringan. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa ketebalan papan dan persentase kayu teras berkorelasi signifikan dengan penyusunan skedul pengeringan. Skedul pengeringan menggunakan ketebalan papan 2 cm, 3 cm, dan 4 cm dapat dikeringkan dengan suhu awal masing-masing 60°C, 50°C, dan 47°C. Depresi bola basah masing-masing adalah 4°C, 2°C, dan 2°C, dan suhu akhir masing-masing adalah 90°C, 80°C, dan 65°C.

Kayu cemara gunung memiliki potensi terjadi cacat bentuk yaitu cacat memangkuk (cupping) dan memuntir (twisting).Penyusunan skedul pengeringan untuk kayu cemara gunung menghasilkan 11 variasi skedul.Faktor variasi ketebalan papan berhubungan nyata terhadap penyusunan skedul pengeringan kayu cemara gunung, dimana semakin tebal papan maka skedul pengeringannya cenderung semakin lunak.

Penelitian lanjutan dapat difokuskan pada optimalisasi skedul pengeringan untuk ketebalan papan tertentu, mengingat ketebalan papan menunjukkan pengaruh signifikan terhadap hasil pengeringan. Studi lebih mendalam mengenai hubungan antara kandungan ekstraktif kayu cemara gunung (seperti resin, tanin, dan lilin) dengan risiko cacat selama pengeringan juga menarik untuk dilakukan. Penelitian dapat menguji berbagai metode pretreatment terhadap kayu cemara gunung sebelum proses pengeringan, seperti perendaman dalam air panas atau pemberian uap, untuk melihat apakah pretreatment dapat mengurangi risiko distorsi dan membantu meningkatkan kualitas hasil pengeringan. Selanjutnya, perlu diteliti bagaimana pengaruh kombinasi antara persentase kayu teras dan posisi aksial batang terhadap efektivitas skedul pengeringan yang telah dikembangkan. Apakah kayu teras dari pangkal batang memerlukan perlakuan khusus dibandingkan kayu teras dari ujung batang? Studi komparatif antara metode pengeringan konvensional dengan metode pengeringan modern (misalnya, pengeringan vakum atau pengeringan superheated steam) pada kayu cemara gunung juga perlu dilakukan untuk mencari metode yang paling efisien dan menghasilkan kualitas kayu terbaik. Selain itu, penelitian juga dapat dilakukan untuk mengembangkan model prediksi cacat pengeringan berdasarkan parameter-parameter kayu seperti berat jenis, kadar air awal, dan dimensi papan, sehingga dapat membantu mengoptimalkan proses pengeringan dan mengurangi kerugian akibat cacat kayu.

  1. Hubungan Letak Aksial dan Variasi Ketebalan Papan terhadap Penyusunan Skedul Pengeringan Kayu Cemara... jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JHT/article/view/4140Hubungan Letak Aksial dan Variasi Ketebalan Papan terhadap Penyusunan Skedul Pengeringan Kayu Cemara jurnal fp unila ac index php JHT article view 4140
File size682.28 KB
Pages17
DMCAReportReport

ads-block-test