INSURIPONOROGOINSURIPONOROGO

Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan KeagamaanAl-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan

Artikel ini menganalisis para orientalis yang mendalami Al-Quran, yaitu Abraham Geiger, Theodore Noldeke, William Muir, dan John Wansbrough. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengungkap pandangan dan pemikiran orientalis mengenai Al-Quran. Data utama dikumpulkan dari buku-buku terkait pemikiran orientalis serta jurnal ilmiah. Hasilnya mengungkap beberapa pandangan ontologis tentang Al‑Quran: Geiger berpendapat bahwa Al‑Quran dipengaruhi oleh Yahudi, mencakup narasi, moral, hakim, serta aspek kehidupan, bahasa, dan iman. Nabi Muhammad diyakini mengadopsi banyak unsur budaya Yahudi dan mengintegrasikannya ke dalam Islam. Noldeke mengklaim Al‑Quran diciptakan oleh Nabi Muhammad dan banyak isinya di-plagiarisme dari Alkitab. Kritik Noldeke dapat diringkas menjadi dua poin: pertama, ia menilai bahwa Nabi Muhammad sebagai ummi tidak dapat membaca dan menulis, sebaliknya menolak kelas “ahl kitab; kedua, menurutnya Al‑Quran bukan wahyu. Muir berusaha menyusun ulang kronologi Al‑Quran secara bersejarah dan mengemukakan teori kronologis. Sementara, John menganggap Al‑Quran bukan kitab suci melainkan kumpulan catatan konsep kenabian bangsa Arab yang bertujuan meningkatkan status bangsa Arab.

Orientalis Barat memfokuskan kajian pada dunia Timur, mengakui khazanah ilmu dalam Islam walaupun tanpa ungkapan verbal.Penganinya terkadang mencari kebenaran al‑Quran, namun juga menelusuri kelemahan Islam.ketika berusaha merombak isi Al‑Quran, peran Muslim menjadi penting.Sementara Allah tidak mengizinkan perubahan isi Al‑Quran, Muslim terpaksa membela agama melalui tanggapan atas kritik tersebut.

Meneliti perbandingan isi kritikan Orientalis dengan interpretasi Al-Quran Muslim sehingga dapat melihat pola kesamaan dan perbedaan. Membandingkan narasi kritikan Geiger, Noldeke, Muir, dan Wansbrough dengan kalimat Al‑Quran dalam teks sumber. Analisis tematik dapat menilai bias metodologis yang memengaruhi persepsi kedua pihak. Selanjutnya, melakukan survei masyarakat Muslim di wilayah Indonesia untuk mengetahui tingkat kesadaran atas kritik Orientalis. Penelitian ini dapat mengidentifikasi faktor-faktor sosio‑kultural yang mempengaruhi penerimaan kritik tersebut. Penambahbaikan kurikulum studi Al‑Quran di perguruan tinggi dapat diukur melalui evaluasi program. Metode pre‑post test pada mata kuliah tafsir dapat mengevaluasi perubahan pemahaman mahasiswa. Hasilnya dapat menjadi pedoman bagi lembaga pendidikan Islam dalam merancang materi moderasi kritik. Melalui ketiga pendekatan tersebut, diharapkan mampu mengurangi ketegangan identitas dan meningkatkan dialog konstruktif.

  1. Kritik Orientalis dalam Aspek Ontologis Studi Al-Qur’an | Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan.... doi.org/10.37680/adabiya.v17i2.2470Kritik Orientalis dalam Aspek Ontologis Studi Al QurAoan Al Adabiya Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan doi 10 37680 adabiya v17i2 2470
  1. #institut agama islam#institut agama islam
Read online
File size1.05 MB
Pages14
Short Linkhttps://juris.id/p-1kp
DMCAReport

Related /

ads-block-test