UNIDAUNIDA

Indonesian Journal of Applied Research (IJAR)Indonesian Journal of Applied Research (IJAR)

Dalam proses pengolahan rumput laut, dihasilkan limbah sisa ekstraksi karaginan yang masih mengandung selulosa, lignin, hemiselulosa, pektin, dan bahan organik lainnya yang dapat diolah menjadi bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sisa ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma cottonii menjadi bioetanol. Metode penelitian mencakup proses hidrolisis asam menggunakan asam sulfat 3% pada suhu 70-80°C selama 30 menit, diikuti dengan proses fermentasi menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae dengan rasio 1:0,006 antara hidrolisat dan ragi, selama 1, 3, 6, 9, dan 12 hari pada suhu 25-30°C. Fermentat dipanaskan pada 78°C, kemudian diukur tingkat keasaman (pH), volume, dan kandungan bioetanol. Hasil menunjukkan bahwa sisa ekstraksi karaginan mengandung karbohidrat sebagai karaginan yang tidak terekstraksi sebesar 5,01%, hemiselulosa 7,12%, selulosa 0,96%, dan lignin 8,26%. Kandungan bioetanol yang dihasilkan dari sisa ekstraksi karaginan adalah 2,57% dengan hasil rendemen 32,64% pada waktu fermentasi 6 hari sebagai waktu optimal.

Sisa ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma cottonii mengandung karbohidrat tidak terekstraksi sebesar 5,01%, hemiselulosa 7,12%, selulosa 0,96%, dan lignin 8,26%.Proses fermentasi menghasilkan bioetanol dengan kadar 2,57% dan rendemen 32,64% pada waktu fermentasi optimal 6 hari.Kandungan karbohidrat yang terbatas dan adanya senyawa penghambat dari hidrolisis asam berkontribusi terhadap rendahnya kadar bioetanol dibandingkan studi sebelumnya.

Penelitian lanjutan dapat menguji apakah penggantian hidrolisis asam dengan enzim selulase dapat meningkatkan kadar gula reduksi dan mengurangi senyawa penghambat, sehingga meningkatkan efisiensi produksi bioetanol dari sisa karaginan. Selain itu, perlu diteliti apakah pencampuran sisa ekstraksi karaginan dengan bahan lignoselulosa lain seperti sekam padi atau limbah sayuran dapat meningkatkan kandungan karbohidrat total dan memperbaiki hasil rendemen bioetanol. Terakhir, studi dapat dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan strain ragi yang dimodifikasi secara genetik atau strain lokal yang lebih tahan terhadap toksisitas lingkungan fermentasi, guna memperpanjang masa aktivitas fermentasi dan meningkatkan konsentrasi bioetanol pada waktu yang lebih singkat. Ketiga pendekatan ini saling melengkapi, karena jika hidrolisis lebih efisien, substrat lebih beragam, dan ragi lebih tahan, maka proses produksi bioetanol dari limbah rumput laut menjadi lebih ekonomis, ramah lingkungan, dan layak skala industri.

  1. #eucheuma cottonii#eucheuma cottonii
  2. #proses produksi bioetanol#proses produksi bioetanol
Read online
File size187.44 KB
Pages7
DMCAReport

Related /

ads-block-test