POLIGONPOLIGON

JTPG (Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo)JTPG (Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo)

Alat pencacah kompos adalah alat yang digunakan untuk merajang/mencacah bahan organik berupa limbah hasil pertanian. Untuk pengomposan saat ini proses daur ulang sampah organik di daerah terpelosok khususnya wilayah Gorontalo masih menggunakan cara tradisional dimana sampah organik hanya ditimbun atau dicacah dengan golok terlebih dahulu untuk memper kecil ukuran sampah, sehingga sampah yang dapat dikomposkan juga sangat terbatas. Disisi lain juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Memandang pentingnya pengendalian lingkungan limbah pertanian yang tidak terolah dengan baik dengan mengembangkan alat pencacah limbah pertanian dapat mengolah lebih lanjut akan limbah pertanian menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna seperti pupuk kompos atau pakan ternak. Dalam penelitian ini, pisau diatur dengan sudut pemotongan 45º gaya potong dan energi potong spesifik dilakukan dengan mengambil tiga kali pengulangan pada masing-masing sampel. Kapasitas efektif alat (kg/jam) dilakukan dengan menghitung banyaknya hasil cacahan (kg) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pencacahan (jam). Pada pemilihan untuk pengujian dilakukan sebanyak tiga kali dengan jumblah bahan baku yang sama yaitu 2kg. Hal ini berdampak pada hasil cacahan dengan tingkat keseragaman yang berbeda. pengujian pertama kedua dan ketiga ukaran terkecil antara 2- 5 mm dan ukuran sedang antara 5-7 mm dan yang terbesar yaitu 8-10 mm dengan waktu paling lama 03.39 menit.

Alat pencacah kompos skala prototipe ini dapat digunakan untuk mengolah limbah pertanian di daerah terpelosok, menggantikan metode tradisional.Keunggulan alat tersebut terletak pada efisiensinya serta hasil cacahan yang relatif kecil (2‑5 mm), yang mempercepat proses fermentasi kompos dalam jumlah besar.Selain itu, alat ini ringan dan mudah dipindahkan ke berbagai lokasi, memudahkan petani dalam melakukan pengomposan.

Penelitian selanjutnya dapat mengkaji desain hopper yang optimal untuk mencegah material tersangkut, dengan menguji variasi geometri dan mengaplikasikan analisis aliran fluida atau percobaan laboratorium; selanjutnya, studi mengenai material bilah alternatif atau pelapisan khusus dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemotongan dan ketahanan terhadap keausan, misalnya dengan membandingkan baja karbon, baja paduan, dan komposit keramik; terakhir, peneliti dapat mengevaluasi kinerja alat pada beragam jenis limbah pertanian, seperti daun dengan kadar air berbeda, ranting dengan ketebalan bervariasi, serta menguji skala produksi yang lebih besar untuk menilai dampak kapasitas dan kecepatan produksi kompos secara keseluruhan. Semua penelitian tersebut diharapkan dapat memperbaiki performa alat, memperluas aplikasinya, dan meningkatkan produktivitas pengomposan di wilayah terpencil.

  1. #limbah sampah organik#limbah sampah organik
  2. #mata pisau#mata pisau
Read online
File size1.11 MB
Pages9
DMCAReport

Related /

ads-block-test