MARANATHAMARANATHA

Journal of Medicine and HealthJournal of Medicine and Health

Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menyajikan gambaran klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan bedah, serta luaran dari kasus langka duplikasi lambung pada seorang bayi. Duplikasi gastrointestinal (GD) merupakan kelainan kongenital yang jarang terjadi, mencakup sekitar 4–8% dari seluruh kasus duplikasi, dan sebagian besar ditemukan pada anak-anak. Seorang bayi perempuan berusia 8 bulan datang dengan keluhan massa perut yang semakin membesar, muntah, dan distensi. Pemeriksaan ultrasonografi beberapa bulan sebelumnya menunjukkan adanya massa di dekat umbilikus, namun keluarga memilih menjalani pengobatan alternatif. Pemeriksaan fisik menemukan massa kistik berbatas tegas dengan konsistensi kenyal berukuran 8 × 5 cm. Sonografi menunjukkan lesi kistik bersepta, dan pemeriksaan barium memperlihatkan adanya cacat pengisian. Pasien kemudian menjalani operasi eksplorasi dengan tindakan mukosektomi dan perbaikan lambung. Pascaoperasi, pasien mendapatkan cairan intravena, antibiotik, analgesik, serta inhibitor pompa proton. Meskipun sempat mengalami muntah dan distensi sementara, pada hari ketujuh berat badannya meningkat sehingga diperbolehkan pulang. Pemeriksaan histopatologi memastikan diagnosis kista duplikasi lambung jinak. Pada kontrol hari ke-11, pasien tampak sehat, menyusu dengan baik, dan mengalami peningkatan berat badan. Kasus ini menegaskan pentingnya diagnosis dini dan intervensi bedah pada GD untuk mencegah komplikasi, serta menunjukkan luaran yang baik bila ditangani tepat waktu.

Duplikasi lambung adalah kelainan kongenital langka dengan presentasi klinis yang tidak spesifik dan lokasi anatomi yang kompleks sehingga diagnosis pasti sering memerlukan eksplorasi bedah dan konfirmasi histopatologis.Pada kasus ini, mukosektomi yang mempertahankan jaringan pankreas berhasil menghilangkan lapisan mukosa patologis, meminimalkan morbiditas, dan mempercepat pemulihan dengan perbaikan status nutrisi.Pendekatan yang mempertahankan organ ini menawarkan alternatif aman dan efektif ketika struktur vital terlibat, sehingga diperlukan dokumentasi teknik serupa untuk meningkatkan presisi diagnostik dan strategi bedah yang lebih standar dan aman.

Pertama, sebuah studi retrospektif multisentrum dapat dirancang untuk membandingkan hasil klinis antara mukosektomi yang mempertahankan organ dan reseksi total pada pasien dengan duplikasi lambung yang melekat erat pada pankreas. Penelitian ini akan menggunakan data rekam medis elektronik dari beberapa rumah sakit, melakukan analisis statistik terhadap morbiditas intra- dan pascaoperasi, durasi rawat inap, kecepatan pemulihan status nutrisi, kejadian komplikasi, dan akurasi diagnosis praoperasi. Kedua, diperlukan uji klinis prospektif terkontrol yang meneliti keamanan serta efektivitas teknik minimal invasif — seperti laparoskopi dan bedah robotik — dalam pelaksanaan mukosektomi pada bayi dan anak. Variabel yang dievaluasi mencakup durasi operasi, volume kehilangan darah, tingkat konversi ke operasi terbuka, angka kekambuhan, serta kualitas luka sayatan. Ketiga, penelitian kohort longitudinal dapat mengikuti perkembangan jangka panjang anak pasca mukosektomi dengan pemantauan berkala terhadap pertumbuhan fisik, fungsi pencernaan, status nutrisi, dan kualitas hidup hingga memasuki masa remaja. Kombinasi ketiga pendekatan penelitian ini diharapkan menghasilkan bukti komprehensif untuk standarisasi protokol bedah, meningkatkan presisi diagnostik, meminimalkan risiko komplikasi, dan memfasilitasi keputusan klinis berbasis data tanpa membebani pasien secara berlebihan.

  1. Gastric Duplication Managed with Mucosectomy and Gastric Repair: A Rare Case Report | Journal of Medicine... journal.maranatha.edu/index.php/jmh/article/view/11079Gastric Duplication Managed with Mucosectomy and Gastric Repair A Rare Case Report Journal of Medicine journal maranatha edu index php jmh article view 11079
File size638.68 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test