MARANATHAMARANATHA

Journal of Medicine and HealthJournal of Medicine and Health

Kelainan elektrokardiografi (EKG) umum dijumpai pada pasien dengan perdarahan subaraknoid (PSA) dan berhubungan dengan luaran yang lebih buruk. Laporan kasus ini mendokumentasikan normalisasi yang cepat dari kelainan EKG yang parah setelah induksi anestesi umum pada pasien PSA berisiko tinggi dengan penyakit jantung hipertiroid. Seorang wanita berusia 81 tahun dengan PSA grade IV menurut klasifikasi Fisher dan kardiomiopati terkait hipertiroidisme, yang datang dalam kondisi obtundasi (GCS 7) dengan fibrilasi atrium refrakter pada 116 denyut per menit, inversi gelombang T yang difus, dan peningkatan troponin I. Setelah diskusi multidisiplin, dipasang External Ventricular Drain (EVD) di bawah anestesi umum menggunakan fentanil, propofol, dan rokuronium. Hal ini mengakibatkan pemulihan irama sinus secara langsung, resolusi perubahan repolarisasi, dan stabilisasi tekanan darah. Meskipun telah dilakukan penatalaksanaan ICU yang komprehensif, termasuk analgesia, sedasi, osmoterapi, steroid, dan diuretik, kondisi pasien memburuk dalam waktu 24 jam, mengalami hipertensi intrakranial yang refrakter dan menyebabkan kematian. Kasus ini fokus pada sifat modulasi otonom dan antiaritmia dari agen anestesi pada disfungsi neurokardiogenik yang terkait PSA dan menekankan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai strategi anestesi yang optimal dan luaran pasien.

Resolusi cepat pada kelainan EKG pada pasien PSA ini setelah induksi anestesi umum dengan propofol dan fentanil menunjukkan peran potensial agen-agen tersebut dalam memodulasi aritmia neurokardiogenik.Namun, karena laporan ini didasarkan pada satu kasus, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan temuan ini dan memahami mekanisme dasar yang terlibat.

Saran penelitian selanjutnya sebaiknya meliputi tiga aspek utama. Pertama, melakukan uji klinis prospektif multisentris pada pasien subaraknoid hemoragi dengan komorbiditas jantung untuk membandingkan efektivitas dan keamanan beberapa protokol anestesi umum, seperti propofol-fentanil, propofol-remifentanil, dan teknik anestesi total intravena, dalam mempercepat normalisasi elektrokardiografi, mengurangi kejadian aritmia, menstabilkan hemodinamik, serta menurunkan mortalitas dan morbiditas neurologis. Kedua, penelitian eksperimental menggunakan model hewan atau kultur sel kardiomiosit harus menyoroti mekanisme farmakologis propofol dan fentanil dalam modulasi sistem saraf otonom, peran saluran ion kalium dan kalsium, proses signal transduction kardioprotektif, serta dampaknya pada respons katekholamin dan cedera miokardium akut. Ketiga, studi kohort observasional jangka panjang perlu mengevaluasi hubungan antara dosis dan kombinasi anestesi, karakteristik klinis pasien, profil biomarker stres katekholamin dan inflamasi, serta hasil neurologis dan kardiovaskular, untuk mengidentifikasi faktor prediktor keberhasilan atau kegagalan terapi. Harapannya, gabungan ketiga ide penelitian ini dapat menghasilkan pedoman anestesi yang lebih terpersonalisasi dan strategi pencegahan aritmia yang efektif pada pasien PSA berisiko tinggi.

  1. Electrocardiographic Changes after General Anaesthesia Induction in a Patient with Subarachnoid Haemorrhage... journal.maranatha.edu/index.php/jmh/article/view/11506Electrocardiographic Changes after General Anaesthesia Induction in a Patient with Subarachnoid Haemorrhage journal maranatha edu index php jmh article view 11506
File size436.31 KB
Pages9
DMCAReportReport

ads-block-test