UNPARUNPAR

Jurnal Ilmiah Hubungan InternasionalJurnal Ilmiah Hubungan Internasional

Artikel ini bertujuan untuk menganalisa dampak sosial dari perdagangan elektronik terhadap integrasi kawasan di Asia Tenggara. Artikel ini berpendapat bahwa literatur yang tersedia mendefinisikan secara sempit integrasi kawasan dalam kerangka ekonomi sehingga hanya berfokus pada dampak ekonomi dari perdagangan elektronik terhadap integrasi kawasan. Dari sudut pandang yang berbeda, integrasi kawasan yang menjadi visi ASEAN bukan hanya terletak pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial dengan penekanan pada rasa memiliki di antara anggota kawasan ini. Logika sektor bisnis, termasuk pelaku perdagangan elektronik, dapat atau tidak dapat sejalan dengan logika ASEAN dalam mengimajinasikan integrasi kawasan, sehingga dapat menghasilkan penyatuan atau justru pemisahan kepentingan dari dua entitas ini. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam melihat kontribusi imajinasi dan transaksi untuk mempromosikan rasa memiliki antar anggota kawasan, artikel ini menyimpulkan bahwa imajinasi dan transaksi dari para pelaku perdagangan elektronik di Asia Tenggara belum menghasilkan dampak sosial terhadap integrasi kawasan. Perkembangan perdagangan elektronik justru berpotensi menimbulkan resiko terhadap melebarnya jarak di antara negara-negara di Asia Tenggara karena imajinasi dan transaksi dari kebanyakan pelaku perdagangan elektronik di Asia Tenggara lebih terkonsentrasi di negara-negara yang lebih maju secara ekonomi di kawasan ini.

Penelitian ini menunjukkan bahwa perdagangan tidak selalu berdampak positif pada integrasi kawasan, dan kasus e-commerce di Asia Tenggara bahkan berisiko melebarkan kesenjangan sosial.Temuan ini disebabkan oleh imajinasi para pelaku e-commerce yang lebih bersifat nasional daripada regional, sehingga tidak memupuk rasa kebersamaan kawasan.Selain itu, transaksi e-commerce yang terkonsentrasi di negara-negara ASEAN-6 yang lebih maju justru memperkuat pembagian kawasan dan menghambat kohesi sosial secara keseluruhan.

Untuk penelitian selanjutnya, penting untuk mengeksplorasi bagaimana platform e-commerce dapat mengubah citra mereka agar lebih mencerminkan keberagaman Asia Tenggara, bukan hanya fokus pada kelas menengah perkotaan. Bagaimana strategi pemasaran inklusif ini dapat membangun rasa memiliki yang lebih kuat di kalangan masyarakat yang lebih luas, termasuk di daerah pedesaan dan di negara-negara dengan ekonomi berkembang? Selain itu, sebuah studi dapat dilakukan untuk mengukur dampak nyata dari perbaikan infrastruktur logistik dan pembayaran yang terintegrasi terhadap interaksi antara penjual kecil dari negara seperti Kamboja atau Laos dengan pembeli di Singapura atau Malaysia. Penelitian ini bisa melihat apakah konektivitas yang lebih baik benar-benar bisa mengurangi kesenjangan ekonomi atau justru memperkuat dominasi pasar yang sudah ada. Terakhir, masih ada ruang untuk menyelidiki peran platform di luar e-commerce konvensional, seperti media sosial dan perdagangan bisnis ke bisnis (B2B), dalam membangun jejaring profesional dan kepercayaan lintas batas. Apakah platform-platform ini secara tidak sengaja menciptakan komunitas digital yang lebih kuat di antara pengusaha muda di seluruh kawasan, dan apa implikasinya bagi integrasi regional di masa depan?.

  1. The Impacts of E-Commerce to Regional Integration in Southeast Asia | Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional.... doi.org/10.26593/jihi.v15i2.3291.165-183The Impacts of E Commerce to Regional Integration in Southeast Asia Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional doi 10 26593 jihi v15i2 3291 165 183
  1. #negara asia tenggara#negara asia tenggara
  2. #southeast asia sharia#southeast asia sharia
Read online
File size873.49 KB
Pages19
DMCAReport

Related /

ads-block-test