ALJAMIAHALJAMIAH

Al-Jami'ah: Journal of Islamic StudiesAl-Jami'ah: Journal of Islamic Studies

K.H. Husein Muhammad merupakan ulama feminis, pengasuh Pondok Pesantren Dar al-Tauhid Arjawinangun Cirebon Jawa Barat, yang telah menghasilkan banyak tulisan dan buku terkait persoalan perempuan dan masalah gender. Beliau yang dibesarkan dalam keluarga tradisional dan lulusan Universitas Al-Azhar, kini telah menjadi tokoh utama feminis Islam di Indonesia. Selain menjadi pemimpin pondok pesantren, beliau mendirikan Fahmina Institute pada tahun 2000 yang merupakan sebuah LSM pemberdayaan masyarakat dan keadilan gender berbasis pesantren tradisional. Selain itu juga mendirikan Fahmina Islamic Studies Institute, sebuah perguruan tinggi Islam yang bertujuan membangun toleransi dan mengikis prasangka Islam Indonesia. Tulisan ini membahas pendekatannya dalam menafsirkan ayat Al-Quran dan tradisi Islam mengenai persoalan perempuan serta kontribusinya dalam pencerahan wacana gender dan feminisme dalam Islam terutama pengarusutamaan gender di Indonesia.

Husein Muhammad berkontribusi signifikan dalam merekonstruksi pemahaman gender dalam Islam melalui interpretasi kritis terhadap ayat-ayat Al-Quran dan tradisi fiqh yang patriarkal.Pendekatannya yang berbasis tauhid, keadilan, dan kontekstualisasi memungkinkan penafsiran ulang teks-teks agama yang selama ini digunakan untuk membenarkan ketidaksetaraan gender.Aktivisme nyatanya melalui pendidikan, pelatihan ulama perempuan, dan reformasi hukum keluarga telah memperluas dampak pemikirannya di tingkat pesantren dan masyarakat, meskipun menghadapi resistensi dari kalangan konservatif.

Penelitian lanjutan dapat mengkaji bagaimana generasi muda santri perempuan di pesantren tradisional menyerap dan mengadaptasi pemikiran feminis K.H. Husein Muhammad dalam kehidupan sehari-hari mereka, serta bagaimana pengaruhnya membentuk kesadaran gender di lingkungan yang masih konservatif. Selain itu, perlu diteliti dampak jangka panjang dari pelatihan ulama perempuan yang dilakukan oleh Fahmina Institute terhadap perubahan kebijakan atau praktik keagamaan di pesantren-pesantren mitra, khususnya dalam hal kepemimpinan ibu kyai dalam pengajian dan penafsiran teks. Terakhir, penelitian ini juga bisa menggali bagaimana penggunaan bahasa Arab dan istilah-istilah keagamaan dalam materi pelatihan gender membantu memperkuat legitimasi pemikiran feminis di kalangan ulama tradisional, serta bagaimana strategi ini dapat direplikasi dalam konteks budaya Islam yang berbeda di Asia Tenggara.

  1. Feminist Kyai, K.H. Husein Muhammad: The Feminist Interpretation on Gendered Verses and the Qur’ān-Based... aljamiah.or.id/index.php/AJIS/article/view/55203Feminist Kyai K H Husein Muhammad The Feminist Interpretation on Gendered Verses and the QurAoAn Based aljamiah index php AJIS article view 55203
  2. Project MUSE - Can One Critique Cancel All Previous Efforts?. project muse critique cancel previous efforts... muse.jhu.edu/article/633518Project MUSE Can One Critique Cancel All Previous Efforts project muse critique cancel previous efforts muse jhu edu article 633518
  3. Indonesian Muslims’ Discourse of Husband-Wife Relationship | Nurmila | Al-Jami'ah: Journal... doi.org/10.14421/ajis.2013.511.61-79Indonesian MuslimsAo Discourse of Husband Wife Relationship Nurmila Al Jamiah Journal doi 10 14421 ajis 2013 511 61 79
  1. #budaya islam#budaya islam
  2. #ketidaksetaraan gender#ketidaksetaraan gender
Read online
File size701.69 KB
Pages34
DMCAReport

Related /

ads-block-test