ESDMESDM

Indonesian Journal on GeoscienceIndonesian Journal on Geoscience

Dua aspek penting dalam eksplorasi migas adalah teknologi dan konsep eksplorasi, namun penggunaan teknologi tidak selalu cocok untuk wilayah dengan kondisi geologi yang tertutup oleh endapan vulkanik muda atau batugamping. Cekungan Jawa Barat Utara wilayah daratan sebagian besar tertutup oleh produk vulkanik, sehingga eksplorasi dengan metode seismik akan menghasilkan resolusi gambar yang kurang jelas. Untuk mengidentifikasi dan menafsirkan struktur bawah permukaan dan perangkap hidrokarbon telah dilakukan pengukuran gravitasi. Delineasi struktur hidung peta anomali Bouguer digunakan untuk menafsirkan kemungkinan adanya perangkap hidrokarbon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anomali Bouguer dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok: anomali rendah (<34 mgal), anomali menengah (34 - 50 mgal), dan anomali tinggi (>50 mgal). Hasil analisis kualitatif anomali Bouguer dan anomali sisa menunjukkan bahwa anomali rendah terkonsentrasi di wilayah Cibarusa bagian selatan subcekungan Ciputat dan di daerah Cikampek. Hasil delineasi struktur peta anomali Bouguer menunjukkan bahwa struktur hidung berada pada tinggian Cibinong-Cileungsi dan Tinggian Pangkalan-Bekasi, sedangkan delineasi struktur peta anomali sisa menunjukkan sisa struktur hidung berada pada Tinggian Cilamaya-Karawang. Secara lokal, lapangan gas Jatirangon dan Cicauh berada pada sayap struktur hidung Tinggian Pangkalan-Bekasi, sedangkan lapangan gas dan minyak Cilamaya Utara berada pada sayap struktur hidung Tinggian Cilamaya Karawang. Konsep migrasi suatu fluida/gas yang terkonsentrasi pada struktur hidung yang didelineasi dari data gaya berat dapat diterapkan di daerah penelitian. Konsep ini perlu diujikan pada daerah lapangan minyak/gas yang lain.

Subcekungan Ciputat yang membentang hingga selatan wilayah Jonggol dan dibatasi oleh dua tinggian memiliki potensi sebagai daerah sumber (kitchen area).Tinggian Cibinong–Cileungsi, Pangkalan–Bekasi, dan Karawang–Cilamaya diidentifikasi sebagai struktur yang memungkinkan terbentuknya perangkap hidrokarbon.Konsep eksplorasi berbasis data gravitasi ini dapat diterapkan untuk studi awal akumulasi hidrokarbon di bagian selatan Cekungan Jawa Barat Utara dan perlu diuji lebih lanjut pada wilayah lain dengan karakteristik geologi serupa.

Pertama, penelitian lanjutan disarankan untuk menguji keandalan metode delineasi struktur hidung berdasarkan peta anomali Bouguer di cekungan lain yang memiliki karakteristik tutupan endapan vulkanik muda atau lapisan batugamping tebal. Penelitian ini dapat mengambil area yang sudah memiliki data tangkapan seismik dan sumur eksplorasi untuk membandingkan hasil interpretasi struktur hidung dari data gravitasi dengan citra seismik hingga parameter kedalaman dan densitas batuan. Kedua, perlu dikembangkan penelitian kuantitatif yang mengintegrasikan data log sumur, parameter densitas lapisan, dan model geostatistik untuk menghasilkan peta anomali gravitasi yang dinamis dan dapat memprediksi keberadaan perangkap hidrokarbon dengan tingkat kepercayaan statistik. Model kuantitatif semacam ini diharapkan dapat memperbaiki batasan analisis kualitatif pada penelitian awal serta mengurangi ketidakpastian dalam menentukan lokasi sumur eksplorasi. Ketiga, studi terpadu lapangan dan laboratorium perlu dilakukan untuk memetakan jalur migrasi fluida serta mengevaluasi kualitas bahan sumber (source rock) di cekungan, dengan memanfaatkan data geokimia, analisis organik, dan simulasi migrasi. Dengan langkah ini, selain memvalidasi hipotesis akumulasi fluida di flank struktur hidung, juga dapat diperoleh prediksi jenis dan volume hidrokarbon yang lebih komprehensif.

File size1.8 MB
Pages10
DMCAReportReport

ads-block-test