CERICCERIC

Jurnal Keperawatan IndonesiaJurnal Keperawatan Indonesia

Mutu pelayanan di rumah sakit tak lepas dari kinerja sumber daya manusia keperawatan. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara persepsi perawat pelaksana tentang budaya organisasi dengan kinerjanya di ruang rawat inap sebuah Rumah Sakit di Bogor ini, merupakan penelitian cross sectional yang melibatkan 113 perawat. Instrumen yang digunakan adalah instrumen budaya organisasi dan kinerja yang telah dimodifikasi. Sebanyak 79,6% perawat pelaksana mempersepsikan kinerjanya baik dan 85% mempersepsikan budaya organisasinya baik. Perawat pelaksana yang berpersepsi baik terhadap organisasinya, mereka juga berkinerja lebih baik. Karakteristik perawat pelaksana dan persepsi perawat pelaksana terhadap budaya organisasi tidak berhubungan dengan kinerja. Budaya organisasi yang sudah baik dan kinerja yang optimal perlu dipertahankan dengan selalu mengevaluasi tiap komponennya, baik oleh manajemen maupun individu keperawatan.

Sebagian besar perawat pelaksana memiliki persepsi baik terhadap budaya organisasi dan kinerjanya di ruang rawat inap, serta menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan perawat dengan persepsi kurang, meskipun secara statistik tidak ditemukan hubungan antara karakteristik individu dan persepsi terhadap budaya organisasi dengan kinerja.Budaya organisasi yang sudah baik perlu dipertahankan melalui perbaikan berkelanjutan pada setiap komponennya, terutama pada aspek kebijakan dan pernyataan visi-misi yang masih dinilai kurang oleh sebagian perawat.Disarankan agar dilakukan penelitian kualitatif lanjutan mengenai budaya organisasi keperawatan di Indonesia serta identifikasi faktor lain yang memengaruhi kinerja perawat dengan metode observasi.

Pertama, perlu dilakukan penelitian kualitatif mendalam untuk memahami makna dan dinamika budaya organisasi keperawatan dari perspektif perawat di berbagai rumah sakit di Indonesia, terutama yang berbeda spesialisasinya dengan rumah sakit jiwa. Kedua, perlu dikaji faktor-faktor non-organisasional yang mungkin memengaruhi kinerja perawat, seperti motivasi intrinsik, beban kerja emosional, dan dukungan sosial di tempat kerja, untuk mengetahui variabel-variabel kunci yang dapat menjadi sasaran intervensi manajemen. Ketiga, disarankan penelitian yang mengamati langsung kinerja perawat melalui metode observasi terstruktur, bukan hanya berdasarkan persepsi diri, agar diperoleh data yang lebih objektif dan akurat mengenai hubungan antara budaya organisasi dan perilaku kerja nyata di ruang rawat inap.

  1. #variabel budaya organisasi#variabel budaya organisasi
  2. #perawat pelaksana#perawat pelaksana
File size373.25 KB
Pages10
DMCAReportReport

ads-block-test