LAPANLAPAN

Jurnal Teknologi DirgantaraJurnal Teknologi Dirgantara

Telah dilakukan analisa terhadap simulasi kinerja SKEA di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur menggunakan metode simulasi WAsP. Data yang digunakan sebagai masukan simulasi ini adalah data kecepatan dan arah angin hasil pengamatan langsung di Oelbukbuk, peta vektor Kabupaten TTS dan spesifikasi 3 merek SKEA kapasitas 600 kW. Kinerja SKEA merek NEG-Micon tipe NM 600-48 adalah yang terbaik diantara 2 merek lainnya yaitu Vestas tipe V44 dan Bonus tipe MKIV yang disimulasikan di wilayah Kabupaten TTS Provinsi NTT. Hal tersebut berdasarkan nilai CF yang dimiliki SKEA merek NEG-Micon tipe NM 600-48 yaitu 44,27 %.

Dari hasil simulasi diperlihatkan bahwa kinerja SKEA merek NEG-Micon tipe NM 600-48 adalah yang terbaik dengan nilai CF sebesar 44,27% dibandingkan dengan 2 SKEA yang lain yaitu Bonus tipe MKIV dengan nilai CF 39,87% dan Vestas tipe V44 dengan nilai CF sebesar 39,99%.

Penelitian lanjutan dapat memperluas cakupan simulasi kinerja Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Pertama, akan sangat bermanfaat untuk melakukan analisis WAsP pada seluruh wilayah kabupaten, bahkan meluas ke provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan menggunakan resolusi grid yang lebih rapat. Pendekatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara lebih presisi lokasi-lokasi potensial lainnya yang mungkin memiliki kondisi angin optimal yang belum terungkap, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan energi angin di daerah tersebut dan mendukung perencanaan infrastruktur energi terbarukan yang lebih komprehensif. Kedua, penting untuk tidak hanya terpaku pada satu kapasitas SKEA saja. Penelitian mendatang sebaiknya mengeksplorasi dan membandingkan kinerja berbagai jenis SKEA dengan kapasitas yang berbeda, misalnya unit yang lebih kecil untuk memenuhi kebutuhan komunitas terpencil atau unit skala besar untuk integrasi ke jaringan listrik utama. Ini akan membantu menyesuaikan teknologi turbin angin dengan kebutuhan energi spesifik serta karakteristik angin lokal yang bervariasi. Terakhir, setelah mengidentifikasi opsi SKEA yang paling cocok secara teknis, langkah selanjutnya adalah menganalisis kelayakan proyek secara holistik. Kajian ini harus mencakup aspek ekonomi yang mendalam, seperti perkiraan biaya investasi awal, biaya operasional jangka panjang, dan potensi pengembalian investasi, serta evaluasi dampak sosial dan lingkungan yang mungkin timbul. Mempertimbangkan faktor-faktor ini akan memberikan gambaran lengkap mengenai keberlanjutan dan penerimaan proyek SKEA di mata masyarakat, memastikan bahwa solusi energi yang dipilih tidak hanya efisien secara teknis tetapi juga berkelanjutan secara finansial dan harmonis dengan lingkungan dan masyarakat setempat.

File size2.51 MB
Pages9
DMCAReportReport

ads-block-test